"Since Allah is the Truth of Life, seeking truth means seeking Allah." -Team Hamba Allah
KATA SAMBUTAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Tulisan ini sudah dishare lebih dari 49.000 orang di Facebook, JRX Superman is Dead, JFlow, Kill The DJ (Marzuki Mohamad), Adri Prakarsa "Nidji", Fadjroel Rachman, Ulin Yusron, M. Iqbal Lubekran (staf Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama), Ndorokakung (Wicaksono), Monstreza (Faizal Iskandar), Supermomo (Rama Baskoro), Badutromantis (Intan Anggita), Iman Brotoseno, Agus Noor, Rahung Nasution, Kemal Arsjad, Kristina "KD", Shafiq Pontoh, Anton DH Nugrahanto (Divisi Media Sosial Tim Pemenangan Nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla), Nadine Alexandra Dewi Ames (Puteri Indonesia 2010, Miss Universe Indonesia 2011), dan masih banyak lagi di Twitter.
1. Tulisan ini sangat ditakutkan kubu Prahara, Muhammad Riza Chalid, Bambang Trihatmodjo, Hutomo Mandala Putra, Anthony Salim, Tomy Winata, Aburizal Bakrie, Probosutedjo, Bob Hasan, Mafia Berkeley pimpinan Pendiri Partai Soska/Sosialis-Kanan Indonesia Raden Mas Soemitro Djojohadikoesoemo (priyayi yang dididik di Belanda), Yusril Ihza Mahendra, Fuad Bawazier, Ny Ani Yudhoyono, Nathaniel Rothschild "Zionis", dan Rob Allyn "George W. Bush" untuk diketahui orang banyak, khususnya yang tinggal di Sumatera Barat dan Jawa Barat.
2. Tulisan ini sangat membantu relawan Anies Baswedan-Dahlan Iskan-Joko Widodo-Tri Rismaharini-Billy Boen dalam memahami peta politik Indonesia yang "ujung-ujungnya duit" (/ “follow the money”) dan kami yakin suatu saat tulisan ini menyelamatkan Anda dan meningkatkan pahala Anda.
Akhir kata, kami sadar bahwa tulisan ini tidak mungkin ada tanpa data dan bantuan dari Forum Studi Islam FEUI, Persekutuan Oikumene FEUI, Keluarga Umat Katolik Sivitas Akademika FEUI, Badan Otonom Economica FEUI, PO UI, KMK UI, SALAM UI, Masyarakat Desa Tulung Rejo Pare Kediri/"Kampung Inggris" (Smart, Elfast, Logico dan The Gravity), Team Pengajar pro bono Masjid Terminal Depok Program SBMPTN, Indonesia Mengajar, BTA Group (BTA 8 dan BTA 45), Open Government Indonesia, dan Indonesia Mengglobal. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih dan tanpa mengulur waktu lebih banyak, kami ucapkan selamat menikmati.
_________________________________________________________________________________
TEASER (PENGGODA)
"Indonesia constitutes the greatest prize in the Southeast Asian area." -Richard Nixon, "Asia After Vietnam", Foreign Affairs, October 1967, p. 111.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, usai Indonesia ditolak Amerika Serikat dalam pembelian alutsista dan Dr. (HC) Ir. Soekarno (Pendiri Partai PNI) memutuskan untuk membeli alutsista dari Uni Soviet ketika Perang Barat versus Komunis, terjadi tiga peristiwa yang amat penting di Indonesia yakni "pemberian" Supersemar kepada Letnan Jenderal Soeharto,pengeksekusian UU Penanaman Modal Asing oleh Pendiri Partai Soska/Sosialis-Kanan Indonesia Raden Mas Soemitro Djojohadikoesoemo (priyayi yang dididik di Belanda), dan penguasaan Pertamina oleh militer. Oleh karena itu, kami sangat yakin bahwa orang tua Anda masih mengingat dengan baik siapa Direktur Utama Pertamina tahun 1968-1976. Iya benar. Letnan Jenderal Ibnu Sutowo yang tinggal persis di samping Jalan Cendana, Menteng.
Ia mulai aktif di dunia perminyakan sejak tahun 1956, resmi menjadi Direktur Utama Pertamina sejak tahun 1968, dan sudah memiliki simpanan pribadi sekurang-kurangnya 226,2 juta USD pada tahun 1970. Tahun 1976, beliau diganti karena marak diberitakan soal korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Korupsi ini membuat Pertamina berutang sebesar 10,5 miliar USD atau 30% total output (PDB) Indonesia saat itu. Luar biasa bukan?
*Selingan: Sejak tahun 1970, Ibnu Sutowo sering berpergian ke New York Amerika Serikat dan sering menyuruh Bob Tutupoly datang ke New York untuk membawa rendang dan menyanyi di restoran termahal di New York yang di-booking secara penuh oleh Ibnu Sutowo.
*Selingan: Gaya hidup mewah Ibnu Sutowo dan keluarga yang lain dapat dilihat di internet. Salah satu contohnya ada di http://www.merdeka.com/peristiwa/gay...-keluarga.html
*Selingan: Ibnu Sutowo disebut Atmakusumah, Redaktur Pelaksana Harian Indonesia Raya (surat kabar yang paling keras menyoroti kebijakan-kebijakan Ibnu Sutowo saat itu), memegang kartu truf Letnan Jenderal Soeharto (mertua the American's fair-haired boy.)
*Selingan: Lima bulan setelah "pemberian" Supersemar, Ibnu Sutowo menandatangani perjanjian Production-Sharing Contract (PSC) dengan Independent Indonesian American Petroleum Company (IIAPCO) yang berkantor pusat di Delaware, Amerika Serikat. Menurut Greg Muttitt dalam Buku "A Game As Old As Empire", PSC tersebut merupakan PSC yang pertama di dunia.
*Selingan: Entah dimana hati nurani Ibnu Sutowo. Saat itu, Indonesia masih dilanda bencana kelaparan yang sangat besar. Namun karena cadangan devisa (/simpanan mata uang asing oleh Bank Indonesia) tak cukup untuk mengimpor bahan pangan, negara-negara sahabat terpaksa memberi bantuan pangan kepada Indonesia. Tak heran, tinggi rata-rata penduduk Indonesia (baik pria maupun wanita) jauh lebih rendah daripada tinggi rata-rata penduduk Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan bahkan Kamboja.
Sayangnya, hingga detik ini ia tidak pernah diadili, keluarganya tetap tinggal di samping Keluarga Cendana dan masih saja kerap membuat ulah, seperti menipu Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan menipu Bank Indonesia.
*Selingan: Anak Ibnu Sutowo, Adiguna Sutowo, mendirikan PT Mugi Rekso Abadi (MRA) pada tahun 1993. MRA memiliki 35 anak perusahaan, antara lain: Hard Rock Café di Bali dan di Jakarta, Zoom Bar & Lounge, BC Bar, Cafe 21, Radio Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Bali), i-Radio, majalah Cosmopolitan, majalah FHM, Four Seasons Hotel dan Four Seasons Apartement di Bali, dealership Ferrari, Maserati, Mercedes Benz, Harley Davidson, Ducati, dan Bulgari.
*Selingan: Adiguna Sutowo dan istri gitaris Piyu "Padi" terlibat dalam penabrakan pagar rumah istri kedua Adiguna Sutowo.
*Selingan: Putra bungsu dari Adiguna Sutowo, Indraguna Sutowo (Pembalap), menikah denganDian Sastrowardoyo (lulusan Filsafat, mantan pacar anak pendiri Pemuda Pancasila) pada Mei 2010.
Titel Direktur Utama Pertamina boleh saja tidak lagi dipegang Ibnu Sutowo, namun kekuasaan militer pada sektor perminyakan tetap mendominasi hingga hari ini. (Direktur Utama Pertamina selanjutnya adalah Mayor Jenderal Piet Haryono, Mayor Jenderal Joedo Soembono, dan Mayor Jenderal Abdul Rachman Ramly) Maka, bukan suatu pemandangan yang langka di Indonesia, di samping kantor-kantor Pertamina terdapat markas-markas militer.
*Selingan: Usai reformasi 1998, KKN antara perminyakan dan militer tidak dapat dilenyapkan dan malah membantu militer berjaya kembali. Hal ini terwujud dengan penggunakan BIN dan TNI (termasuk di dalamnya Babinsa) untuk memenangkan Partai Demokrat di pemilu 2004, usaimenantu Letnan Jenderal (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo, Susilo Bambang Yudhoyono, menjabat sebagai Menteri ESDM di tahun 1999-2000. Bukti nyatanya adalah kehadiran petinggi-petinggi militer dalam jajaran tim sukses Jend. (Purn) SBY tahun 2004. Di antaranya adalah Sudi Silalahi (Sesmenko Polhukam waktu itu), Azis Ahmadi (sekretaris pribadi Menko Polhukam), Kolonel Kurdi Mustofa (Asisten Deputi Politik Dalam Negeri di Kemenko Polhukam), Mayor Jenderal Muhammad Yasin, dan Mayor Jenderal Setia Purwaka.
*Selingan: Hal di atas termasuk dalam lima pertanyaan yang diajukan Megawati Soekarnoputri sejak tahun 2006 yang hingga kini belum dijawab oleh SBY.
Untuk mengetahui seberapa seksinya perminyakan Indonesia, silakan cermati perhitungan KPK atas pemasukan potensial negara dari sektor perminyakan bila seluruh aktivitas mematuhi hukum (/tidak ada penyelundupan, penyuapan, gratifikasi, dan korupsi) Hasilnya adalah 20.000 triliun per tahun, 220% dari jumlah keseluruhan output (PDB) Indonesia per tahun 2013, atau 1.340% dari realisasi belanja negara tahun 2013.
*Fakta: Mahfud MD pernah menyebut Pertamina sebagai “sarang koruptor”.
*Fakta: Todung Mulya Lubis mengapresiasi keblak-blakan Jusuf Kalla yang mengangkat soal mafia migas untuk pertama kali di tataran nasional.
*Fakta: Dari tahun 2007 hingga tahun 2012, secara kasar terdapat kekurangan 654 triliun rupiah pada penerimaan negara bukan pajak (PNPB) migas di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (Audited) bila PNPB migas dihitung sesuai Laporan Tahunan SKK Migas.
*Fakta: Karena perminyakan sangat-sangat menarik, tak heran kalau fokus KPK saat ini adalah membersihkan Kementerian ESDM dari koruptor-koruptor. Contoh-contohnya adalah memvonis mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (Alumni dan Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB), dengan hukuman 7 tahun penjara; menetapkan mantan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Waryono Karno, sebagai tersangka; menetapkan Ketua Komisi VII (Energi Sumber Daya Mineral) DPR sekaligus Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, sebagai tersangka; mencegah staf Menteri ESDM, I Gusti Putu Ade Pranjaya, untuk ke luar negeri; mencegah Direktur Utama PT Rajawali Swiber Cakrawala, Deni Karmaina (teman Edhie Baskoro Yudhoyono), untuk ke luar negeri; memanggil Triesnawati Wacik (istri Jero Wacik) dan Ayu Vibrasita (anak Jero Wacik) dan menetapkan Menteri ESDM dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik (Alumni ITB) sebagai tersangka.
*Fakta: UU No. 22 Tahun 2001 mencabut hak Pertamina sebagai satu-satunya pemegang kuasa migas negara dan memposisikan Pertamina hanya menjadi kontraktor yang harus bersaingtanpa keistimewaan apapun dengan kontraktor-kontraktor asing dan swasta yang sudah jauh lebih besar. UU ini dimotori oleh Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB, Menteri ESDM zaman Soeharto, Tersangka Mark-Up Kilang Balongan, Wakil Ketua MPR tahun 1999-2004, Fraksi Golkar), Arifin Panigoro "Medco Energy" (Alumni ITB, Anak Didik Kesayangan Ginandjar Kartasasmita, Partner Bisnis Hatta Rajasa, Sahabat alumni ITB Laksamana Sukardi tersangka kasus penjualan VLCC di bawah harga pasar, dan Pendiri Partai PDP yang dipecat Megawati Soekarnoputri), dan Fuad Bawazier (Dirjen Pajak dari tahun 1993 sampai tahun 1998, Menteri Keuangan tahun 1998, Penyalur uang Keluarga Cendana ke Poros Tengah dan Amien Rais, Anggota MPR-RI dari PAN tahun 1999-2004, Anggota DPR-RI dari PAN tahun 2004-2009, Satu dari Dua Calon Ketua Umum PAN tahun 2005-2010, dan Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Prabowo-Hatta)
*Fakta: Menurut Prof. Sidharta Utama, C.F.A. (pakar tatakelola perusahaan/corporate governance ternama di Indonesia); ada fenomena pada perusahaan-perusahaan migas dan pertambangan di Indonesia yakni keberadaan anggota dewan direksi atau komisaris yang berlatar belakang militer, polisi, atau politikus.
*Fakta: Menurut David Ransom, warga negara Amerika Serikat lulusan Harvard, dalam laporannya di Majalah Ramparts Oktober 1970 dan di Buku "The Trojan Horse: A Radical Look at Foreign Aid" tahun 1974, pada awal tahun 1949, di sekolah yang didanai oleh Yayasan Ford, School of Advanced International Studies di Washington, Raden Mas Soemitro Djojohadikusumo menjelaskan bahwa Partai Soska/Sosialis-Kanan Indonesia yang didirikannya bersama K.R.T. Soedjatmoko Mangoendiningrat bermazhabkan sosialisme yang memperbolehkan "free access" kepada sumberdaya alam Indonesia dan memberikan "sufficient incentives" untuk investasi korporasi asing. Tak heran, pada 17 Juli 2013 di Washington,ananda Hashim tanpa tedeng aling-aling mengakui ia seorang kapitalis, membenarkan bahwa Prabowo sangat pro-Amerika, dan mengatakan AS akan tetap menjadi partner yang istimewa di pemerintahan Gerindra.
*Selingan: Laporan David Ransom kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Koalisi Anti Utang (KAU) pada tahun 2006.
*Fakta: Menurut John Perkins, konsultan ternama Parson Chas T. Main, Inc. (MAIN), dalam Buku "Confessions of an Economic Hit Man" yang diterbitkan pada Agustus 2004 dan menjadi New York Times Bestseller tahun itu; pertumbuhan yang berbasis PDomestikB (/jumlah keseluruhan output yang BERADA di Indonesia-baik yang dimiliki asing maupun yang dimiliki WNI-, bukan PNasionalB/jumlah keseluruhan output yang DIMILIKI Warga Negara Indonesia-baik yang berada di luar negeri maupun yang berada di dalam negeri-) sama sekali tidak menjamin apakah sesungguhnya ada pertumbuhan yang nyata pada pendapatan tiap warga negara Indonesia, sering sekali yang tumbuh malah pendapatan perusahaan asing atau hanya pendapatan segelintir pejabat negara saja. Tak heran, Amerika Serikat sendiri sekarang malah mengutamakan penggunaan indeks kesenjangan pendapatan dan angka penganggurannegaranya dalam meracik kebijakan fiskal dan moneter, alih-alih perubahan PDB dari tahun ke tahun.
*Selingan: Walaupun ditentang keras Prof. Sri-Edi Swasono (menantu pertama Bung Hatta, suami Prof. Meutia Hatta, dan Guru Besar Ekonomi Kerakyatan FEUI) karena dianggap mencuci otak dan menjauhkan mahasiswa FEUI dari amanah Pasal 33 UUD 1945; Prof. Sumitro Djojohadikusumo (besan Presiden Jenderal Besar Soeharto dan mertua Gubernur BI tahun 1993-1998 Sudrajad Djiwandono yang mengucurkan BLBI) tak pernah berhenti fanatik mengajarkan ICOR (Perubahan Savings dan Foreign Debt:Perubahan PDB) kepada mahasiswa-mahasiswa FEUI.
*Fakta: Menurut Dr. Hadi Soebadio dalam Buku "Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Dasawarsa Ke II tahun 1955-1965" yang diterbitkan pada tahun 2005, Soekarno adalah penentang Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme) dalam berbagai bentuk/"go to hell with your aid" dan bapak pendiri bangsa kita ini memandang bahwa Uni Soviet lebih bisa dipercaya ketimbang AS karena Uni Soviet belum pernah menjadi negara kolonial di luar negeri, sebaliknya Inggris dan Perancis adalah bekas negara-negara kolonial yang bersahabat dengan Amerika.
*Fakta: Menurut Jenderal (Purn.) Ryamizard Ryacudu/"Si Hadis" dalam bukunya yang berjudul "Bangsa Indonesia Terjebak Perang Modern" yang diterbitkan dua bulan sebelum ia diberhentikan SBY, penyelesaian konflik/separatisme daerah di Papua melibatkan Amerika Serikat.
*Fakta: Menurut rekaman Policy Planning Staff (PPS-divisi think-tank Kementerian Luar Negeri AS) RG 59, pada tanggal 17 Desember 1948, Direktur PPS, Kennan, mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS, Jenderal Marshall, bahwa "persoalan paling penting dalam pergulatan kita dengan Kremlin sekarang adalah masalah Indonesia."
*Fakta: Menurut profesor sejarah Universitas Amsterdam di Belanda, Prof. Frances Gouda, sejak tahun 1946, Washington mendukung Belanda dan kepemilikannya atas daerah-daerah jajahan melalui Marshall Plan, tidak mengakui nasionalisasi aset yang dilakukan kaum nasionalis Indonesia, dan diam-diam mengizinkan tentara Belanda untuk menggunakan peralatan militer AS. Tak heran, Soekarno melayangkan protes kepada Washington, yang menyatakan bahwa Belanda menyalahgunakan senjata, amunisi, dan baju seragam Amerika.
*Fakta: Menurut Ketua Dewan Koperasi Indonesia; Prof. Sri-Edi Swasono; Soekarno sangat menentang paham liberalisme dan bahkan, pada kuliah tahunan tahun 1958, beliau menegur BEM FEUI karena pandai mengutip Schumpeter dan Keynes tetapi melupakan literatur Marx.
*Fakta: Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 mewajibkan "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.", bukan “...dipergunakan untuk sebesar-besarnya beberapa dinasti yang tindakannya berkontradiksi dengan ucapannya”, seperti yang dirasakan oleh penduduk Sumbawa dan penduduk Rusia.
MAFIA PERMINYAKAN
Karena semua kalangan berpendidikan telah mengetahui mengenai Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” di Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Hutomo Mandala Putra (Humpuss Group), Bambang Trihatmodjo (Bimantara Grup) (ipar-ipar salah satu capres), dan Hatta Rajasa dalam memaling uang rakyat dan hak rakyat di perminyakan, kami hanya akan memberikan sedikit generous clues for non engineering or economics graduates:
1. Fakta: Pada 9 Juni 2014, Koran “Jakarta Post” memuat wawancara dengan Hatta Rajasa. Hatta Rajasa mengakui bahwa ia telah bersahabat dengan Muhammad Riza Chalid (MRC) selama beberapa dekade, mengatakan bahwa MRC mempunyai bisnis impor minyak, dan mengatakan bahwa ia kenal MRC dan Haji Harris Efendi Thahir (Ketua Umum Majelis Dzikir SBY Nurussalam) dari Majelis Dzikir.
2. Fakta: Melihat sejarah Hatta Rajasa, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sejak tahun 1980 bergabung dengan Medco Energy milik Arifin Panigoro (Alumni ITB dan Pendiri Partai PDP) di Singapura dan di Indonesia.
3. Fakta: Tabloid "Politic" Edisi 15 di Bulan Mei 2012 memaparkan bahwa Muhammad Riza Chalid mempunyai bisnis impor minyak, mempunyai Kidzania (di Pacific Place, SCBD Tomy Winata), mendirikan Al-Jabr Islamic International School yang diresmikan oleh Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan menempati rumah di Jalan Wijaya (di belakang Mabes Polri dan di kawasan SCBD Tomy Winata Bank Artha Graha).
4. Fakta: Pada Rabu, 2 Juli 2014, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Dr. Emil Salim, Ph.D (keponakan Haji Agus Salim, Pendiri Partai PAN) menegaskan bahwa “R” adalah sahabat salah satu cawapres, R adalah keturunan Pakistan, R sangat ingin subsidi BBM tetap ada dan membesar karena akan semakin menguntungkan dirinya, dan terakhir kita membangun kilang penyulingan minyak (refinery) adalah pada sekitar zaman Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB).
5. Fakta: Nama Riza Chalid makin ramai disebut-sebut sejak pemberitaan bahwa Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan hendak membubarkan Petral karena disinyalir jadi sarang korupsi. Namun, belum tuntas rencana Dahlan Iskan membubarkan Petral, ia keburu dipanggil dan ditegur keras oleh Presiden Jenderal (Purn.) SBY dan Hatta Rajasa di depan Karen Agustiawan (Alumni ITB). Isu pembubaran Petral pun kembali menguap.
6. Fakta: Laporan Utama di Majalah GEO ENERGI Indonesia edisi Januari 2014: "Ambisi Pertamina buat (Si)apa?" yang ditulis oleh Sri Widodo Soetardjowijono, Ishak Pardosi, Amanda Puspita Sari, Faisal Ramadhan, dan Indra Maliara menguraikan bagaimana 60 persen anggota kabinet SBY berasal dari rekomendasi Riza Chalid (dimasukkan melalui Hatta Rajasa-untuk mengamankan bisnis minyak Riza Chalid) dan bagaimana pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Ruby Aliya Rajasa diyakini hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia berfungsi untuk mempertebal dan mengembangkan dinasti Ny Ani Yudhoyono (anak Letjen Sarwo Edhie Wibowo) dan Hatta Rajasa di Indonesia.
7. Fakta: Dr. Theodorus M. Tuanakotta, S.E., M.B.A. (Mantan CEO Deloitte salah satu Big4 Kantor Akuntan Publik/Auditor Independen di dunia, MBA dari Harvard Business School, pendiri Ikatan Akuntan Indonesia – Seksi Akuntan Publik, Tenaga Ahli BPK dan KPK, penulis buku"Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif" dan "Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan" yang sangat populer, penerima Satyalancana Wira Karya, dan anggota staf pengajar dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) menuturkan bahwa Hatta Rajasa memiliki influence amat sangat besar di Indonesia karena ia terlibat dengan Muhammad Riza Chalid "Gasoline Godfather" Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di Singapura. Menurut Pak Theodorus, Riza Chalid menghasilkan 3,153 juta USD per hari setara 37,845 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Impor 850rb barrel/hari x 80% Petral x 41,67% Riza Chalid x 159 liter/barrel x 0,07 USD mark-up/liter x Rp12.000/USD), sementara keluarga Ani Yudhoyono mendapat 0,5 USD per barrel dari minyak mentah dan minyak olahan baik yang diimpor maupun yang diekspor setara 8,522 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Minyak Mentah [Ekspor 13.017.000 ton/tahun + Impor 16.015.600 ton/tahun = 29.032.600 ton/tahun * 7,418 barrel/ton = 215.363.826,8 barrel/tahun] + Minyak Olahan [Ekspor 5.914.700 ton/tahun + Impor 29.612.100 ton/tahun = 35.526.800 ton/tahun * 8,53 barrel/ton = 303.043.604 barrel/tahun] = 518.407.430,8 barrel/tahun * 0,5 USD/barrel = 259.203.715,4 USD/tahun * Kurs Rp12.000/USD = Rp3.110.444.584.800/tahun = Rp8.521.765.985,75/hari.) (Hal senada juga dipublikasikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan di zaman kyai haji yang gemar membaca, Dr. Rizal Ramli, Ph.D.; Guru Besar Manajemen UI, Prof. Rhenald Kasali, S.E., M.Sc., Ph.D.; peneliti PPE FEB UMS, Dr. Daryono Soebagyo, M.Ec.; peneliti senior Indonesian Resources Studies, Ir. Samsul Hilal, M.S.E.; dan Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies, Erwin Usman.)
Utama: Permainan antara Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” di Petral dan Hatta Rajasa.
*Fakta: Trend pendidikan S1 Direktur Utama Pertamina akhir-akhir ini (Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, dan Karen Agustiawan) adalah Teknik ITB dan Hatta Rajasa (besan Ani Yudhoyono) berasal dari S1 Teknik Perminyakan ITB.
*Fakta: Pada 11 Februari 2014, Wakil Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M. Fanshurullah Asa, kembali menegaskan fakta bahwa Indonesia mengimpor BBM dari Singapura, negara yang tidak ada eksplorasi (pencarian) dan eksploitasi (produksi) minyak.
*Fakta: Walaupun Singapura tidak memiliki sumur minyak, kapasitas penyulingan minyak (refinery) di Singapura adalah 1,4 juta barrel/hari, sedangkan kapasitas di Indonesia hanya 1,1 juta barrel/hari.
*Fakta: Majalah Intelijen edisi 5-18 November 2009 mengulas mengenai perusahaan induk Riza Chalid, Petral dan Global Energy Resources, dan anak-anak perusahaannya Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum di British Virgin Island dan kongsi bisnisnya yang bersifat tidak transparan dengan Pertamina.
*Fakta: Pada unjuk rasa di depan Gedung KPK pada Selasa, 3 Juni 2014 , Direktur Riset Badan Pemerhati (BP) Migas, Syafti Hidayat; Koordinator Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Indonesia, Anyonk Latupono; dan Koordinator Lapangan Koalisi Mahasiswa Jakarta (KMJ), Saefullah Muhammad menuntut KPK memeriksa Hatta Rajasa atas perannya sebagai mafia migas.
*Fakta: Pada Senin 16 Juni 2014, Direktur Pengolahan Solidaritas Kerakyatan Khusus (SKK) Migas, Ferdinand Hutahayan, telah melaporkan Hatta Rajasa kepada KPK dan menyampaikan bukti-bukti yang dimilikinya. Lebih jauh, Ferdinand mengatakan mafia perminyakan meraup untung sedikitnya Rp 100 miliar per hari atau Rp 36 triliun per tahun.
*Fakta: Pada Kamis 3 Juli 2014, ratusan massa Aliansi Zatapi SP3 mengadakan aksi teatrikal di Bundaran HI dan demo di depan Kantor Kemenko Perekonomian dan Kantor Kementerian BUMN menuntut pembubaran Petral karena melakukan mark-up paling sedikit 5 USD per barrel.
*Fakta: Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A.; Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat; tokoh NU Dr. (H.C.) K.H. Salahuddin Wahid; K.H. Hasyim Muzadi; menantu Bung Hatta, Prof. Sri-Edi Swasono; Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila UGM, Dr. Revrisond Baswir; Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Dr. Hendri Saparini, Ph.D; Menteri Koordinator bidang Perekonomian di zaman kyai haji yang gemar membaca, Kwik Kian Gie; dan Rektor IBII, Anthony Budiawan mengatakan ada pemberian 85% pengelolaan (eksplorasi dan eksploitasi) migas Indonesia kepada asing secara transaksional dan Indoktrinasi & Brainwashing dalam pembelian BBM yang menggunakan harga NYMEX.
*Fakta: Pada tahun 2012, secara kasar Pertamina lebih bayar 2,869 miliar USD atau setara 34,4 triliun rupiah atas BBM impor. (Kalkulasi: [{Impor Hasil Minyak dan Lainnya USD 28.495.656.000 - Impor Gas Bumi USD 839.489.000}/Impor Produk Kilang dan Pembelian Domestik Pertamina 226.470.000 barrel = USD 122,12/barrel - Harga Rata-Rata Minyak OPEC pada Tahun 2012 USD 109,45/barrel = Selisih USD 12,67/barrel] x Impor Produk Kilang dan Pembelian Domestik 226.470.000 barrel.) Asumsi: Kuantitas yang diimpor tiap hari sama sepanjang tahun dan kurs Rp12.000/USD). Ke depannya, kami sarankan audit working papers/audit files seluruh BUMN, seperti Pertamina, dapat dibaca oleh seluruh pembayar pajak/WNI.
*Fakta: Silakan melihat laporan keuangan Pertamina bagian Opini Auditor Independen PricewaterhouseCoopers, Petral di Singapura yang notabene berperan sangat penting bagi kita, negara raksasa pengimpor minyak, malahan tidak diaudit oleh PwC sendiri dengan alasan aset lancar (kas, piutang, dsb) dan aset tetap (bangunan, dsb)-nya kecil. Padahal dengan diauditnya Petral oleh PwC sendiri, mungkin dapat mengungkap kecurigaan harga beli BBM yang sesungguhnya yang selama ini memberatkan pos belanja negara sekali pakai habis/mengikat (subsidi).
*Fakta: Banyak kegeraman warga di twitter, facebook, dan instagram yang intinya menceritakan ambisi menggebu-gebu Muhammad Riza Chalid agar Hatta Rajasa menjadi orang nomor 1 di negeri ini. Dimulai dari Riza Chalid berusaha sangat keras untuk mencomblangi Joko Widodo dengan Hatta Rajasa. Salah satunya adalah dengan mendorong Amien Rais (sahabat karib Fuad Bawazier) untuk menyuarakan duet Joko Widodo-Hatta Rajasa dari jauh-jauh hari, membuat team desain untuk membuat gambar-gambar “JKW-HR” untuk di BBM, Twitter, Facebook, dan spanduk; dan bahkan, usai pileg, Riza Chalid dan Hatta Rajasa mendatangi pemenang Bung Hatta Anti-Corruption Award untuk mengajukan dana kampanye tidak terbatas dengan ganti Hatta Rajasa menjadi wakil dirinya dan platform pengelolaan Sumber Daya Alam akan diatur oleh PAN.
Utama: Penistaan Rasa Keadilan oleh Keluarga Jend. Besar (Purn.) Soeharto dan Keluarga Ani Yudhoyono kepada Masyarakat Indonesia
*Fakta: Selain kasus Ibnu Sutowo dan Rudi Rubiandini, sangat banyak sekali kasus di Kementerian ESDM yang merobek-robek rasa keadilan masyarakat Indonesia. Sedikit dari sekian banyak kasus yang dibiarkan pemerintah Orba dan “Orba bungkus baru” adalah Production Sharing Contract sejak UU No. 8 Tahun 1971 berlaku, Triton (perusahaan Perancis) tahun 1989, Depo Balaraja sejak tahun 1996, Mark-Up di Kilang Balongan sejak tahun 1998 oleh Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB), Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 yang melepas hak Pertamina sebagai pemegang kuasa pengelolaan migas negara dan memposisikan Pertamina tak jauh berbeda dari kontraktor swasta, Petral dan Credit Suisse Singapura di tahun 2002, penjualan VLCC di bawah harga pasar oleh Laksamana Sukardi (Alumni ITB, Sahabat Arifin Panigoro “Medco Energy”, Pendiri Partai PDP yang dipecat Megawati Soekarnoputri) di bulan Juni tahun 2004, perjanjian sewa tanker Humpuss Intermoda (perusahaan Tommy Soeharto) untuk tahun 1990-2009 dan 2009-2014, impor minyak Zatapi di tahun 2008, dan kelebihan Cost Recovery kepada Chevron di tahun 2012.
*Fakta: Dari tahun 2004 hingga tahun 2012, terdapat inkonsistensi data produksi minyak antara di SKK Migas dan di Kementerian ESDM.
*Fakta: Dari tahun 2002 hingga tahun 2012, trend jumlah lifting (produksi) minyak kita terus menurun namun trend cost recovery kita terus menanjak.
*Fakta: Negara superpower Amerika Serikat yang terunggul dalam penyadapan pun kewalahan dengan inkonsistensi data statistik perminyakan di negara kita. Hal ini dinyatakan secara gamblang oleh US dalam pembukaan laporan 2005-2006 dan pembukaan laporan 2007-2008.
*Fakta: Defisit (/produksi dikurang konsumsi) minyak dimulai sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004. Kala itu defisitnya 3,8 miliar dollar AS. Selama dua periode pemerintahan Yudhoyono, defisitnya sudah meroket lebih dari tujuh kali lipat.
*Fakta: Usai kedatangan Obama ke Indonesia pada 9-10 November 2010, suami Ani Yudhoyono menyerahkan Lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur yang memiliki kandungan minyak terbesar di dunia (produksi harian 30 ribu barrel, cadangan minyak 450 juta barrel) kepada Mobil Cepu Ltd. (MCL), anak perusahaan Exxon Mobil Corporation. Satu-satunya alasan yang masuk akal bagi kami adalah penyadapan Amerika telah berhasil menemukan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh keluarga Ani Yudhoyono dan menggunakannya dalam tawar-menawar (bargaining).
*Fakta: Sepanjang tahun 2013, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dan Serikat Pekerja Pertamina PWK (SPP PWK) mendemo Menteri ESDM Jero Wacik (Sekretaris Jenderal Majelis Tinggi Partai Demokrat, Alumni ITB) dan Kepala SKK Migas Rubi Rudiandini (Alumni dan Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB) yang terus-menerus mengatakan Pertamina tidak mampu mengelola Blok Mahakam, memprotes mengapa Pertamina hanya mengelola 15 persen sektor migas Indonesia dan selebihnya dikelola oleh asing, dan mengecam penyerahan KSO Pertamina kepada perusahaan China.
AKUN-AKUN PENYEBAR KEBOHONGAN DAN PEMBENTUK OPINI
1. FPI dibentuk oleh pensiunan militer sebagai attack dog yang memisahkan militer dan polisi dari tuduhan pelanggaran HAM. (Lihat dokumen-dokumen Wikileaks) Di samping itu, ingat saat tahun 1998, selain militer, ada unsur lain yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa dengan senjata-senjata yang tak lazim dengan pakaian-pakaian menyerupai santri-santri. Tak hanya sampai di situ, Pemuda Pancasila yang diboyong ke dalam tim kampanye Prabowo-Hatta untuk memikat korban utang luar negeri zaman Soeharto rupa-rupanya juga digunakan untuk membuat bangsa Indonesia pucat pasi, teringat akan The Act of Killing, kebiadaban peristiwa kerusuhan 13-15 Mei 1998, dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
*Japto Soerjosoemarno (Keturunan Yahudi, anak Mayor Jenderal (Purn.) Soetarjo Soerjosoemarno, Pendiri dan Ketua Umum Pemuda Pancasila, dan Ketua Geng 234SC);
*Yorrys Raweyai/Thung Hok Liong (Berasal dari Papua, Ketua Pemuda Pancasila, Politisi Golkar, Anggota 9 Naga, dan Anggota Komisi I DPR RI);
*Tomy Winata/Oe Suat Hong (Pemilik Bank Artha Graha, Mal Artha Gading, Mangga Dua Square, Hotel Borobudur dan Electronic City, Anggota 9 Naga, Pemilik tempat judi di ITC Mangga Dua, Pemilik Pulau Pantara, Pulau Sebaru, dan Pulau Matahari di Kepulauan Seribu, Pendiri Satelindo, Sahabat Tommy Soeharto, Agen Amerika Serikat dan Taiwan, Pemodal FPI, Pengguling Megawati Soekarnoputri dari kursi kepresidenan, Penyedia tempat di tahun 2001 saat SBY pertama kali mengutarakan keinginannya untuk maju sebagai presiden, dan Pemberi dana kepada Partai Demokrat);
*Sugianto Kusuma/Aguan (Mengenalkan Tomy Winata kepada Yayasan Kartika Eka Paksi sewaktu dipimpin Jenderal Edi Sudradjat, Senior Tomy Winata, Komisaris Utama Bank Artha Graha, bersama TB Silalahi dan Tomy Winata menjabat sebagai Komisaris PT Jakarta International Hotel & Development, Tbk., Anggota 9 Naga, Agen Amerika Serikat dan Taiwan, Pemberi dana kepada Partai Demokrat, dan Pemilik Agung Sedayu Grup);
*Mayor Jenderal (Purn.) TB Silalahi/Tiopan Bernhard Silalahi (Pernah ditugaskan di Papua dan membantu Tomy Winata di Yayasan Kartika Eka Paksi, Bapak angkat Tomy Winata, Komisaris Bank Artha Graha, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 1993-1998, Penyalur uang Tommy Winata kepada Presiden SBY, Ketua Dewan Pengawas Partai Demokrat, Anggota Dewan Majelis Tinggi Partai Demokrat, dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden);
*Rudi Raja Mas (Pengelola kasino di Pulau Ayer Kepulauan Seribu, Pengelola berbagai tempat judi di Mangga Dua dan Glodok, Penggandeng FPI, dan Musuh Basuki Tjahaja Purnama karena menolak penutupan Diskotek Stadium);
*Abraham "Lulung" Lunggana (Preman Tanah Abang dan Pemilik Ratusan Kios di Tanah Abang, Pelindung Tomy Winata, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang kalah melawan Basuki Tjahaja Purnama, dan Ketua DPW PPP DKI Jakarta yang membawa Lamborghini);
*Eggi Sudjana (Sahabat Habib Rizieq FPI yang bermarkas di Petamburan Tanah Abang, Kuasa Hukum Bupati Garut Aceng Fikri yang memperingatkan akan kerusuhan, Ketua Tim Pengacara eks Kadishub DKI Udar Pristono yang tersangkut kasus korupsi bus TransJakarta, dan Ketua Tim Advokasi Pemenangan Prabowo-Hatta yang disemprot Ketua DKPP Jimly Asshiddique karena memanggilnya dengan sebutan "Abang"); dan
*Fuad Bawazier (Pendiri Al-Irsyad, Dirjen Pajak dari tahun 1993 sampai tahun 1998, Menteri Keuangan tahun 1998, Komisaris Utama Satelindo, Penyalur uang Keluarga Cendana ke Poros Tengah yang bersama Arifin Panigoro "Medco Energy" menjatuhkan Gus Dur, Sahabat karib Amien Rais, Anggota MPR-RI dari PAN tahun 1999-2004, Calon Ketua Umum PAN tahun 2005-2010, Anggota DPR-RI dari PAN tahun 2004-2009, dan Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Prabowo-Hatta)
2. Triomacan2000 (Syahganda Nainggolan [dulu Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa, sekarang Direktur Penggalangan Relawan Tim Sukses Prabowo-Hatta Rajasa], Abdul Rasyid [Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa], dan Raden Nuh) selalu melindungi dan memuja setinggi langit Hatta Rajasa, besan Ani Yudhoyono.
*Selingan: Putra sulung Hatta Rajasa, Ihsan Rajasa (pengusaha minyak), dicerai istrinya,Kusuma Anggraini "Ninik" (cucu kesayangan Mooryati Soedibyo) karena Ihsan tidak setia. Dikabarkan pula, Ihsan gemar show-off (pamer) berselingkuh di depan istrinya dan tak jarang melakukan KDRT usai mengonsumsi narkoba.
Lantas, apakah Anda sekeluarga tahan melihat dan mendengar keluarga Soeharto dan keluarga Ani Yudhoyono pura-pura berbelas kasihan; menginginkan mereka makin mencekik setiap sendi kehidupan; dan merindukan kegelisahan akan Hak Asasi Manusia Anda sekeluarga?
JAWABAN ATAS DOA KITA
"Setahun pertama kita selesaikan mafia perminyakan." tegas Jusuf Kalla pada Dialog KADIN, 20 Juni 2014.
"Selain Kementerian Pertanian, Kementerian ESDM juga harus dipimpin oleh orang yang memilikileadership yang kuat. Karena di situ ada banyak mafia." kata Joko Widodo di Pasar Notoharjo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (26 Juli 2014).
TESTIMONI
"Jokowi memang bagus menjadi Presiden. Saya doakan semoga terkabul keinginannya." ~Ridwan Kamil
"Tidak banyak yang tahu kan kalau sebenarnya Jokowi itu lebih tegas dan keras daripada saya. Dia kelihatan lembut di luar karena orang Jawa. Saya kalau lagi diskusi sama dia tegas banget." ~Basuki Tjahaja Purnama
"Jokowi adalah bagian dari sedikit pemimpin yang ingin membersihkan dan memperbaiki keadaan. Yang sedikit ini menginspirasi saya. Menawarkan diri ingin membersihkan dan memperbaiki keadaan. Fenomena Jokowi juga menunjukkan bahwa tanpa modal yang kuat, juga bisa." ~Mahfud MD
"Pilihlah pemimpin yang bertindak dengan hati nurani bukan untuk kepentingan pribadi." ~Anies Baswedan
"Jokowi adalah arus besar kecintaan rakyat, dia tidak bisa dibendung adalah realitas politik saat ini." ~Dahlan Iskan
"Saya ingin tunjukan ke dunia bahwa Indonesia masih memiliki orang baik seperti Pak Jokowi.” ~Iwan Fals
"Kalau mencalonkan diri, kita siap mendukung. Pak Jokowi layak didukung." ~Yenny Wahid usai istri (alm.) Abdurrahman Wahid memakaikan peci (alm.) suaminya kepada Joko Widodo
"Supaya seluruh rakyat Indonesia sejahtera dan kesenjangan pendapatan tidak makin melebar, kita harus memberhentikan dinasti penguasa “Orba bungkus baru” dan memberantas mafia perminyakan." ~Seorang sahabat
"Bagi kita, rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan dan kekuasaan (souvereiniteit), karena rakyat itu jantung hati bangsa, dan rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi rendah derajat kita. Dengan rakyat kita akan naik dan dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup atau matinya Indonesia Merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat. Penganjur-penganjur dan golongan kaum terpelajar baru berarti kalau di belakangnya ada rakyat yang sadar dan insyaf akan kedaulatan dirinya.” ~Drs. Mohammad Hatta dalam majalah "Daulat Ra'jat" tanggal 20 September 1931-ejaan disesuaikan dengan EYD
"Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi gitamu pula: "Innallaaha laa yughayyiru maa biqawmin, hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim" Tuhan tidak mengubah nasibnya sesuatu bangsa, sebelum bangsa itu mengubah nasibnya." ~Ir. Soekarno (Bapak Pendiri Bangsa,Pemimpin Gerakan Non-Blok) pada Pidato HUT Proklamasi 17 Agustus 1964
"Ya Allah, janganlah mengangkat Penguasa kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak juga merahmati kami." ~M. Quraish Shihab
BONUS SELINGAN
Apakah para pencinta selingan setanah air mau dikasih selingan lagi?
Pertama, tegakkan badan. Kedua, tarik napas secara mendalam. Ketiga, senyum…..Iya, senyum. Seriusan. Karena ketenangan dan senyuman akan menaikkan testosterone dan menurunkan cortisolyang baik untuk kesehatan dan kehidupan.
Oke kita balik lagi ke selingan ekonomi level SMP ya.
Anda masih ingat polemik PP Mobil Murah yang ditandatangani SBY pada 23 Mei 2013?
Saat itu, Indonesia telah mulai merasakan twin deficit [defisit di APBN & defisit di transaksi berjalan (current account), sehingga nilai tukar Rupiah ke USD sangat lemah dan rentan] dan pembenahan kemacetan Jakarta dan sekitarnya masih mengalami banyak sekali resistensi.
Ibarat azab kemurkaan Allah yang tidak ada hentinya, pelaku pasar dan industri selain otomotif dibuat makin gemetar dengan kabar bahwa besan Hatta Rajasa menandatangani PP Mobil Murah, sesuatupolicy yang memicu meledaknya jumlah pos belanja negara sekali pakai habis/mengikat (subsidi) dan jumlah impor bahan baku otomotif dan BBM yang membuat nilai tukar makin runyam mencekam. Dalih yang digunakan besan Hatta Rajasa, Hatta Rajasa, dan Menperin MS Hidayat (kader Golkar)saat itu tak lain dan tak bukan adalah mobil murah adalah angkutan untuk pedesaan yang akan menggunakan Pertamax, dan, karena telah menyematkan embel-embel "ramah lingkungan" pada mobil pribadi, mobil murah harus mendapat penghapusan PPn-BM.
Nyatanya, statistik/fakta lebih berjaya daripada pidato yang berkontradiksi dengan perbuatan. Lantas, Pak Chatib Basri selaku Menteri Keuangan secara emosional menagih janji MS Hidayat. Namun, penagihan janji itu dijawab sendiri oleh suami Ani Yudhoyono secara tidak langsung dengan penunjukkan Muhammad Lutfi, Duta Besar Indonesia di Jepang (Dulu penyalur uang Tomy Winata Bank Artha Graha kepada Partai Demokrat), sebagai Menteri Perdagangan.
Keambrukan pengurusan ekonomi negara dan ketamakan kebijakan pro-mobil pribadi ternyata tak berhenti sampai di situ. Usai kader yang amat sangat dibanggakan Gerindra, Basuki Tjahaja Purnama, dan Dewan Transportasi Kota Jakarta diserang oleh Hatta Rajasa dan Jero Wacik (Sekretaris Jenderal Majelis Tinggi Partai Demokrat) ketika mengusulkan pencabutan subsidi BBM di DKI Jakarta untuk penguraian kemacetan dan pengalokasian dana yang lebih tepat sasaran; Joko Widodo yang merasa membanjirnya mobil murah membuat penguraian kemacetan makin berat malahan ditolak dalam pengajuan penghapusan bea impor untuk bus dan pemasangan pembatas jalan TransJakarta yang tangguh di jalan Thamrin-Sudirman dan Gatot Subroto-Tomang, dan diganjal dalam penerbitan PP Electronic Road Pricing.
*Selingan: Pada kuliah tamu di FEUI, salah satu direktur Salim/Liem Sioe Liong Group pernah menyarankan mahasiswa FEUI untuk mencari hubungan antara Penjualan 39,5% saham Astra International, Tbk. (perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia) milik Pemerintah ke C&C Mauritius (Jardine Cycle & Carriage) (Update: Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional saat itu, Syafruddin Temenggung, sudah ditetapkan sebagai tersangka), Kasus korupsi IT KPU tahun 2004 yang dimenangkan oleh Astra Graphia (Integrasi Teknologi), Keputusan SBY untuk mengubah tradisi merk mobil Kabinet dari Volvo (Swedia) ke Toyota (Jepang) yang dipegang oleh Astra International, Tbk. (milik Jardine International UK HK SG), Pemberian jabatan Ketua Umum Partai Demokrat dan Ketua Divisi Komunikasi Politik/Wasekjen Partai Demokrat masing-masing kepada Anas Urbaningrum (satu dari sebelas Anggota KPU tahun 2001-2005) dan Andi Nurpati (satu dari delapan Anggota KPU tahun 2007-2010), dan Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan peluang Astra International, Tbk.
*Selingan: Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor, Sudirman, dengan bangga mengklaim bahwa 65-70 persen konsumen Ayla berada di wilayah Jabodetabek.
*Selingan: Berbagai direktur institusi internasional seperti Asian Development Bank dan World Bank; berbagai Chief Economist bank-bank terbesar di dunia seperti Citibank dan HSBC; dan berbagai Chief Economist bank-bank terbesar di regional seperti BII Maybank yang diundang ke FEUI pada acara Economix menuturkan bahwa kebijakan Mobil Murah merupakan a misguided policy, usai mereka memastikan tidak ada wartawan/jurnalis yang hadir. Lebih jauh, mereka mengatakan sebaiknya masyarakat awam melakukan pengukuran dampak policy pemerintahan negara-negara maju yang pro-transportasi publik dan dampak policy pemerintah Indonesia yang pro-mobil pribadi.
*Selingan: Walaupun digunakan oleh hampir seluruh rakyat menengah ke bawah, transportasi darat publik di Indonesia hanya diberi 3% dari total subsidi BBM, sementara mobil pribadi menikmati porsi terbesar yakni 49% dari total subsidi BBM.
*Selingan: Karena 68,3% rumah tangga golongan bawah tidak memiliki kendaraan, 93% subsidi BBM dinikmati oleh rumah tangga golongan atas dan rumah tangga golongan menengah. Atau dengan kata lain, rumah tangga golongan bawah cuma diberi 7% dari total subsidi BBM, sedangkan rumah tangga golongan menengah kecipratan 30% dari total subsidi BBM dan rumah tangga golongan atas, dengan senang hati dan riang gembira, mengeruk 63% dari total subsidi BBM.
*Selingan: Jumlah penduduk Indonesia yang berpenghasilan di bawah US$ 2 per hari (atau dapatdikategorikan Bank Dunia sebagai "miskin") berjumlah 103 juta penduduk.
*Selingan: Rumah tangga miskin hanya mengeluarkan 7% dari total pengeluarannya untuk transportasi, sementara yang terbesar bagi rumah tangga miskin (65% dari total pengeluaran) adalah makanan.
*Solusi Tidak Berbohong ("Tepat Sasaran"): Usai momentum konversi minyak ke gasdimanfaatkan; standar ketepatan waktu, kenyamanan, dan keamanan transportasi publikditingkatkan; kelangkaan penyelidik dan penyidik di KPK ditangani; pelayan publik (khususnyaTNI, Polri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian ESDM, Ditjen Pajak, dan Kementerian Pendidikan) direstrukturisasi dan hanya diisi oleh insan-insan yang berkualitas, memuaskan, dan jujur; manajemen pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) secara tegas mengacu pada best practice; dan angka ketergantungan impor hortikultura (khususnya kedelai) dan sapi ditekan tanpa dimanipulasi; rumah tangga miskin dan rumah tangga rentandiberi BLT, Raskin, Jamkesmas, BSM Pendidikan, PNPM, dan KUR agar tak hanya mampucatch-up dengan kenaikan harga, tetapi juga melampaui daya beli sebelumnya (/kuantitas barang yang didapat menjadi lebih banyak.)
*Sambil Menyelam Minum Air: Tak hanya transportasi publik dan kesenjangan pendapatan yang terbenahi, infrastruktur (/belanja negara produktif) Indonesia yang saat ini di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam (atau berada pada peringkat keenam di ASEAN)pun mendapat pendanaan dan pembangunan yang serius sehingga biaya menurun (/deflasi, barang lebih murah) dan, sesuai visi-misi Joko Widodo-Jusuf Kalla yang berorientasi pada Pembangunan Manusia, lima tantangan bangsa di bawah ini didanai dan diselesaikan:
1. Kesehatan dan Pendidikan Dasar Indonesia yang di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam (atau berada pada peringkat kelima di ASEAN);
2. Kemampuan membaca, matematika, dan sains Indonesia yang terendah di antara 40 negara paling berpengaruh di dunia;
3. Pendidikan Menengah, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Tinggi Indonesia yang di bawah Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia (atau berada pada peringkat keempat di ASEAN);
4. Persentase undangan untuk Jabodetabek, keluarga militer, polisi, kemendiknas, dan politikus yang secara jelas membesar dan transparansi jalur undangan yang secara drastis memburuk semenjak periode terakhir dinasti transaksional. Hal ini berhasil mewujudkan terkuburnya UI, UGM, ITB, Unair, IPB, Unibraw, dan ITS di dasar pentas persaingan global.
5. Rata-rata pengangguran muda Indonesia yang saat ini sudah 5 kali lebih tinggi daripada rata-rata pengangguran nasional (FYI, rata-rata pengangguran muda Indonesia juga merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik.) Hal ini terjadi karena kurikulum dan mata ajartidak disesuaikan dengan permintaan pemberi kerja (demand-driven curriculum) dan best practice.
*Selingan: Tidak hanya aspek operasional dan outputnya yang mengecewakan, aspek finansialnya juga sangat membuat geram. Kendati anggaran pendidikan kita tiap tahun sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan Kementerian Pendidikan diisi oleh guru-guru/pendidik/suri teladan character building, Kementerian Pendidikan mendapat opini terburuk BPK yakni TMP (/Tidak Memberikan Pendapat) pada tahun 2010 dan 2011 dan opini WDP (/Wajar Dengan Pengecualian) pada tahun 2009 dan 2012.
Mantap tidak selingannya? All praise is to Allah.
LAMPIRAN 1: PROYEKSI REALISTIS
Kubu Menantu Soeharto "Sang Pembunuh Massal" dan Besan Ani Yudhoyono "Sang Mafia Perminyakan"
#Pembodoh #MentalPencuri #AzabMenanti
Kubu Pencipta Perdamaian dan Terobosan dengan Dialog yang Memanusiakan Manusia
Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A., Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'i Ma'arif, Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc., Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, Prof. Dr. Bambang Setiaji, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, M.A., Dr. Alwi Abdurrahman Shihab, Ketua PBNU KH. M. Imam Aziz, Ketua KBNU Sultonul Huda, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua GP Ansor Nusron Wahid (caleg Golkar dengan perolehan suara tertinggi [234.021 suara], calon pimpinan DPR RI), Ketua Umum PBNU 1999-2010 KH. Ahmad Hasyim Muzadi, Ketua PB HMI 2009-2011 M. Chozin Amirullah, Savic Ali, Akhmad Sahal, Nono A. Makarim (Komite Etik KPK), Teten Masduki, Todung Mulya Lubis, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Ir. Tri Rismaharini, M.T., Billy Boen, Andy F. Noya, Ketua Dewan Guru Besar FEUI Prof. Prijono Tjiptoherijanto, Ph.D (pakar Ekonomi Demografi/Kependudukan), Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, Tita Larasati, Deni Rodendo, Onno W Purbo, Goenawan Mohamad (Pendiri PAN, Jurnalis), Faisal Basri (Pendiri PAN, Ekonom), Abdillah Toha (Pendiri PAN, Komisaris Penerbit Mizan), Fadjroel Rachman, Adian Napitupulu, Wanda Hamida, Ulin Yusron, Arief Budiman (kakak Alm. Soe Hok Gie, pemimpin Gerakan Golput di era Orde Baru), Poltak Hotradero (Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia), Ari Perdana, Haryo Aswicahyono, Arianto Patunru, Guru Besar Akuntansi UI Wahjudi Prakarsa, Guru Besar Ekonomi UGM Tony Prasetiantono, Mardi Wu, Yoris Sebastian, René Suhardono, Indra Jaya Piliang (Ketua Balitbang DPP Partai Golkar dan Ketua Departemen Kajian dan Kebijakan Partai Golkar), Rudi Valinka (Auditor Forensik), Ricky Setiawan (Wikipedia Admin), Enda Nasution, Wicaksono (@ndorokakung), Henry Manampiring (@newsplatter), Ainun Chomsun (@pasarsapi), Agung Mahardilan (@AgungMahardilan), Rama J Baskoro (@supermomo), Faizal Iskandar (@monstreza), Alexander Thian (@aMrazing), Satria Ramadhan (@satriaoo), Intan Anggita (@BadutRomantis), Paramita Mohamad (@sillysampi), Gabriel Montadaro, Shafiq Pontoh, Adi S. Noegroho (@sheque), Satrio Utomo, Ario Pratomo, Dolly Lesmana, Ricky Setiawan, Doni Priliandi, Dondi Hananto, Nukman Luthfie, Yunarto Wijaya, Yopie Suryadi, Yan Hendry Jauwena, Bunga Mega, Riana Bismarak, Vanya Sunanto, Pramudya Oktavinanda, Wimar Witoelar (Kolumnis), Lin Chi Wei (Kata Data), Arsendo Atmowiloto (Wartawan), Yenni Kwok, Danny Wirianto, Adib Hidayat, Lisa Luhur, Aulia Masna, Didi Nugrahadi, Karaniya Dharmasaputra, Abi Hasantoso, Iwan Piliang, Coen Husain Pontoh (Editor IndoPROGRESS), Metta Dharmasaputra (Penulis "Saksi Kunci"), Wishnutama (CEO PT Net Mediatama), Mira Lesmana, Riri Riza, Nia Dinata, Rayya Makarim, Joko Anwar, Slamet Rahardjo Djarot, Eros Djarot, Hanung Bramantyo, Denis Adhiswara, Jay Subiakto, Jajang C. Noer, Nazyra C. Noer, Edward Suhadi, Iman Brotoseno, Monty Tiwa, Darwis Triyadi, Arbain Rambey, Ayu Utami, Leila S. Chudori, Djenar Maesa Ayu, Alanda Kariza, Marina Silvia, Avianti Armand, Ben Sohib, Zen Hae, Adjie Silarus, Putu Aditya Nugraha, Agus Noor, Iksaka Banu, Yan Widjaya, Kurnia Effendi, Amin Kamil, Prita Laura, Olga Lidya, Butet Kartaredjasa, Happy Salma, Sarah Sechan, VJ Cathy Sharon, Artasya Sudirman, Sandrina Malakiano, Imam Darto, Charles Bonar Sirait, Nico Siahaan, Darius Sinathriya, Valentino Jebret, Caesar Gunawan, Indra Bekti, Gofar Hilman, Sys NS, Boy William, Indra Birowo, Desta, Ananda Omesh, Sasha Stevenson, Arie Keriting, Ge Pamungkas, Andovi da Lopez, Jovial da Lopez, Cak Lontong, Muhadkly Acho, Jhody Bejo, Eddi Brokoli, Dedi Gumelar “Mi’ing”, Genrifinadi Pamungkas, Andi Wijaya, Dimas Yudhistira, Danny Jayawardhana, Krisnanjaya Harefa, Boris T Manullang, Mohamad Ali Sidik Zamzami, Mongol Stres, Bene Dion Rajagukguk, Kemal Pahlevi, David Nurbianto, Soleh Solihun, Ernest Prakasa, dan Pandji Pragiwaksono.
Slank, Erwin Gutawa, Addie MS, Trio Lestari (Glenn Fredly, Tompi, Sandhy Sondoro), KLA Project, Oppie Andaresta, Once, JFlow, Barry Likumahuwa, Dimas Pradipta, TP. Thomas, Nita Aartsen, Jordy Waelauruw, Ivan Saba, Banyu Biru, Dewa Budjana, Gerald Situmorang, Mohammad Ridwan Hafiedz, Yeppy Romero, Setiawan Djody, Mario Marcella, Ian Antono, Robi Navicula, Andre Hehanusa, Titi "Film Jalanan", Giring Ganesha "Nidji", Adri Prakarsa "Nidji", Kikan Namara, Cokelat, Ho Katarsis, Edo Kondologit, Ivan Nestorman, Nina Tamam, Titiek Puspa, Yuni Shara, Krisdayanti, Gita Gutawa, Sherina Munaf, Tika Panggabean, Kartika Jahja, Dira Sugandi, Bonita Adi, Tata Tangga, Monita Tahalea, Sashi Gandarum, Lea Simanjuntak, Bernadeta Astari, Sari Simorangkir, Tina Toon, Melanie Ricardo, Sonia Eryka, Dewi Lestari, Afgan Syahreza, Yovie Widianto, Bams, Yukie PasBand, Aditya Anugrah, Aqi “Alexa”, Ronny Waluya, Joe Saint Loco, Indra Aziz, Ello, Michael IDOL, Judika IDOL, Delon IDOL, Melly Manuhutu, Anugrah Aditya, Sawarna "Warna", Kristina, Aura Kasih, Sruti Respati, Kadri Jimmo, Kahitna, 3 Composers, Yovie & Nuno, Kerispatih, Stereocase, Five Minutes, Wali, Lyla, Samsons, Tendostar, 5 Romeo, Superman is Dead, Soul ID, CJR, Cherrybelle, Hotma "Meng" Roni Simamora, Jalu Pratidina, Saykoji, Deejay Cream, Billy BeatBox, Yacko, Tabib Qiu, Lady Gan, Kill The DJ, Jogja Hip Hop Foundation, Dochi ‘Pee Wee Gaskins’, Pop the Disco, Homogenic, Widi ‘Vierratale’, Josaphat ‘Killing Me Inside’, Che Cupumanik, Ajul & Rekan, /rif, Roy Jeconiah, Ahmad Albar, Donny Fatah, Otong Koil, Willy "Sket", Well Willy, Krisna Sadrach, ARockGuns, Ananda Sukarlan, Irsa Destiwi, Indra Lesmana, Levi Gunardi, Doadibadai Hollo "Badai Kerispatih", Dameria Hutabarat, Adi Adrian, Reynold Silalahi, Marco Kusumawijaya (Arsitek), Amir Sidharta (Kurator Museum), Ong Harry Wahyu, Samuel Indratma (Community Visual Artist), Fiki Satari, Wahyu Aditya (Kartunis), Sweta Kartika, Beng Rahadian, Kemal Arsjad, Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio-Indonesian Game Developer), Maudy Ayunda (mahasiswi Oxford University), Cinta Laura (asisten dosen di Columbia University), Chelsea Olivia, Marsha Timothy, Lala Timothy, Acha Septriasa, Vanessa Angel, Vino G Bastian, Ringgo Agus Rahman, Gading Marten, Ibnu Jamil, Richard Kevin, Ari Wibowo, Gusti Randa, Anwar Fuady, Chicco Jerikho Jarumillind, Joshua Suherman, Sunny Soon, Aron Ashab, Ricky Harun, Rieke Diah Pitaloka, Feby Febiola, Sophia Latjuba, Alice Norin, Putri Patricia, Prisia Nasution, Adinda Thomas, Arzetti Bilbina Huzaimi Setiawan, Nadine Alexandra Dewi Ames, Aline Adita, Melanie Subono, Erikar Lebang, Andreas Prasadja, Reza Gunawan, Nicky, Kemal Desmo Nasution, I Gede Siman Sudartawa, Richard Sambera, Chris John, Rudy Hartono, Taufik Hidayat, Joko Supriyanto, Rexy Mainaky, Ivana Lie, Susy Susanti, Yayasan Puteri Indonesia, HKTI, Leonardo Kamilius, Melanie Tedja, Niwa Dwitama, Ignasius Ryan Hasim, Iman Usman, dan kamu.
#PeopleGiveBack #SapuBersih #DiberkahiAllah
LAMPIRAN 2: KONFIRMASI STRATEGI JOKO WIDODO-JUSUF KALLA
#IndonesiaBaru #IndonesiaBersih #IndonesiaLepasLandas
Backup:
http://hambaallahyangsetia.blogspot.com/2014/06/keterkaitan-antara-militer-mafia.html (Mulai 8 Agustus 2014, Data-data akan Ditambah Mingguan)
Tabloid Al-Mihrab (Unduh)
Tabloid Obor Rahmatan Lil'Alamin (Unduh)
Tabloid Jokowi-JK (Unduh)
Tabloid Pelayan Rakyat (Unduh)
Tabloid Bejo (Unduh)
Menguak Siapa Prabowo oleh Garuda Luka (Baca)
Surat Terbuka untuk Tasniem Fauzia oleh Dian Paramita (Baca)
Menggulung Lengan Baju Bersama Jokowi oleh Lilik HS, kawan karib Widji Thukul (Baca)
Penjelasan “Stockholm Syndrome” Korban Penculikan dan Kelunakan Wiranto oleh Prof. Dr. Hermawan Sulistyo, Ph.D, Peneliti LIPI dan Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Tanggal 13-15 Mei 1998 (Simak)
Alasan Allan Nairn Baru Membocorkan Wawancara Off-The-Record oleh Team Tempo (Baca)
Jokowi atau Prabowo: Ketika Sentimen Agama Bertarung dengan Nalar oleh Maulana M. Syuhada, lulusan ITB (Baca)
Pilpres 2014 menurut Rob Allyn (Konsultan Prahara): Bisnis atau Kebenaran oleh Indonesia 2014 (Baca)
Ketika Kampanye Hitam Gagal Menghentikan Orang Baik oleh Maulana M. Syuhada, lulusan ITB (Baca)
Mengapa Jokowi? oleh Anies Baswedan (Simak)
AMANAH
Demi tumpah darah kita serta anak-cucu kita, mari kita bantu relawan Anies Baswedan-Dahlan Iskan-Joko Widodo-Tri Rismaharini-Billy Boen dalam menyebarluaskan tulisan ini, memberi masukan atau penelusuran atas nama-nama calon menteri kabinet kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla (baik profesional murni maupun profesional yang telah meninggalkan jabatan di partai politik) dan Rancangan APBN 2015 (yang masih terdapat 362 program licik pemerintahan SBY dan tidak menyisakan anggaran untuk program Joko Widodo) dan, sejalan dengan proses hukum kasus Bank Century dan gelombang Indonesia Baru Lahir-Batin, mengawasi pula gerak-gerik pengusung Revisi KUHP dan KUHAP, RUU Administrasi Pemerintahan, RUU Pilkada, dan UU MD3. Terima kasih.
Deutsche Bank - Oil & Gas for Beginners
UBS Investment Research - Introduction to the Oil Industry
Thomas O. Miesner, Martin S. Raymond & William L. Leffler - Oil & Gas in Nontechnical Language
OPEC - World Oil Outlook
Energy Information Administration - International Energy Statistics
BP - Statistical Review of World Energy
HSBC - Sector Structure in Oil & Gas
ITB Career Center, CDC UI, ECC UGM, CDC Unpad, & CDC BINUS - Vacancies
"Hidupmu indah bila kau tahu jalan mana yang benar. Harapan ada, Harapan ada bila kau mengerti." ~Salam Bagi Sahabat - Glenn Fredly
The Economist - Skills Shortages in Indonesia
World Bank - Trends in Demand, Gaps, and Supply of Indonesia's Labor Market
Boston Consulting Group - Growing Pains, Lasting Advantage: Tackling Indonesia's Talent Challenges
McKinsey & Company - Unleashing Indonesia's Potential
International Labour Organization - Labour and Social Trends in Indonesia
Business Monitor International (Fitch Group) - Quarterly Report: Industry Report & Forecasts Series
Tips - Sample of Resume (Curriculum Vitae)
Gene Zelazny - Say It with Chart
Direktorat Kemahasiswaan UI, Tim Beasiswa Keluarga Mahasiswa ITB, Beasiswa Dirmawa UGM, Scholarship & Career Center (SCC), Pejuang Beasiswa di Dalam & Luar Negeri untuk WNI, UI International Office, ITS International Office, BINUS International Office, Indonesia Mengglobal,InternID, Good Jobs ID, Kampus Update, & Young Leaders for Indonesia - Scholarships, Internships, and Competitions
Quora, TED Talks, Toastmasters Indonesia, Kelas Inspirasi, Akademi Berbagi, Indorelawan.org, Indo Runners, Bike to Work Indonesia, BLU TransJakarta, PT KAI Commuter Jabodetabek, Nebengers,Lewat Mana, TMC Polda Metro Jaya, dan PT Jasamarga - Equipments
BONUS SELINGAN (EXTENDED VERSION)
Apakah para pecinta selingan setanah air mau sedikit selingan tentang ketulusan PKS? Apa? Kurang kencang suaranya.!
Oke, cukup-cukup. Kami akan berikan sedikit selingan untuk Anda. Apakah Anda siap?
Selingan kita dimulai pada awal tahun 2013 saat BMKG dan KADIN memperingatkan PKS akan dua hal penting ini:
1. Maret-Agustus 2013 merupakan puncak kemarau basah yang akan mengakibatkan kegagalan panen Hortikultura yang sangat masif.
2. Populasi sapi jantan dewasa di Indonesia hanya 1,45 juta ekor dan sapi betina produktif (indukan) tidak boleh dipotong karena akan mengganggu keberlanjutan produksi dan populasi sapi lokal.
Namun rupa-rupanya, hal ini malah dimanfaatkan dengan kejam oleh PKS untuk mengumpulkan pundi-pundi kampanye Pileg dan Pilpres 2014 dengan mengeluarkan larangan impor hortikultura dan sapi. (Suatu larangan yang segera direspon dengan pengurangan jumlah produksi oleh negara-negara penghasil hortikultura dan sapi untuk mencegah kemubaziran.)
Hal yang dinanti-nantikan PKS pun datang. Terjadi kegagalan panen hortikultura yang sangat masif di Indonesia dan kepunahan supply sapi Indonesia karena pemotongan sapi betina produktif untuk memenuhi permintaan masyarakat. Akibatnya, belum memasuki bulan suci Ramadhan 2013 saja, harga hortikultura dan harga sapi sudah mencekik masyarakat Indonesia.
Usai ada lonjakan harga dari tingginya demand dalam negeri (demand-pull inflation) dan dari tingginya biaya pemroduksian mendadak (cost-push inflation), dengan senyum yang amat sangat sumringah seperti habis berpoligami tanpa izin istri pertama PKS mengimpor hortikultura dan sapi dengan besar-besar.
Jadi jangan lagi Anda heran. Atas rent-seeking tanpa rasa belaskasihan pada kegetiran hidup dan tanpa rasa takut akan bulan suci Ramadhan, KPK menangkap mafia pangan 12 triliun rupiah berpencitraan wahabi (/ahistoris, narsis, dan ingin hidup sendiri, seperti Walikota Depok.)
*Selingan: Menurut UNICEF, sekitar 40% balita Indonesia menderita gizi buruk/malnutrisi. Hal ini tentu saja mengerikan karena 95 persen pertumbuhan otak dan kognitif berada pada masa ini. Tak heran, jika malnutrisi ini menyebabkan Indonesia kehilangan 62 triliun rupiah per tahun dalam produktivitas yang hilang melalui kepandaian yang buruk dan kemampuan fisik yang kurang.
Senang dengan selingan di atas?
Cukup balaslah dengan meningkatkan pengetahuan Anda dan menyebarkannya agar Indonesia tidak tenggelam di ASEAN Economic Community, terhindar dari malapetaka demografi, dan masuk surga dengan mudah. Terima kasih.
Tulisan ini didedikasikan untuk (alm.) Kapolri Hoegeng Imam Santoso dan (alm.) Dokter Forensik dr. Abdul Mun'im Idries, Sp.F.
Selamat menjalankan misi yang Allah beri.
Blogger Comment
Facebook Comment