Ada alasan mengapa kebanyakan dari kita di sini memakai seragam milisia, dan kewaspadaan serta latihan kalian masih merupakan faktor yang perlu, mungkin sekarang malah lebih daripada sebelumnya. Barangkali kebanyakan dari kita akan mengorbankan hidupnya untuk mempertahankan revolusi ini. Namun yang penting adalah-dan inilah yang menjadikan seorang revolusioner yang baik-bahwa kita harus melaksanakan pekerjaan kita sambil menyadari bahwa saat itu akan datang, dan menyiapkan diri untuk itu; pada saat yang sama, kita juga musti mengembangkan pekerjaan kita seolah-olah momen itu tak akan pernah datang, sambil terus memikirkan tentang pembangunan negeri ini secara damai, karena kita memiliki hak untuk berpikir seperti itu, dan karena itu adalah solusi yang ideal. Kalau mereka menyerang kita, kita harus mempertahankan diri; kalau bom-bom musuh merusakkan apa yang menjadi milik kita, sayang sekali! Tapi setelah kemenangan kita, kita akan membangunnya kembali. Namun hari ini yang harus kita pikirkan tiada lain kecuali membangun.
Hal ini selanjutnya mengarahkan kita pada analisis, pada neraca keseimbangan, mengenai apa yang kita miliki pada saat ini, secara politik dan ekonomi. Kita dapat mengatakan bahwa kita memiliki pemerintahan revolusioner-saya pikir tidak banyak keraguan tentang kenyataan ini, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan revolusioner, sebuah pemerintahan rakyat yang bekerja secara fundamental untuk memperbaiki standard hidup rakyatnya dan menciptakan kondisi bagi kesejahteraannya. Dan kita memiliki sesuatu yang lain yang sangat penting, sesuatu yang belum pernah ditekankan: kita telah menghancurkan rejim tentara lama hingga hancur berantakan. (Tepuk tangan) Dengan kata lain, apa yang pertama sekali dan paling pokok harus terjadi adalah penempatan para wakil rakyat di dalam pemerintahan; dengan itu kita memiliki sebuah pemerintahan rakyat. Namun sebuah pemerintahan harus mempertahankan dirinya dengan sesuatu dan sesuatu itu adalah, sayang sekali, tentara. Kalian harus memiliki tentara. Tentara sesungguhnya adalah sebuah badan parasit-hanya tentara kita saja yang hingga tahap tertentu bisa menghindarkan sifat parasit ini-namun sesungguhnya merupakan badan yang harus kalian punyai. Seandainya badan itu adalah tetap tentara lama, paling banter kita sudah ada di La Cabana.7) (Suara tertawa). Itulah yang bisa terjadi. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi rakyat dan tentara untuk menjadi satu dan sama. Pemerintahan revolusioner selanjutnya dapat bergerak maju dengan didukung oleh Tentara Pemberontak (Rebel Army, nama untuk kekuatan militer penentang rejim Batista, ed.) oleh angkatan bersenjata pemberontak, semuanya bersatu sebagai suatu kesatuan.
Lagipula, kita memiliki lokasi geografik dan tanah subur yang memungkinkan tingkat pembangunan yang luar biasa. Kita masih memiliki sumber daya mineral yang belum dieksplorasi. Kita, misalnya, adalah penghasil nikel terbesar kedua di seluruh dunia, paling tidak di dunia Barat, dan nikel adalah komponen utama dari semua peluru dan roket di dunia Barat dan juga persenjataan tank-setidaknya hingga saat ini-dan nikel juga ditemukan dalam logam campuran yang paling sensitif yang digunakan untuk merakit pesawat tempur. Dengan kata lain, nikel merupakan mineral strategis, mineral masa depan. Mungkin kita memiliki minyak, namun yang sudah pasti kita memiliki besi. Agak sulit memang untuk mengolahnya, tapi kita memilikinya, dan kita memiliki banyak jenis mineral lainnya. Kita tidak punya beberapa jenis mineral lain seperti batubara, namun kita akan mencari jalan untuk mendapatkannya. Kita juga memiliki kekayaan luar biasa sumberdaya tebu, sebuah potensi untuk mengkonversikan tebu menjadi industri gula kimiawi, yang akan menjadi sumber kekayaan yang tak habis-habisnya.
Itulah gambaran hal-hal bagus yang kita miliki. Namun kita juga memiliki beberapa hal buruk. Pertama, kita memiliki kelemahan seperti yang dimiliki semua negeri terbelakang. Kita adalah negeri dengan satu jenis hasil produksi yaitu gula. Kita adalah negeri yang seluruh kehidupannya bertumpu di sekitar produk tersebut, negeri dimana yang berkembang hanya pabrik pengolahan gula dan importir barang-barang manufaktur, yang dibeli dengan uang yang dihasilkan dari pabrik gula. Namun karena kita memiliki pemerintahan (di bawah rejim Batista, ed.) yang tidak secara gigih menjual gula kita itu selain dari pada menjadi antek sistem ekonomi yang didominasi oleh kekuatan kolonialis-dalam kasus kita adalah Amerika Serikat-kita tidak pernah ke luar dan mencari pasar baru untuk gula kita. Tidak jadi masalah bila bagian besar dari dunia memang mengkonsumsi lebih sedikit gula dari yang semestinya bisa mereka nikmati. Dan tidak jadi masalah bila daya beli sebagian besar dari dunia terus tumbuh dan bersedia membeli gula. Tapi, kita buta terhadap kenyataan itu. Kita memiliki sistem kuota; sistem kuota yang memungkinkan tuan-tuan tanah besar memiliki tanah lebih daripada yang mereka butuhkan. Itu berarti metode pertanian tidak mengalami kemajuan sedikitpun, karena tuan-tuan tanah besar itu tidak melakukan apa-apa kecuali membiarkan tebu tumbuh, memelihara sekedarnya, memanen setahun sekali, dan menanam kembali kira-kira sekali setiap tujuh tahun. Untuk alasan-alasan tersebut, sebuah negeri dengan kekayaan seperti Kuba, negeri dengan kesuburan seperti Kuba dan yang mengkhususkan dalam pertanian tebu, sungguh jauh ketinggalan dalam hal hasil pertaninan. Teknik pertanian kita berada pada tingkat yang sangat rendah.
Kita juga memiliki-dan setiap orang mengetahuinya-sebuah pangkalan udara militer, menggunakan istilah sangat halus, hanya sembilan puluh mil dari teritori kita, dan itu adalah sebuah pangkalan dengan segala macam penjahat perang, pangkalan potensial bagi operasi segala jenis agresi. Tak peduli apapun jenisnya, apakah diplomat-diplomat mereka di negeri kita atau pembunuh-pembunuh bayaran di negeri lain. Situasi agresi terhadap Kuba sedang mencapai tingkat yang amat tinggi. Kita adalah jantung strategis dari kawasan Karibia. Kita memiliki pangkalan militer yang bisa kita klasifikasikan sebagai sebuah pangkalan musuh di daerah teritori kita yang terus menerus melakukan provokasi, yang mengancam menjadi Maine di zaman ini.8)
Dan di atas segalanya, kita memiliki kehormatan sebagai bahaya "contoh buruk" bagi kawasan Amerika Latin. Kalian tahu, Eisenhower pernah berkunjung dan harus menangis karena gas air mata (gas air mata itu sesungguhnya ditujukan kepada para pemrotes kunjungan Eisenhower, ed.). Pokoknya, situasi presiden sungguh kritis.
Lalu, bila presiden kita yang melakukan kunjungan, seringkali ia mendapatkan penerimaan resmi yang dingin dari beberapa penguasa yang takut; namun penerimaan yang ia peroleh dari rakyat negeri itu sungguh luar biasa. Itulah kebanggaan kita dan kekuatan kita, namun di lain pihak hal itu juga berbahaya bagi kita. Kekuatan tersebut membangun sebuah "contoh buruk." Dan kekuasaan kolonial berusaha mengisolir kita-dari sesama pemerintahan setidaknya; namun, mengisolir kita dari rakyat adalah jelas tidak mungkin. Kekuasaan kolonial berusaha secara bertahap mengisolir kita.
Saya kira Fidel telah menyampaikan perihal tindakan yang sedang dipersiapkan Amerika Serikat, (ed.) yaitu menyapu Republik Dominika lebih dahulu untuk kemudian Kuba. Pertama mereka akan bertindak terhadap Republik Dominika, secara bertahap memutuskan hubugan diplomatik dengan diktator di sana. Selanjutnya mereka akan berkata, "masih ada diktator lain di Amerika Latin," dan mereka akan mulai menutup Kuba, dan ketika buah telah masak, mereka akan memetiknya. Itulah bahaya dari luar yang saya maksud.
Dewasa ini kita harus terus maju apapun bahaya politik yang kita hadapi. Kita hanya perlu mengukur kekuatan ekonomi kita dan kelemahan-kelemahannya. Begitu kita telah memperhitungkannya, begitu kita mengetahui secara tepat kemungkinan-kemungkinan apa yang ada, kita musti segera mengambil langkah pasti dan tegas untuk secara bertahap mencapai industrialisasi kita.
Sekarang, yang pertama harus kita lakukan adalah merumuskan sejumlah tujuan kita, sejumlah batasan bagi ambisi kita, jika bisa dikatakan demikian. Apa tujuan pokok kita, tujuan besar kita, garis-garis pokok yang ingin kita rintis? Dari sudut pandang politik, yang pertama kita inginkan adalah untuk bisa menentukan nasib kita sendiri, menjadi sebuah negeri yang mandiri, sebuah negeri yang bebas dari campur tangan asing, yang mencari sistem pembangunannya sendiri tanpa adanya campur tangan asing, dan yang dapat melakukan perdagangan secara bebas dengan seluruh dunia. Dan setelah itu, atau mungkin sebelum itu, kita ingin memperbaiki standar hidup rakyat kita, memperbaiki sebesar dan seambisius mungkin yang bisa dicapai, sementara pada saat yang sama mengevaluasi secara akurat apa masalah yang kita hadapi. Di sinilah kita harus teliti.
Kita mestinya tidak terlalu khawatir tentang masalah politik. Kita memiliki cukup tekad, cukup dukungan dari rakyat yang membuat kita tidak akan pernah bertekuk lutut karena masalah politik. Namun kita harus pastikan bahwa pembangunan ini tidak akan mengorbankan rakyat melampaui batas pengorbanan yang diperlukan.
Contohnya, saya akan katakan sesuatu untuk menghentikan desas-desus, karena saya tahu orang sedang membicarakan banyak hal. Ada barang-barang impor yang tidak kita miliki, yang banyak digunakan orang setiap hari. Misalnya, beberapa saat lalu seseorang memberikan permen karet pada saya. Ada banyak barang konsumsi yang, bila kita pikirkan, sebenarnya telah dicekokan kepada kita oleh kaum penjajah untuk kita gunakan, seperti halnya buku-buku komik, misalnya, yang datang pada kita dalam keadaan siap pakai dari Amerika Serikat. Banyak barang yang diajarkan kaum penjajah untuk kita pakai. Dan sekarang ketika produk-produk itu tak ada di sekitar kita, rakyat kemudian mengeluh. Dan mereka mulai bertanya-tanya sungguhkah pemerintah sedang memperbaiki standar hidup rakyat, ataukah akan menghilangkan barang-barang impor penting seperti permen karet dan barang-barang semacamnya.
Tentu saja, kita bisa berbuat salah di semua hal ini, karena kadang-kadang memang sulit memukul paku secara tepat di tengah. Meskipun demikian, kita musti selalu ingat, bahwa kita bisa tetap hidup tanpa barang-barang tersebut dan ternyata tidak terjadi apa-apa. Namun kita masih memiliki 300.000 penganggur, laki-laki dan perempuan di Kuba dewasa ini. Dan tidak bekerja pada umumnya berarti tidak makan atau makan sangat sedikit, yang berarti menjadi lemah, gampang sakit, atau pendeknya hidup dalam kemiskinan.
Kita tidak dapat, dan harus saya katakan di sini secara sangat terus terang, mengunyah semua permen karet yang kita inginkan, makan semua buah persik yang kita inginkan, meminum semua sari buah peer yang kita inginkan, yang diimpor dalam kaleng-kaleng kecil yang manis-dan pada saat yang sama menciptakan lapangan kerja bagi 300.000 orang yang menganggur dan 300.000 lainnya yang setengah menganggur.
Itu semua merupakan upaya yang berat. Coba pikirkan itu. Dewasa ini, jumlah tenaga kerja di Kuba mencapai 2,3 juta orang. Dengan kata lain, jumlah tenaga kerja adalah sepertiga dari jumlah penduduk negeri. Tiga ratus ribu diantaranya tidak bekerja, yaitu 13 persen-tidak begitu banyak sebenarnya, tapi masih ada 300.000 lainnya yang setengah pengangguran. Contoh paling tragis adalah buruh gula. Mereka bekerja, namun mereka adalah hampir mayoritas dari 300.000 orang setengah pengangguran itu, karena mereka hanya bekerja beberapa bulan saja dari satu tahun untuk memperoleh upah yang rendah, terutama buruh gula pertanian, dan selanjutnya selama beberapa bulan mereka tidak bekerja sama sekali.
Dewasa ini tugas dari pemerintahan revolusioner pada level ekonomi adalah, sebelum hal lainnya, pertama kali memecahkan problem pengangguran, dan setelah itu problem setengah pengangguran. Itulah sebabnya mengapa kita harus berjuang secara gigih menentang kenaikan upah, karena setiap upah naik itu berarti satu orang (tenaga kerja) upahan akan tersingkir. Modal negeri ini adalah satu kesatuan. Kita tidak dapat begitu saja mencetak uang, itu adalah sebuah kebohongan. Makin banyak kita mencetak uang makin berkurang nilainya. Karena modal kita adalah satu kesatuan, dan karena dengan modal itulah kita musti membangun negeri ini, kita harus berpikir keras tentang industri mana yang hendak kita kembangkan, bidang mana yang akan kita kerjakan, sehingga kita dapat memilih industri yang memberikan paling banyak pekerjaan. Saya ulangi: itulah tugas pokok kita, sebelum tugas yang lainnya, guna memastikan bahwa setiap orang di Kuba bisa makan. Setelah memastikan bahwa setiap orang di Kuba bisa makan setiap hari, selanjutnya, memastikan bahwa setiap orang berpakaian dan memiliki tempat tinggal yang layak di Kuba. Dan terakhir bahwa setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara cuma-cuma dan pendidikan secara cuma-cuma.
Namun soal pertama adalah pengangguran, itulah yang harus dipikirkan oleh kita semua. Kita musti ingat bahwa pertukaran mata uang asing bukanlah sebuah permainan, namun sebuah keharusan vital. Setiap sen dollar yang kita tabung adalah satu sen yang dapat diinvestasikan dalam sebuah perusahaan yang akan memberikan pekerjaan. Sekarang saya ingin mengajak bergerak lebih jauh, karena salah satu pertanyaan dasar lainnya yang perlu diajukan, yang secara alamiah sesungguhnya telah kita kerjakan lantaran kita harus mengikuti sebuah garis besar, adalah bagaimana dan dengan cara apakah pembangunan ini dicapai.
Pada dasarnya ada dua cara, masing-masing dengan variasinya, namun tetap ada dua cara. Salah satunya disebut perdagangan bebas. Istilah ini pernah digunakan untuk mengacu pada sebuah istilah dalam bahasa Prancis (laissez-faire) yang berarti "biarkan berlangsung." Biarkan semua kekuatan ekonomi bekerja secara bebas, secara setara, sehingga dalam kompetisi masing-masing kekuatan ini akan menghasilkan pembangunan negeri. Dengan kata lain, fasilitasi saja perdagangan bebas. Itulah yang sudah ada di Kuba. Dan apa yang terjadi? Saya seringkali menekankan contoh, karena apa yang terjadi memang dahsyat, dan menunjukkan betapa sebuah negeri dapat diperbudak secara ekonomi tanpa rakyat memiliki gagasan tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Tentu saja, ada juga sebuah kediktatoran, namun hal ini akan tetap berlangsung bahkan tanpa ada kediktatoran. Ada contoh yang amat drastis: ada sebuah perusahaan, sekarang sudah di tangan pemerintah, bernama Cubanitro. Perusahaan ini bernilai sedikitnya 20 juta peso dan akan terus dikembangkan dan yang akan memakan biaya lebih banyak lagi; ini adalah sebuah perusahaan yang akan bermanfaat bagi negeri kita. Perusahaan bernilai 20 juta peso itu dimiliki oleh sebuah kelompok pemilik saham yang katakanlah menanamkan saham 400.000 peso di dalamnya. Itu berarti 400.000 peso bisa memperoleh. Puncaknya, 400.000 peso itu dipinjam dari sebuah bank. Begitulah, seseorang yang hanya memiliki sebuah gagasan dan inisiatif bisa menjadi pemilik sebuah pabrik senilai 20 juta peso. Ia bisa menjadi seorang milyuner terbesar di Kuba hanya dalam waktu satu malam.
Di samping itu, pada umumnya pabrik tersebut dibangun dengan baik. Ada pabrik-pabrik lain di mana urusannya bukan pabrik itu sendiri, dengan kata lain, mereka bukanlah usaha industri yang dibangun untuk menghasilkan suatu barang. Bagaimanapun juga, jika kita berikan uang 20 juta peso kepada seseorang, ia tinggal mempekerjakan sejumlah buruh dan mengembangkan sebuah industri untuk negeri ini, itu bukan sesuatu yang buruk; hal itu memang sangat buruk, namun sebenarnya tidaklah terlalu buruk. Nah, ada kasus-kasus lain di mana kita memberikan 20 juta peso namun ternyata uang itu tidak dikembangkan di bidang industri; uang itu digunakan untuk membeli masin-mesin. Kira-kira 8 hingga 10 juta peso diinvestasikan dalam barang-barang rongsokan lainnya dan sisanya langsung masuk ke dalam kantong. Mereka tidak peduli dengan pabrik; pabrik tersebut memang dibiarkan hancur.
Pemerintahan revolusioner, misalnya, terpaksa harus mengoperasikan sebuah pabrik kertas Tecnica Cubana. Ini merupakan contoh klasik dari gejala tersebut. Pabrik itu dibangun hanya dengan tujuan mencuri uang melalui pinjaman. Ini merupakan contoh-contoh di tingkat negara, karena uang negara dipinjamkan untuk perdagangan bebas. Walaupun mungkin tidak semua perusahaan seperti itu, begitu mereka memperoleh kekuatan mereka mulai membangun persengkokolan dengan penguasa-penguasa militer saat itu, dengan para politisi saat itu, dalam rangka memperoleh lebih banyak lagi keuntungan.
Contoh lain dari perusahaan bebas adalah sebuah surat yang pernah dibacakan oleh Fidel dari wakil Radio Cremata, yang menawarkan pelayanan stasiun radio tersebut bagi perusahaan listrik sebagai sebuah perwakilan dari rakyat Kuba. Inilah contoh lain dari perdagangan bebas.
Sebagai tambahan untuk semua itu, tambahan untuk bukti kelicikan dan keinginan untuk mencuri, ada contoh lain dari perdagangan bebas, yaitu banyak pabrik yang macet. Mengapa? Ada dua alasan: Pertama, pabrik-pabrik itu milik usahawan kecil, kapitalis skala kecil Kuba, dan mereka harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan monopoli raksasa, yang bisa secara gampang menurunkan harga produknya pada saat mereka bertindak sebagai pesaing. Karena perusahaan-perusahaan itu beroperasi pada skala dunia, sehingga ongkos produksinya lebih murah. Namun sebuah perusahaan kecil akan bangkrut dalam waktu enam bulan. Dan alasan kedua untuk pabrik-pabrik yang tak jalan adalah adanya anarkhi yang berlangsung di sini. Sebagaimana di setiap sistem perdagangan bebas, ketika seseorang membangun sebuah pabrik sekrup dan menghasilkan uang, tetangga sebelahnya juga berpikir tentang pabrik sekrup sebagai usaha yang baik dan membangun pabrik yang sama. Namun pada saat yang sama, dua orang lain lagi memiliki ide dan melakukan hal yang sama. Hasilnya adalah bahwa pada saat yang sama empat pabrik sekrup mulai beroperasi untuk sebuah pasar yang hanya membutuhkan satu pabrik, dan selanjutnya kita tinggal menyaksikan penutupan pabrik-pabrik.
Ada akibat lain dari perdagangan bebas. Dengan sistem pengangguran demikian dan sistem yang membiarkan kekuatan-kekuatan ekonomi bertarung satu sama lain, seorang buruh harus menjual dirinya sebagai barang yang bekerja, bersaing dengan tetangganya sesama buruh yang juga lapar dan yang juga harus menjual dirinya. Dan para kapitalis memandangnya hanya sebagai membeli komoditi yang paling murah. Selalu ada seseorang yang lebih lapar daripada yang lain, atau lebih lemah daripada kebanyakan, atau yang mengkhianati kepentingan kelasnya dan runtuh-pasrah. Itulah orang-orang yang memperoleh pekerjaan, orang yang memperoleh keistemewaan, dan orang yang menetapkan standar hidup sangat rendah bagi sesama buruh lainnya yang mengikuti dan yang akan menerima kondisi tersebut. Itulah akibat lain dari perdagangan bebas.
Terkadang situasi sebaliknya terjadi. Sebuah perusahaan kapitalis, sebuah perusahaan monopoli asing, menujukkan kepada negara, atau kepada perusahaan-perusahaan kapitalis negeri itu, betapa efisien dan beruntung dirinya. Ia membayar upah buruhnya lebih tinggi daripada kebanyakan perusahaan lain dan menjadikan para buruhnya sebagai orang-orang yang lebih istimewa. Buruh itu adalah buruh yang memperoleh sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan asing, yang memperoleh upah lebih tingi, yang semata-mata harus loyal kepada perusahaan yang "baik" tersebut, yang menggaruk, seperti perusahaan minyak, misalnya, kira-kira 30 juta peso hasil keuntungan per tahun.
Dengan kata lain, saya hanya mengeluh tentang seorang Kuba yang telah mengantongi 20 juta peso, namun di lain pihak ia disingkirkan oleh perusahaan minyak yang mengeduk 34 juta peso per tahun, bukan hanya 20 juta lewat selama hidup mereka. Inilah yang terjadi pada perusahaan listrik, perusahaan telepon, semua gurita-gurita raksasa internasional itu. Mereka memiliki sebuah sistem: membayar upah sedikit lebih tinggi.
Itulah alat untuk memecah-belah kelas pekerja. Lebih-lebih lagi, segera mereka mulai menekankan bahwa pegawai mereka adalah orang-orang istimewa, memberi mereka klub tersendiri, klub ekslusif. Selain itu, kulit hitam tidak boleh bekerja di tempat itu karena tempat itu khusus untuk kaum kulit putih saja-suatu alat lainnya untuk memecah-belah buruh. Inilah akibat lain dari adanya perdagangan bebas. Tentu saja kita melihat hal ini, karena itu adalah contoh kongkret yang kita kenal, contoh sebuah sistem yang berkuasa di Kuba dan yang sekarang sedang mereka jual kepada kita sebagai satu-satunya jalan yang paling mungkin dan demokratis bagi sebuah negeri untuk berkembang.
Namun ada sebuah sistem lain. Sebuah sistem yang kita yakini, di mana kita dapat mengucapkan: "Kita adalah kaum revolusioner, kita adalah pemerintahan revolusioner yang mewakili rakyat." Karena itu, untuk siapakah kita membangun industri, dan siapa yang harus diuntungkan kalau bukan rakyat? Dan kalau rakyat yang harus mengambil keuntungan, dan kalau kita adalah wakil rakyat, kitalah, pemerintah, yang harus mengontrol proses industrialisasi dan menanggung beban industrialisasi, sedemikian rupa sehingga anarkhi tidak muncul. Di mana sebuah pabrik sekrup dibutuhkan akan didirikan sebuah pabrik sekrup. Di mana sebuah pabrik baju dibutuhkan maka akan didirikan sebuah pabrik baju, bukan tiga. Mula-mula kita akan menghemat modal negeri. Lagi pula, bila sebuah industri dasar besar dibutuhkan, bahkan sekalipun tidak menghasilkan uang, bahkan seandainya itu bukanlah langkah terbaik dari sudut pandang usaha, industri dasar itu akan dibangun, karena industri itu yang akan memberikan dasar bagi keseluruhan jalan menuju industrialisasi.
Di luar itu semua, kita tidak akan pernah harus mematahkan pemogokan, atau mematahkan sebuah pemogokan buruh dengan tipu daya, dengan beberapa manuver di bawah tangan, atau dengan beberapa taktik yang memecah belah.
bersambung... ke: Kader Adalah Tulang Punggung Revolusi (Che Guevara) Bagian 3
Tulisan sebelumnya: Kader Adalah Tulang Punggung Revolusi (Che Guevara) Bagian 1
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.