Karl Marx |
3. PRAKTEK DAN PENGETAHUAN
1. Arti dan Macam Praktek
Praktek adalah kerja manusia atau perbuatan manusia mengubah materi, yaitu benda atau keadaan, serta mengubah alam dan kehidupan masyarakat.
Mengubah
benda artinya adalah kerja produksi. Mengubah keadaan artinya adalah
kerja sosial. Sedang mengubah alam berarti menentang atau melawan alam.
Mengubah kehidupan masyarakat berarti berjuang atau ber-revolusi.
Kerja
produksi dan menentang atau melawan alam merupakan praktek alam atau
praktek produksi. Sedang kerja sosial dan berjuang atau ber-revolusi
merupakan praktek sosial atau praktek revolusi.
Dengan
begitu praktek pada pokoknya hanya terbagi dalam dua golongan atau dua
macam, yaitu praktek alam atau praktek produksi dan praktek sosial atau
praktek revolusi. Semua dan berbagai macam praktek manusia tergolong
salah satu dari kedua macam praktek itu.
Karena
itu pengetahuan atau teori yang lahjir dari praktek pada pokoknya juga
hanya terbagi dalam dua golongan atau hanya ada dua macam, yaitu
pengetahuan atau teoti tentang alam dan sosial, atau tentang produksi
dan revolusi. Jadi juga hanya ada dua macam ilmu, yaitu ilmu alam dan
ilmu sosial atau ilmu produksi dan ilmu revolusi. Berbagai macam ilmu
pada pokoknya termasuk kedalam salah satu golongan atau salah satu macam
ilmu itu.
Praktek
alam atau praktek produksi melahirkan ilmu alam dengan segala macam
jenisnya. Sedang praktek sosial atau praktek revolusi melahirkan ilmu
sosial dengan segala macam jenisnya.
2. Peranan Praktek
Praktek mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan ilmu dan manusia. Praktek melahirkan pengetahuan atau ilmu, menguji dan mengembangkan kebenaran ilmu. Praktek membuat hidup manusia, membentuk watak manusia dan meningkatkannya.
Praktek
ysng terus menerus, melahirkan pengalaman yang kesimpulannya menjadi
teori. Kebenaran teori itu selanjutnya masih harus diuji didalam
praktek. Kebenarannya ditinjau dari sesuai atau tidak dengan praktek.
Sesuainya teori itu dengan praktek, berarto teori itu benar. Sedang yang
tidak sesuai dengan praktek, berarti teori itu salah.
Peninjauan
atau pengujian kebenaran teori itu didalam praktek tidak hanya sekali.
Tapi terus menerus. Sebab dalam perkembangan praktek selanjutnya, teori
yang sudah benar itu bisa menjadi selisih dan tidak sesuai lagi dengan
praktek yang sudah berkembang. Keadaan demikian menuntut teori itu untuk
menyesuaikan lagi dengan perkembangan praktek yang baru. Dari
perkembangan itu, teori juga menjadi berkembang sesuai dengan
perkembangan praktek. Begitu terus menerus, praktek melahirkan teori,
menguji kebenaran teori, dan selanjutnya mengembangkan teori.
Praktek
yang terus menerus juga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
kelanjutan hidup manusia. Dari praktek yang terus menerus itu juga
terbentuk watak manusia dan tuntutan untuk kelanjutannya.
3. Praktek Membentuk Watak
Praktek membuat hidup dan menjadi kehidupan manusia, membuat manusia menjadi biasa dalam hidup dan kehidupan itu, dan menimbulkan pada fikiran manusia tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangannya. Kebiasaan dalam hidup dan dalam satu kehidupan itu dengan tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangan dari kebiasaan hidup dan kehidupannya itu, menjadi dan merupakan suatu watak.
Demikian
praktek membentuk watak, cara hidup mementukan cara berfikir, kedudukan
sosial menentukan kesadaran sosial, atau kedudukan klas menentukan
kesadaran klas. Begitu, bahwa keadan menimbulkan dan menetukan fikiran,
materi menimbulkan dan menentukan ide, maka setiap perubahan keadaan
atau perubahan materi akan menimbulkan dan menentukan pula perubahan
watak, cara berfikir, kesadaran sosial atau kesadaran klas, ide atau
fikiran.
Kebenaran Objektif ; Kebenaran objektif adalah suatu kenyataan apa adanya dari suatu materi atau keadaan.
Kebenaran Subjektif ; Kebenaran subjektif adalah suatu pencerminan ide tentang materi atau pencerminan fikiran tentang keadaan.
4. KEBENARAN
1. Arti dan Macam Kebenaran
Kebenaran adalah sesuainya ide dengan materi, atau sesuainya fikiran dengan keadaan. Kebenaran ada dua macam, yaitu kebenaran objektif dan kebenaran subjektif.Kebenaran Objektif ; Kebenaran objektif adalah suatu kenyataan apa adanya dari suatu materi atau keadaan.
Kebenaran Subjektif ; Kebenaran subjektif adalah suatu pencerminan ide tentang materi atau pencerminan fikiran tentang keadaan.
2. Sumber dan Letak Kebenaran
Sumber kebenaran adalah kenyataan apa adanya dari materi atau keadaan. Kebenaran objektif dan kebenaran subjektif , kedua-duanya bersumber dari kenyataan itu.
Adapun
letak kebenaran, bagi kebenaran objektif letaknya ada di (kenyataan)
materi atau keadaan. Sedang kebenaran subjektif letaknya ada di
(pencerminan) ide atau fikiran.
Kebenaran obsolut ; Kebenaran absolut adalah kebenaran yang lengkap dan menyeluruh dari sesuatu materi atau keadaan yang dicerminkan sesuai dengan kenyataan secara objektif, lengkap dan menyeluruh menurut apa adanya. Karena itu kebenaran absolut adalah juga kebenaran objektif.
3. Sifat Kebenaran
Kebenaran sesuatu mempunyai dua sifat, yaitu sifat absolut dan sifat relatif.Kebenaran obsolut ; Kebenaran absolut adalah kebenaran yang lengkap dan menyeluruh dari sesuatu materi atau keadaan yang dicerminkan sesuai dengan kenyataan secara objektif, lengkap dan menyeluruh menurut apa adanya. Karena itu kebenaran absolut adalah juga kebenaran objektif.
Kebenaran
Relatif ; Kebenaran relatif adalah kebenaran sementara atau kebenaran
pada satu waktu, dan akan berubah atau berkembang pada waktu yang lain.
Kebenaran relatif juga kebenaran disatu tempat, dan bisa berubah
ditempat lain.
Kebenaran relatif berarti pula kebenaran yang baru sepotong atau baru sebagian dari suatu materi atau keadaan yang lengkap dan menyeluruh yang dicerminkan. Kebenaran relatif adalah juga kebenaran subjektif. Karena itu sendiri adalah relatif, bersifat semenatara, dan akan selalu berubah atau berkembang. Sebab, materi atau keadaan sebagai sumber kebenaran juga selalu berubah atau berkembang. Dengan begitu berarti bahwa kebenaran objektif ataupun kebenaran subjektif, kedua-duanya juga relatif, bersifat semenatara, dan akan berubah atau berkembang.
Kebenaran relatif berarti pula kebenaran yang baru sepotong atau baru sebagian dari suatu materi atau keadaan yang lengkap dan menyeluruh yang dicerminkan. Kebenaran relatif adalah juga kebenaran subjektif. Karena itu sendiri adalah relatif, bersifat semenatara, dan akan selalu berubah atau berkembang. Sebab, materi atau keadaan sebagai sumber kebenaran juga selalu berubah atau berkembang. Dengan begitu berarti bahwa kebenaran objektif ataupun kebenaran subjektif, kedua-duanya juga relatif, bersifat semenatara, dan akan berubah atau berkembang.
Kebanaran
absolut dan kebenaran relatif adalah dua hal yang berhubungan sangat
erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran absolut, kebenaran yang
lengkap dan menyeluruh, itu terjadi dan terdiri dari sepotong-sepotong
atau baru sebagaian. Sebaliknya, kebanaran relatif, kebanaran yang baru
sepotong-sepotong atau baru sebagaian itu, mengandung kebenaran absolut
dan merupakan unsur atau bagian yang akan melahirkan suatu kebenaran
absolut.
Kebenaran itu bersifat absolut karena kebenaran itu ada secara objektif. Dan kebenaran absolut itupun bersifat relatif, karena kebenaran itu hanya bersifat sementara.
Kebenaran itu bersifat absolut karena kebenaran itu ada secara objektif. Dan kebenaran absolut itupun bersifat relatif, karena kebenaran itu hanya bersifat sementara.
Maka
salah pendapat kaum subjektifis yang mengatakan tidak ada kebenaran
objektif karena kebenaran bersifat relatif, bergantung pada ide yang
mencerminkannya. Tapi juga salah pendapat kaum absolutis yang mengatakan
tidak ada kebenaran subjektif atau tidak ada kebenaran ide karena
kebenaran ide itu bersifat apa adanya. Karena itu kebenaran juga tidak
bersifat relatif, tapi tetap.
4. Kebenaran Umum dan Kebenaran Khusus
Kebenaran kecuali mempunyai sifat absolut dan relatif, juga mempunyai sifat umum dan khusus, yaitu sebagai kebenaran umum dan kebenaran khusus. Kebenaran umum adalah kebenaran sepanjang masa atau kebenaran yang tetap selamanya. Kebenaran yang terdapat dan berlaku dimanapun dan kapanpun. Kebenaran khsusus adalah kebenaran menurut waktu, tempat dan tingkatan.
Kebenaran
umum dan kebenaran khusus adalah dua hal yang berhubungan erat, tidak
bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran umum terjadi dari dan terdapat secara
kongkrit pada kebenaran khusus. Atau kebenaran umum itu ada dan terdapat
pada kebenaran khusus. Kebenaran umum merupakan poros dari
kebenaran-kebenaran khusus. Sebaliknya, kebenaran khusus mengandung
kebenaran umum dan berpedoman pada kebenaran umum itu.
Adalah
salah pendapat kaum absolutis sebagaimana juga pendapat kaum dogmatis
yang mengatakan tidak ada kebenaran khusus menurut waktu, tempat dan
tingkatan. Kebenaran itu hanya satu dan universil. Kapanpun waktunya,
dimanapun tempatnya dan bagaimanapun tingkatannya, kebenaran adalah
sama. Kebenaran berlaku pada semua waktu, berlaku disemua tempat dan
disemua tingkatan.
Tapi
juga salah pendapat kaum relatifis dan kaum revisionis yang mengatakan
tidak ada kebenaran umum. Semua kebenaran adalah relatif menurut waktu,
tempat dan tingkatan. Dan berdasarkan pendapatnya yang salah itu kaum
revisionis merevisi teori kebanaran umum Filsafat Marxisme dan merevisi
ajaran Marxisme itu sendiri.
BAB. V
KATEGORI FILSAFAT
1. BENTUK DAN ISI
Bentuk adalah bingkai dari isi. Bentuk merupakan kekuatan dan pelindung kehidupan isi. Bentuk menyelimuti atau menyelubingi isi. Bentuk merupakan gejala luar yang tampak dan menampakkan diri, atau yang tertangkap oleh indera lebih dulu daripada isinya. Bentuk bersifat pasif dalam proses perkembangannya.
Adapun
isi adalah sesuatu yang terkandung didalam bentuk. Isi merupakan inti
dan kebenaran dari sesuatu. Isi merupakan sesuatu yang hidup dan
membentuk kehidupan. Isi bersifat aktif dalam perkembangannya.
Bentuk
dan isi adalah dua segi yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Kedua-duanya
selalu berhubungan erat. Bentuk selalu mengandung isi. Tidak bentuk
tanpa isi. Sebaliknya, isi selalu ada didalam bentuk. Tidak ada isi
tanpa bentuk. Bentuk tanpa isi akan tidak mempunyai arti apa-apa.
Sebaliknya, isi tanpa bentuk akan tidak mempunyai kekuatan, karena itu
akan berantakan dan tidak bisa mempertahankan adanya. Bentuk dan isinya
harus selalu sesuai, juga dalam setiap perkembangannya. Tidak sesuainya
bentuk dengan isisnya akan menimbulkan suatu kontradiksi antara bentuk
dengan isinya itu.
Bentuk
ditentukan oleh isinya. Tapi bentuk mempunyai pengaruh terhadap isinya.
Isi menetukan perkembangan bentuknya. Tapi bentuk mempengaruhi
perkembangan isinya. Bentuk yang sudah sempit dan tidak sesuai dengan
perkembangan isinya, akan dibongkar dan dihancurkan oleh isinya. Karena
itu akan terjadi atau akan lahir dan timbul suatu bentuk yang baru yang
sesuai dengan perkembangan isinya.
Bentuk
yang baru, melonggarkan bagi perkembangan isinya lebih lanjut. Begitu
sampai pada suatu ketika, bentuk menjadi sempit dan tidak sesuai lagi
dengan perkembangan isinya. Karena itu juga akan terjadi lagi
pembongkaran dan penghancuran terhadap bentuk itu oleh isinya untuk
menganggantinya dengan bentuk yang baru lagi, yang sesuai dengan
perkembangan isinya. Bentuk yang lama berubah menjadi bentuk yang baru,
itu terjadi tidak dengan sendirinya. Tapi terjadi atas perjuangan aktif
oleh isinya.
2. GEJALA DAN HAKEKAT
Gejala adalah apa yang tertangkap oleh indera. Gejala merupakan pelantunan hakekat, dan merupakan ujud luar yang mempunyai saling hubungan dengan hakekatnya. Gejala tampak dan menampakkan diri pada berbagai macam.
Adapun
hakekat adalah saling hubungan yang menentukan adanya sesuatu dan
menimbulkan gejala-gejalanya. Hakekat menampakkan diri lewat
gejala-gejalanya. Gejala-gejala yang timbul dari adanya hakekat, tidak
semua sama atau tidak semua mencerminkan sesuatu dengan hakekatnya.
Walau begitu, untuk bisa mengetahui hakekat sesuatu, tentu melalui
gejala-gejalanya.
Gejala yang sama atau yang mencerminkan sesuai dengan hakekatnya adalah gejala yang menembus langsung dengan hakekatnya.
3. SEBAB DAN AKIBAT
Sebab adalah yang menimbulkanakibat dan merupakan sumber dari timbulnya akibat atau ada serta terjadinya sesuatu. Adapun akibat adalah yang ditimbulkan oleh sebab.
Sebab
dan akibat mempunyai hubungan langsung dan erat. Sebab menimbulkan
akibat, dan tidak ada akibat tanpa sebab. Akibat akan terus menerus
timbul selama sebab yang menimbulkannya itu masih ada.
Karena
itu mengurus akibat harus pula mengurus atau mengakhiri sebabnya atau
menyelesaikan sebabnya yang menimbulkannya itu. Mengurus akibat tanpa
mengurus atau tanpa menyelesaikan dan mengakhiri sebabnya atau sebab
yang menimbulkannya, akan tidak ada artinya. Akibat menuntut pengurusan
yang segera, sedang sebab harus lebih lanjut dan mutlak untuk diurus.
Sebab
selalu mendahului akibat. Sebaliknya, akibat selalu timbul kemudian
sesudah sebab. Tapi apa yang timbul kemudian sebagai kelanjutan dari
sesuatu yang timbul mendahuluinya, tidak tentu merupakan akibat dari
yang timbul mendahuluinya itu.
Akibat
yang ditimbulkan oleh sebab, pada proses kelanjutannya bisa menjadi
sebab yang akan menimbulkan akibat yang baru. Studi tentang saling
hubungan, pada hakekatnya adalah studi tentang saling hubungan sebab dan
akibat.
Adapun
kebetulan adalah sesuatu yang tidak tentu. Ada dan terjadinya bukan
suatu kepastian. Kebetulan merupakan titik pertemuan atau titik
persilangan dari dua keharusan. Kebutalan itu terjadi karena bertemunya
dua keharusan. Kebetulan merupakan perwujudan kongkrit dari tuntutan dua
keharusan.4. KEHARUSAN DAN KEBETULAN
Keharusan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ada dan terjadinya tidak bisa dielakkan dan tidak bisa ditolak. Keharusan adalah hal yang mutlak dan objektif.Bersambung ke: Pokok-Pokok Filsafat Materialisme, Dialektika, Histori (7)
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.