BREAK
Loading...

Pokok-Pokok Filsafat Materialisme, Dialektika, Histori (6)

Karl Marx

3. PRAKTEK DAN PENGETAHUAN


1. Arti dan Macam Praktek

Praktek adalah kerja manusia atau perbuatan manusia mengubah materi, yaitu benda atau keadaan, serta mengubah alam dan kehidupan masyarakat.
 
Mengubah benda artinya adalah kerja produksi. Mengubah keadaan artinya adalah kerja sosial. Sedang mengubah alam berarti menentang atau melawan alam. Mengubah kehidupan masyarakat berarti berjuang atau ber-revolusi.
Kerja produksi dan menentang atau melawan alam merupakan praktek alam atau praktek produksi. Sedang kerja sosial dan berjuang atau ber-revolusi merupakan praktek sosial atau praktek revolusi.
Dengan begitu praktek pada pokoknya hanya terbagi dalam dua golongan atau dua macam, yaitu praktek alam atau praktek produksi dan praktek sosial atau praktek revolusi. Semua dan berbagai macam praktek manusia tergolong salah satu dari kedua macam praktek itu.
Karena itu pengetahuan atau teori yang lahjir dari praktek pada pokoknya juga hanya terbagi dalam dua golongan atau hanya ada dua macam, yaitu pengetahuan atau teoti tentang alam dan sosial, atau tentang produksi dan revolusi. Jadi juga hanya ada dua macam ilmu, yaitu ilmu alam dan ilmu sosial atau ilmu produksi dan ilmu revolusi. Berbagai macam ilmu pada pokoknya termasuk kedalam salah satu golongan atau salah satu macam ilmu itu.
Praktek alam atau praktek produksi melahirkan ilmu alam dengan segala macam jenisnya. Sedang praktek sosial atau praktek revolusi melahirkan ilmu sosial dengan segala macam jenisnya.

2. Peranan Praktek

Praktek mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan ilmu dan manusia. Praktek melahirkan pengetahuan atau ilmu, menguji dan mengembangkan kebenaran ilmu. Praktek membuat hidup manusia, membentuk watak manusia dan meningkatkannya.
Praktek ysng terus menerus, melahirkan pengalaman yang kesimpulannya menjadi teori. Kebenaran teori itu selanjutnya masih harus diuji didalam praktek. Kebenarannya ditinjau dari sesuai atau tidak dengan praktek. Sesuainya teori itu dengan praktek, berarto teori itu benar. Sedang yang tidak sesuai dengan praktek, berarti teori itu salah.
Peninjauan atau pengujian kebenaran teori itu didalam praktek tidak hanya sekali. Tapi terus menerus. Sebab dalam perkembangan praktek selanjutnya, teori yang sudah benar itu bisa menjadi selisih dan tidak sesuai lagi dengan praktek yang sudah berkembang. Keadaan demikian menuntut teori itu untuk menyesuaikan lagi dengan perkembangan praktek yang baru. Dari perkembangan itu, teori juga menjadi berkembang sesuai dengan perkembangan praktek. Begitu terus menerus, praktek melahirkan teori, menguji kebenaran teori, dan selanjutnya mengembangkan teori.
Praktek yang terus menerus juga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kelanjutan hidup manusia. Dari praktek yang terus menerus itu juga terbentuk watak manusia dan tuntutan untuk kelanjutannya.


3. Praktek Membentuk Watak

Praktek membuat hidup dan menjadi kehidupan manusia, membuat manusia menjadi biasa dalam hidup dan kehidupan itu, dan menimbulkan pada fikiran manusia tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangannya. Kebiasaan dalam hidup dan dalam satu kehidupan itu dengan tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangan dari kebiasaan hidup dan kehidupannya itu, menjadi dan merupakan suatu watak.
Demikian praktek membentuk watak, cara hidup mementukan cara berfikir, kedudukan sosial menentukan kesadaran sosial, atau kedudukan klas menentukan kesadaran klas. Begitu, bahwa keadan menimbulkan dan menetukan fikiran, materi menimbulkan dan menentukan ide, maka setiap perubahan keadaan atau perubahan materi akan menimbulkan dan menentukan pula perubahan watak, cara berfikir, kesadaran sosial atau kesadaran klas, ide atau fikiran.

4. KEBENARAN


1. Arti dan Macam Kebenaran

Kebenaran adalah sesuainya ide dengan materi, atau sesuainya fikiran dengan keadaan. Kebenaran ada dua macam, yaitu kebenaran objektif dan kebenaran subjektif.

Kebenaran Objektif ; Kebenaran objektif adalah suatu kenyataan apa adanya dari suatu materi atau keadaan.
Kebenaran Subjektif ; Kebenaran subjektif adalah suatu pencerminan ide tentang materi atau pencerminan fikiran tentang keadaan.


2. Sumber dan Letak Kebenaran

Sumber kebenaran adalah kenyataan apa adanya dari materi atau keadaan. Kebenaran objektif dan kebenaran subjektif , kedua-duanya bersumber dari kenyataan itu.
Adapun letak kebenaran, bagi kebenaran objektif letaknya ada di (kenyataan) materi atau keadaan. Sedang kebenaran subjektif letaknya ada di (pencerminan) ide atau fikiran.

3. Sifat Kebenaran

Kebenaran sesuatu mempunyai dua sifat, yaitu sifat absolut dan sifat relatif.

Kebenaran obsolut ; Kebenaran absolut adalah kebenaran yang lengkap dan menyeluruh dari sesuatu materi atau keadaan yang dicerminkan sesuai dengan kenyataan secara objektif, lengkap dan menyeluruh menurut apa adanya. Karena itu kebenaran absolut adalah juga kebenaran objektif.
Kebenaran Relatif ; Kebenaran relatif adalah kebenaran sementara atau kebenaran pada satu waktu, dan akan berubah atau berkembang pada waktu yang lain. Kebenaran relatif juga kebenaran disatu tempat, dan bisa berubah ditempat lain.

Kebenaran relatif berarti pula kebenaran yang baru sepotong atau baru sebagian dari suatu materi atau keadaan yang lengkap dan menyeluruh yang dicerminkan. Kebenaran relatif adalah juga kebenaran subjektif. Karena itu sendiri adalah relatif, bersifat semenatara, dan akan selalu berubah atau berkembang. Sebab, materi atau keadaan sebagai sumber kebenaran juga selalu berubah atau berkembang. Dengan begitu berarti bahwa kebenaran objektif ataupun kebenaran subjektif, kedua-duanya juga relatif, bersifat semenatara, dan akan berubah atau berkembang.
Kebanaran absolut dan kebenaran relatif adalah dua hal yang berhubungan sangat erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran absolut, kebenaran yang lengkap dan menyeluruh, itu terjadi dan terdiri dari sepotong-sepotong atau baru sebagaian. Sebaliknya, kebanaran relatif, kebanaran yang baru sepotong-sepotong atau baru sebagaian itu, mengandung kebenaran absolut dan merupakan unsur atau bagian yang akan melahirkan suatu kebenaran absolut.
Kebenaran itu bersifat absolut karena kebenaran itu ada secara objektif. Dan kebenaran absolut itupun bersifat relatif, karena kebenaran itu hanya bersifat sementara.
Maka salah pendapat kaum subjektifis yang mengatakan tidak ada kebenaran objektif karena kebenaran bersifat relatif, bergantung pada ide yang mencerminkannya. Tapi juga salah pendapat kaum absolutis yang mengatakan tidak ada kebenaran subjektif atau tidak ada kebenaran ide karena kebenaran ide itu bersifat apa adanya. Karena itu kebenaran juga tidak bersifat relatif, tapi tetap.

4. Kebenaran Umum dan Kebenaran Khusus

Kebenaran kecuali mempunyai sifat absolut dan relatif, juga mempunyai sifat umum dan khusus, yaitu sebagai kebenaran umum dan kebenaran khusus. Kebenaran umum adalah kebenaran sepanjang masa atau kebenaran yang tetap selamanya. Kebenaran yang terdapat dan berlaku dimanapun dan kapanpun. Kebenaran khsusus adalah kebenaran menurut waktu, tempat dan tingkatan.
Kebenaran umum dan kebenaran khusus adalah dua hal yang berhubungan erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran umum terjadi dari dan terdapat secara kongkrit pada kebenaran khusus. Atau kebenaran umum itu ada dan terdapat pada kebenaran khusus. Kebenaran umum merupakan poros dari kebenaran-kebenaran khusus. Sebaliknya, kebenaran khusus mengandung kebenaran umum dan berpedoman pada kebenaran umum itu.
Adalah salah pendapat kaum absolutis sebagaimana juga pendapat kaum dogmatis yang mengatakan tidak ada kebenaran khusus menurut waktu, tempat dan tingkatan. Kebenaran itu hanya satu dan universil. Kapanpun waktunya, dimanapun tempatnya dan bagaimanapun tingkatannya, kebenaran adalah sama. Kebenaran berlaku pada semua waktu, berlaku disemua tempat dan disemua tingkatan.
Tapi juga salah pendapat kaum relatifis dan kaum revisionis yang mengatakan tidak ada kebenaran umum. Semua kebenaran adalah relatif menurut waktu, tempat dan tingkatan. Dan berdasarkan pendapatnya yang salah itu kaum revisionis merevisi teori kebanaran umum Filsafat Marxisme dan merevisi ajaran Marxisme itu sendiri.


BAB. V

KATEGORI FILSAFAT


1. BENTUK DAN ISI

Bentuk adalah bingkai dari isi. Bentuk merupakan kekuatan dan pelindung kehidupan isi. Bentuk menyelimuti atau menyelubingi isi. Bentuk merupakan gejala luar yang tampak dan menampakkan diri, atau yang tertangkap oleh indera lebih dulu daripada isinya. Bentuk bersifat pasif dalam proses perkembangannya.
Adapun isi adalah sesuatu yang terkandung didalam bentuk. Isi merupakan inti dan kebenaran dari sesuatu. Isi merupakan sesuatu yang hidup dan membentuk kehidupan. Isi bersifat aktif dalam perkembangannya.
Bentuk dan isi adalah dua segi yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Kedua-duanya selalu berhubungan erat. Bentuk selalu mengandung isi. Tidak bentuk tanpa isi. Sebaliknya, isi selalu ada didalam bentuk. Tidak ada isi tanpa bentuk. Bentuk tanpa isi akan tidak mempunyai arti apa-apa. Sebaliknya, isi tanpa bentuk akan tidak mempunyai kekuatan, karena itu akan berantakan dan tidak bisa mempertahankan adanya. Bentuk dan isinya harus selalu sesuai, juga dalam setiap perkembangannya. Tidak sesuainya bentuk dengan isisnya akan menimbulkan suatu kontradiksi antara bentuk dengan isinya itu.
Bentuk ditentukan oleh isinya. Tapi bentuk mempunyai pengaruh terhadap isinya. Isi menetukan perkembangan bentuknya. Tapi bentuk mempengaruhi perkembangan isinya. Bentuk yang sudah sempit dan tidak sesuai dengan perkembangan isinya, akan dibongkar dan dihancurkan oleh isinya. Karena itu akan terjadi atau akan lahir dan timbul suatu bentuk yang baru yang sesuai dengan perkembangan isinya.
Bentuk yang baru, melonggarkan bagi perkembangan isinya lebih lanjut. Begitu sampai pada suatu ketika, bentuk menjadi sempit dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan isinya. Karena itu juga akan terjadi lagi pembongkaran dan penghancuran terhadap bentuk itu oleh isinya untuk menganggantinya dengan bentuk yang baru lagi, yang sesuai dengan perkembangan isinya. Bentuk yang lama berubah menjadi bentuk yang baru, itu terjadi tidak dengan sendirinya. Tapi terjadi atas perjuangan aktif oleh isinya.

2. GEJALA DAN HAKEKAT

Gejala adalah apa yang tertangkap oleh indera. Gejala merupakan pelantunan hakekat, dan merupakan ujud luar yang mempunyai saling hubungan dengan hakekatnya. Gejala tampak dan menampakkan diri pada berbagai macam.
Adapun hakekat adalah saling hubungan yang menentukan adanya sesuatu dan menimbulkan gejala-gejalanya. Hakekat menampakkan diri lewat gejala-gejalanya. Gejala-gejala yang timbul dari adanya hakekat, tidak semua sama atau tidak semua mencerminkan sesuatu dengan hakekatnya. Walau begitu, untuk bisa mengetahui hakekat sesuatu, tentu melalui gejala-gejalanya.
Gejala yang sama atau yang mencerminkan sesuai dengan hakekatnya adalah gejala yang menembus langsung dengan hakekatnya.

3. SEBAB DAN AKIBAT

Sebab adalah yang menimbulkanakibat dan merupakan sumber dari timbulnya akibat atau ada serta terjadinya sesuatu. Adapun akibat adalah yang ditimbulkan oleh sebab.
Sebab dan akibat mempunyai hubungan langsung dan erat. Sebab menimbulkan akibat, dan tidak ada akibat tanpa sebab. Akibat akan terus menerus timbul selama sebab yang menimbulkannya itu masih ada.
Karena itu mengurus akibat harus pula mengurus atau mengakhiri sebabnya atau menyelesaikan sebabnya yang menimbulkannya itu. Mengurus akibat tanpa mengurus atau tanpa menyelesaikan dan mengakhiri sebabnya atau sebab yang menimbulkannya, akan tidak ada artinya. Akibat menuntut pengurusan yang segera, sedang sebab harus lebih lanjut dan mutlak untuk diurus.
Sebab selalu mendahului akibat. Sebaliknya, akibat selalu timbul kemudian sesudah sebab. Tapi apa yang timbul kemudian sebagai kelanjutan dari sesuatu yang timbul mendahuluinya, tidak tentu merupakan akibat dari yang timbul mendahuluinya itu.
Akibat yang ditimbulkan oleh sebab, pada proses kelanjutannya bisa menjadi sebab yang akan menimbulkan akibat yang baru. Studi tentang saling hubungan, pada hakekatnya adalah studi tentang saling hubungan sebab dan akibat.

4. KEHARUSAN DAN KEBETULAN

Keharusan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ada dan terjadinya tidak bisa dielakkan dan tidak bisa ditolak. Keharusan adalah hal yang mutlak dan objektif.
Adapun kebetulan adalah sesuatu yang tidak tentu. Ada dan terjadinya bukan suatu kepastian. Kebetulan merupakan titik pertemuan atau titik persilangan dari dua keharusan. Kebutalan itu terjadi karena bertemunya dua keharusan. Kebetulan merupakan perwujudan kongkrit dari tuntutan dua keharusan.

Bersambung ke: Pokok-Pokok Filsafat Materialisme, Dialektika, Histori (7)
Sebarkan Artikel Ini :
Sebar di FB Sebar di Tweet Sebar di GPlus

About Unknown

WEBSITE ini didedikasikan untuk ilmu pengetahuan dan HUMAN BEING, silahkan memberikan komentar, kritik dan masukan. Kami menerima artikel untuk dimuat dan dikirim ke kawanram@gmail.com. Selanjutnya silahkan menghubungi kami bila memerlukan informasi lebih lanjut. Salam PEMBEBASAN!
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.