Pidato ini diberikan sebagai bagian dari seri acara televisi programa "Kemajuan-kemajuan Kuba," di depan buruh-buruh dari Kementerian Komunikasi. Tak lama setelah pidato ini, pemerintahan revolusioner menjalankan nasionalisasi, antara bulan Juli dan Oktober 1960, yang menghapuskan pemilikan peribadi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan kapitalis-kapitalis Kuba. Pidato ini dipublikasikan pada tanggal 19 Juni 1960, terbitan dari Revolucion.
Sebuah revolusi seperti yang kita alami, sebuah revolusi oleh rakyat dan untuk rakyat, tak dapat maju terkecuali pada setiap penaklukan dan setiap langkahnya dilakukan oleh seluruh massa publik, oleh seluruh massa rakyat. Dan dalam mengambil langkah-langkah tersebut, secara antusias, kita musti memahami proses revolusionernya, kita harus mengetahui mengapa perlu mengambil langkah demikian dan kita melakukannya dengan senang hati. Dan yang juga penting adalah bahwa dalam setiap momen pengorbanan, kita tahu mengapa kita harus malakukan pengorbanan itu, karena jalan menuju industrialisasi-yang pasti adalah jalan untuk kesejahteraan kolektif dalam era kerajaan ekonomi ini-bukanlah jalan yang gampang. Sebaliknya, adalah jalan yang sungguh sulit.
Saya ingin sampaikan sesuatu yang lain kepada kalian. Begitu kontradiksi dan gerakan rakyat di semua kawasan terbelakang di dunia ini berhasil mengusir eksponen imperialisme ekonomi yang paling agresif, yakni Amerika Serikat, segera agresinya akan berbalik bahkan dengan lebih kuat melawan kawasan yang paling dekat dan paling ketat dikontrolnya, yaitu kawasan Amerika-dan seluruh kawasan Amerika, mengganggu "kuda betina" kawasan itu, kawasan Karibia.
Dengan kata lain, kebangkitan luar biasa ini, kebangkitan besar rakyat di Korea, di Turki, di Jepang -untuk menyebut hanya sebagian dari contoh-contoh paling eksplosif di kawasan lain di luar benua kita-juga mengandung sebuah bahaya bagi Kuba.1)
Selama bulan April dan Mei 1960, mahasiswa Turki yang menuntut hak-hak demokratik dijawab oleh peluru, dan pemerintahan Perdana Menteri Menderes mengumumkan undang-undang darurat. Di bawah kondisi tak stabil ini, sebuah kudeta militer telah menggulingkan pemerintahan.
Pada bulan Juni 1960 puluhan ribu demonstran Jepang memprotes rencana kujungan Presiden Eisenhower ke negeri itu, yang berakhir dengan dibatalkannya perjalanan tersebut. Saat ini kita harus menganggap, tanpa kesopanan semu, bahwa sampai derajat tertentu kita ikut bertanggung jawab atas kenyataan terjadinya semua peristiwa tersebut. Jelas telah terjadi sebuah kebangkitan rakyat negeri-negeri terbelakang, dan sampai tingkat tertentu contoh Kuba telah memberikan sumbangannya, terutama di bumi Amerika Latin. Jelas bahwa pengaruh tersebut lebih banyak terasa di Amerika Latin daripada di negeri-negeri seperti Jepang, dengan jumlah penduduk 90 juta jiwa atau kurang sedikit, dengan tingkat industri yang luar biasa. Namun apapun kenyataannya, telah nyata terbukti bahwa kekuatan kolonial tak ada artinya ketika berhadapan dengan rakyat yang telah bertekad untuk melenyapkan kolonialisme itu.
Itulah aspek positif dari jalan yang kita pilih, jalan yang akan memberi inspirasi solidaritas internasional bilamana ada agresi. Dan bila saya berbicara tentang agresi, saya berbicara tentang agresi yang sesungguhnya. Saya tidak berbicara tentang agresi kecil-kecilan. Saya tidak berbicara tentang agresi ekonomi seperti yang baru akan dilancarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat terhadap gula Kuba.2) Dengan kata lain, jalan kita adalah jalan yang sangat sulit, dan kekuatan kita terletak pada persatuan antara kaum buruh, petani, dan seluruh kelas-kelas miskin negeri ini, yang perlu melangkah maju ke masa depan.
Sekarang, pembahasan ini ditujukan secara langsung kepada kelas buruh; bukan kepada petani tetapi kepada buruh, karena dua alasan. Pertama, karena kaum tani telah menyelesaikan seluruh tahap pertama dari tugas sejarahnya. Mereka telah berjuang secara gagah berani untuk memenangkan hak mereka atas tanah, dan mereka telah mulai menerima buah dari penaklukan itu; mereka sepenuhnya mendukung revolusi. Kelas pekerja masih harus berupaya meraih buah dari industrialisasi, buah dari kekuatan gerakan revolusioner. Dan itu belum diterima karena tugas pertama yang harus dikerjakan terlebih dahulu adalah meletakkan landasan pokok bagi industrialisasi, dan hal itu telah dikerjakan secara sempurna dengan perubahan pemilikan tanah. Dengan kata lain, landasan itu diletakkan melalui reforma agraria.
Kita telah menyusuri bagian tersebut dari jalan ini, dan sekarang kita sedang melangkah dengan semangat dan aspirasi yang luar biasa di atas jalan menuju industrialisasi. Pada titik ini, peran kelas pekerja menjadi faktor yang menentukan. Apakah kelas pekerja akan memahami secara sempurna seluruh tugas-tugasnya dan pentingnya momen ini, dan kita akan meraih keberhasilan; atau mereka tidak paham, dan industrialisasi hanya akan menjadi upaya setengah hati lainnya seperti yang terjadi di kawasan Amerika Latin untuk menghapuskan penindasan kolonial.
Saya ingin mengatakan secara langsung kepada kalian dan menganalisa fakta-faktanya secara tepat, karena diantara kaum revolusioner adalah lebih baik mengetahui semua kesalahan-kesalahan yang mungkin akan dilakukan oleh masing-masing kita dan berusaha memperbaikinya. Bukan rahasia lagi bahwa kekuatan gerakan revolusioner terutama terletak di tangan kaum tani, dan kedua di tangan kelas pekerja. Ada alasan untuk itu. Alasan pertama, bahwa gerakan pemberontakan kita yang paling kuat berbasis pada daerah-daerah petani, dan di antara pemimpin yang paling gigih, Fidel Castro, ada di daerah petani. Namun ada pula alasan ekonomi dan sosial terpenting untuk hal ini: Kuba, seperti semua negeri terbelakang, tidak memiliki proletariat yang kuat.
Di kebanyakan negeri industri, khususnya adalah negeri industri baru yang tercipta karena hubungan dengan rantai modal monopoli, buruh kadang-kadang menjadi individu yang diistimewakan. Sementara buruh gula harus berkeringat sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam selama tiga bulan dalam satu tahun dan kemudian mereka kelaparan untuk sembilan bulan berikutnya, beberapa jenis buruh lainnya bisa bekerja sepanjang tahun dan memperoleh upah sebanyak lima atau enam kali lipat dari yang diterima buruh gula. Hal ini membuat perbedaan besar dan karena itu menimbulkan gagasan perpecahan diantara mereka. Inilah yang secara konstan selalu diciptakan dan dipertahankan oleh kekuatan kolonial: gagasan pemecahbelahan diantara kaum buruh, sehingga buruh yang diistimewakan akan berusaha mempertahankan hak istimewanya itu, dan sementara mereka yang berada di bawah akan berusaha untuk merangkak ke atas, bukan melalui usaha kolektif tetapi dengan cara sendiri-sendiri, sehingga menghancurkan solidaritas di antara kelas buruh.
Itulah sebabnya mengapa, setelah kemenangan revolusi, kita kadang-kadang bahkan menghadapi kesulitan dalam pertarungan menentang wakil-wakil dari Mujalisme, wakil dari seluruh boneka-boneka yang didudukkan dalam CTC.3) Dan hal ini juga telah menghambat perkembangan gerakan buruh. Saat ini kita tidak dapat mengatakan bahwa pemimpin-pemimpin serikat buruh lama dari masa terdahulu tersebut sudah dieliminasi secara total, namun mereka sedang berada dalam perjalanan menjadi sebuah kenangan masa lalu. Mereka yang telah berbuat kekeliruan sedang dalam proses memperbaikinya, dan mereka yang telah secara sadar bertindak menentang rakyat sedang disingkirkan satu per satu.
Di dalam barisan kelas buruh, bagaimanapun juga, masih terdapat semangat yang membuat buruh memandang hanya satu pembedaan saja: buruh di satu sisi dan majikan di sisi lain, sebuah sikap simplistik yang mereduksi semua analisa menjadi satu pembedaan besar tersebut: buruh melawan majikan.
Dewasa ini, di tengah-tengah proses industrialisasi di mana negara memainkan peran sangat penting ini, buruh seringkali memandang negara hanya sebagai majikan yang lain, dan memperlakukannya juga sebagai majikan. Namun karena negara (Kuba, ed.) ini justru kebalikan dari negara-majikan, maka kita harus menetapkan sebuah dialog-yang seringkali panjang dan melelahkan-dengan kaum buruh yang pada akhirnya bisa diyakinkan, namun selama masa tersebut telah menghambat langkah maju.
Saya bisa saja menunjukkan beberapa contoh hangat, namun tidak ada gunanya menunjuk pada kasus-kasus individual atau pada orang-orang tertentu. Saya yakin bahwa kebanyakan dari contoh-contoh ini sebenarnya adalah akibat dari mentalitas yang justru harus kita bongkar, bukan akibat dari sebuah keyakinan buruk atau sebuah niat yang disengaja untuk menghambat revolusi. Yang harus jelas dipahami oleh setiap orang adalah apa yang pernah dikatakan Fidel tempo hari. Pemimpin buruh yang paling baik bukanlah orang yang berusaha memperoleh roti hari ini untuk kawan-kawannya; pemimpin buruh yang baik adalah orang yang mengusahakan agar setiap orang memperoleh roti dari hari ke hari, orang yang memahami secara sempurna proses revolusioner dan, dengan menganalisa dan memahaminya secara menyeluruh, akan mendukung pemerintah dan meyakinkan kawan-kawannya, atau menjelaskan pada mereka alasan-alasan untuk tindakan-tindakan revolusiner yang diambil.4) Ini tidak berarti bahwa pemimpin buruh harus menjadi seperti burung beo, sekedar mengulang apa yang dikatakan pemerintah kepadanya melalui menteri perburuhan atau melalui departemen-departemen lainnya.
Jelas bahwa kesalahan mungkin juga terjadi pada pihak pemerintah, dan pemimpin buruh yang akan menunjukkan kesalahan itu dan terus mengingatkan pemerintah kembali jika kesalahan tersebut terulang kembali atau belum diperbaiki. Hal itu tidak lebih dari sekedar masalah prosedur, karena saat ini ada banyak wakil rakyat di pemerintahan, yang bertekad untuk melayani rakyat dan bersemangat untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah kita lakukan, karena tak seorangpun yang kebal di sini. Sekelompok orang muda tanpa pengalaman sebelumnya, yang harus menempatkan diri (dalam sejarah revolusi Kuba, ed.) pada kemudi akselerasi proses pembangunan bangsa, menentang kekuatan ekonomi dan militer yang paling kuat di seantero benua dan di seantero yang disebut Dunia Barat, secara alamiah tentu akan membuat kesalahan. Di sini letak tugas para pemimpin buruh, untuk menunjukkan kesalahan dan, bila perlu, meyakinkan para pemimpin pemerintahan untuk memperbaiki kesalahan, dan terus mendesak sampai ke pemimpin tertinggi dari pemerintahan revolusioner, hingga kesalahan itu diperbaiki. Adalah juga tugasnya untuk menunjukkan kepada kawan-kawannya apa kesalahan tersebut dan menunjukkan bagaimana memeranginya, bagaimana memperbaikinya, namun harus selalu melalui diskusi.
Sungguh tak dapat dimaklumi dan akan menjadi awal dari kejatuhan kita bila kaum buruh terpaksa melakukan pemogokan, misalnya, karena negara-majikan (dan di sini saya membicarakan proses industrialisasi, yakni, partisipasi yang besar dari negara dalam keseluruhan proses ini) mengambil posisi yang sangat keras kepala dan sangat absurd sehingga memaksa buruh melakukan mogok. Hal itu akan menjadi awal dari akhir pemerintahan rakyat, karena hal itu akan menjadi pengingkaran dari segala sesuatu yang telah kita perjuangkan.
Memang, kadang-kadang pemerintah akan meminta kepada kaum buruh di sektor-sektor tertentu untuk berkorban. Karena diminta, buruh-buruh gula telah dua kali membuat langkah ke depan seperti ini. Mereka telah membuktikan diri menjadi-dan saya katakan ini dengan sejujurnya-kelompok pejuang paling gigih, dengan kesadaran kelas paling tinggi, kesadaran mendalam terhadap tugas-tugas revolusioner mereka. Namun pada titik tertentu, demi kepentingan seluruh komunitas, kita semua harus memikul tanggung jawab tersebut dan untuk sementara melupakan beberapa hak-hak istimewa kita. Di situ letak tugas pemimpin buruh: menganalisa momen tersebut, menganalisanya dan memastikan bahwa pengorbanan buruh, seandainya perlu, adalah seminimal mungkin. Meskipun demikian, pada saat yang sama ia mesti meyakinkan kawan-kawannya sesama buruh bahwa pengorbanan itu perlu dan menjelaskan mengapa perlu, sehingga setiap orang menjadi yakin. Karena dalam sebuah pemerintahan revolusioner, pengorbanan tidak bisa dipaksakan dari atas; pengorbanan itu harus merupakan hasil dari keinginan dan keyakinan semua yang melakukannya.
Industrialisasi merupakan kerja pengorbanan. Memasuki proses percepatan industrialisasi bukanlah sebuah plesiran, dan kita akan menyaksikannya di masa depan. Kekuatan kaum monopoli telah menghantam kita, atau paling tidak mereka telah memperlihatkan kuku-kuku tajam mereka, karena sampai saat ini mereka masih belum melancarkan pukulan dalam kasus minyak.5) Masalah minyak adalah sesuatu yang hampir saja meruntuhkan pemerintahan revolusioner, atau penyerahan secara total, belum lama ini. Untungnya, saat ini ada negara-negara yang memiliki minyak dan memiliki kemandirian penuh untuk menjualnya, dan memiliki kekuatan untuk mengangkutnya ke negara yang telah membelinya, tak peduli betapa kuatnya permusuhan.
Dengan kata lain, hubungan kekuatan di dunia dewasa ini telah memungkinkan Kuba untuk menyingkirkan rintangan yang memisahkan negeri terjajah dari negeri tak terjajah: kontrol terhadap sumber daya alam dan industri dasarnya.
Tidak ada gunanya kita memiliki lapisan bawah tanah, sebab kita belum tahu apakah tanah kita mengandung minyak atau tidak, dan minyak harus dicari, dan biayanya sangat mahal. Sementara industri kita harus tetap jalan.
Kalian semua tahu bahwa sebuah negeri dewasa ini 90% atau bahkan lebih tergantung pada listrik untuk tetap bisa beroperasi, dan bahwa listrik di sebuah negeri seperti Kuba 90% atau lebih tergantung pada minyak. Dengan kata lain, minyak adalah titik strategis di atas mana sebagian besar pertentangan kepentingan berlangsung. Kita sadari bahwa cepat atau lambat pertentangan itu pasti akan berlangsung, namun kita sudah melakukan cara-cara legal dalam berhadapan dengan perusahaan-perusahaan asing. Kenyataan selanjutnya, ternyata mereka menampilkan arogansi monopolistiknya, berusaha saat itu juga menciptakan masalah, sebagaimana akan mereka lakukan pada kesempatan lain, mencoba menciptakan masalah yang serius.
Sebagaimana saya katakan sebelumnya, ada satu bangsa yang memiliki minyak, yang memiliki kapal untuk membawanya kemari, mau membawanya ke sini, dan punya kekuatan untuk melakukan itu. (Tepuk tangan) Kalau saja saat itu kita belum mampu memperhitungkan pasokan minyak itu, dilema kita pada saat ini tentu akan berbeda. Bisa jadi kita akan dihadapkan pada pilihan menyerah untuk selamanya, atau kembali ke masa-masa nenek moyang Siboney kita,6) dengan hanya satu kemajuan-karena kita telah memiliki kuda dan burror, yang tidak mereka miliki pada masa itu-namun membuat semua industri kita lumpuh. Tentu saja situasi tersebut amat sulit. Saya bahkan tidak ingin memikirkannya. Beruntung sekali situasi kita tidak seperti itu, dan kita harus bergerak maju terus.
Namun hal itu bukan berarti bahwa bahaya telah berlalu sepenuhnya, bahwa kemenangan akhir telah diraih, dan bahwa apa yang perlu kita lakukan sekarang adalah melakukan analisa masalah-masalah industrialisasi.
bersambung... ke Kader Adalah Tulang Punggung Revolusi (Che Guevara) Bagian 2
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.