BREAK
Loading...

Pokok-Pokok Filsafat Materialisme, Dialektika, Histori (5)


Das Capital
2. PERUBAHAN KAWANTITATIF KE KWALITATIF

1. Arti Kwantiteit dan Kwaliteit
Kwantiteit adalah jumlah. Jumlah dalam arti yang luas, meliputi bilangan, susunan, saling hubungan dan komposisi. Kwantiteit menentukan kwaliteit sesuatu. Kwaliteit adalah hakekat sesuatu, yang membedakan sesuatu itu dari yang lain.

2. Perubahan Kwantiteit dan Perubahan Kwaliteit
Perubahan kwantiteit adalah perubahan yang masih dalam kwaliteit lama atau masih dalam bentuknya yang lama, perubahan yang bersifat kwantitatif, perubahan evolusioner yang menyiapkan dan menuju kearah perubahan kwaliteit. Perubahan demikian, berarti belum perubahan kwaliteit.

Perubahan kwantiteit itu akan mencapai perubahan kwaliteit hanya sesudah mencapai titik batas tertentu, yaitu titik batas tertinggi atau terendah, atau titik batas maksimum atau minimum dari syarat bagi berubahnya suatu kwaliteit.

Perubahan kwantiteit semata-mata yang tidak sampai mencapai titik batas, tidak akan merubah kwaliteit lama dan kurang ada artinya bagi suatu perkembangan.

Adapun perubahan kwaliteit adalah perubahan yang mengakhiri perubahan kwantiteit dan menghancurkan kwaliteit lama.

Perubahan kwaliteit itu merupakan dan melalui proses loncatan dari kwaliteit lama kekwaliteit baru. Perubahan kwaliteit itu tentu melalui proses perubahan kwantiteit. Tanpa adanya perubahan kwantiteit lebih dulu, tidak akan ada dan tidak akan terjadi perubahan kwaliteit. Selanjutnya, kwaliteit baru yang mengakhiri perubahan-perubahan kwantiteit lama itu, menimbulkan lagi kwantiteit-kwantiteit baru. Dan perubahan-perubahan kwantiteit baru itu juga menyiapkan lagi perubahan kwaliteit baru. Demikian seterusnya.

Perubahan kwantiteit keperubahan kwaliteit itu merupakan suatu proses dari gerak atau perubahan dan perkembangan. Artinya, setiap gerak atau setiap perubahan dan perkembangan sesuatu tentu melalui proses perubahan kwantiteit keperubahan kwaliteit.

Perubahan kwantiteit dan perubahan kwaliteit selalu saling hubungan sangat erat yang tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain. Kedua-duanya saling jalin menjalin.

3. NEGASI DARI NEGASI
Negasi berarti tiada atau meniadakan. Negasi dari negasi berarti meniadakan yang meniadakan. Hukum negasi dari negasi adalah hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan sesuatu. Hukum itu ialah, bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan dari segala sesuatu, arahnya tentu menuju ke-bentuk-nya yang "lama" atau ke-asal-nya semula, tapi dengan isi atau dengan kwaliteitnya yang baru. Selama gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu belum sampai mencapai bentuknya yang "lama" atau belum "kembali keasalnya semula", maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu masih dalam proses perjalanannya.

Hukum negasi dari negasi adalah hukum, bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan segala sesuatu tentu akan menegasi yang menegasi atau akan meniadakan yang meniadakan. Bahwa yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan ditiadakan. Selama yang menegasi belum dinegasi atau yang meniadakan belum ditiadakan, maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu masih belum selesai, belum berakhir, dan masih dalam proses perjalanan. Gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu baru akan" selesai" atau akan" berakhir" hanya apabila yang menegasi sudah dinegasi, aau yang meniadakan sudah ditiadakan. Dengan begitu berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu sudah sampai " kembali " pada bentuknya yang "lama " atau pada " asalnya semula ''.

Titik mula proses dari suatu gerak atau perubahan dan perkembangan dimulai dari bentuk dan isinya yang asal itu dinegasi atau ditiadakan oleh bentuk dan isi yang baru.Dari dinegasi atau ditiadakanya bentuk yang asal oleh bentuk dan isi yang baru, mulailah suatu proses gerak spiral yang menuju kearah " kembali " kebentuk isinya yang asal. Dan itu yang dinyatakan bahwa selama gerak atau perubahan dan perkembangan itu belum sampai " kembali " pada bentuk dan isinya yang " asal ", maka berarti bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan itu masih belum berakhir , belum selesai , dan masih dalam perjalanannya.

Negasi atau peniadaan bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang baru itu merupakan negasi atau peniadaan yang pertama dalam suatu proses gerak spiral. Kemudian bentuk dan isi yang baru , telah menegasi atau telah meniadakan bentuk dan isi yang asal itu, pada akhirnya tentu akan dinegasi atau akan ditiadakan juga oleh bentuk dan isi yang "lama yang asal" tapi dalam kwaliteitnya yang baru dan tinggi serta maju. Negasi atau peniadaan itu, yaitu negasi atau peniadaan oleh bentuk dan isi yang "asal" terhadap bentuk dan isi yang telah pernah menegasi atau meniadakannya itu, adalah merupakan negasi atau peniadaan yang kedua dalam suatu proses gerak sipiral.

Berlangsungnya suatu negasi atau peniadaan yang pertama, kemudian diakhiri oleh negasi atau peniadaan yang kedua, itu yang disebut sebagai hukum negasi dari negasi atau hukum meniadakan yang meniadakan. Berdasarkan hukum itu, maka yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan ditiadakan, dan "kembali"-lah gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu kepada bentuk dan isinya yang "lama" atau yang "asal", tapi dalam kwaliteutnya yang baru, yang lebih tinggi dan lebih maju dari yang awal mulanya.

Demikian hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan secara sipiral dari segala sesuatu.

BAB. IV
EPISTIMOLOGI MATERIALIS

Epistimologi adalah teori tentang pengetahuan, yaitu tentang asal dan lahirnya pengetahuan serta peranan dan perkembangan pengetahuan.

1. ASAL DAN LAHIRNYA PENGETAHUAN
1. Asal Pengetahuan

Pengetahuan adalah berasal dari praktek, baik praktek langsung maupun praktek tidak langsung. Praktek langsung ialah praktek atau pengalaman sendiri. Sedang praktek tidak langsung ialah praktek atau pengalaman orang lain.

Praktek langsung menimbulkan pengetahuan langsung. Sedang praktek tidak langsung, menimbulkan pengetahuan tidak langsung. Dengan begitu, baik pengetahuan langsung maupun pengetahuan tidak langsung, kedua-duanya berasal dari praktek.

Dari kedua pengetahuan itu, pengetahuan langsung lebih penting dari pada pengetahuan tidak langsung. Maka praktek atau pengalaman langsung juga lebih penting daripada praktek atau pengalaman tidak langsung.

Pengetahuan langsung itu bersifat terbats karena praktek langsung atau pengalaman sendiri juga terbatas. Sebaliknya, pengetahuan tidak langsung bersifat luas karena prakteknya tidak langsung atau pengalaman orang lain juga luas.

2. Lahirnya Pengetahuan
Pengetahuan lahir melalui proses dua tingkat, yaitu tingkat sensasi dan tingkat ratio. Pengetahuan tingkat sensasi atau pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang langsung ditangkap secara apa adanya dari praktek. Pengetahuan sensasional itu bersifat kwantitatif dan sepotong-sepotong serta menyiapkan pengetahuan rasional. Karena itu pengetahuan sensasional akan menjadi kurang ada gunanya bagi Ilmu Pengetahuan atau tidak bisa menjadi ilmu pengetahuan bila tidak ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional. Pengetahuan sensasional yang tidak ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional hanya akan menjadi sebagai pengetahuan biasa, pengetahuan tingkat rendah yang sederhana dan bersifat kwantitatif (kennis).

Adapun pengetahuan rasional adalah pengetahuan hasil penagkapan, hasil penelitian dan perenungan, serta merupakan penyimpulan dari pengetahuan sensasional. Dengan begitu, pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung dari praktek, pengetahuan tingkat kedua sebagai peningkatan dan kelanjutan dari pengetahuan sensasional.

Pengetahuan rasional bersifat luas dan kwalitatif. Lengkap, tidak sepotong-sepotong. Bersifat kombinatif dan kongklusif dari sejumlah pengetahuan sensasional yang sepotong-sepotong. Pengetahuan rasional merupakan perubahan kwalitatif dari pengetahuan sensasional dan menjadi ilmu pengetahuan (wetenschap).

Tentang pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional itu ada pandangan yang ekstrim dan salah dari kaum sensasionalis dan kaum rasionalis.

Kaum sensasionalis memandang pengetahuan sensasional itu sebagai pengetahuan yang objektif dan benar karena pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang langsung berasal dari praktek. Dengan begitu, pandangan kaum sensasionalis adalah pandangan yang sepotong-sepotong. Kaum sensasionalis tidak memandang sifat-sifat yang sempit, terbatas dan sepotong-sepotong dari pengetahuan sensasionalis. Mereka seperti tidak memandang bahwa segala sesuatu itu tidak hanya terdiri dari yang sepotong. Karena itu keobjektifan dan kebenaran sesuatu tidak bisa dipandang hanya dari yang sepotong itu. Sesuai dengan poandangannya, kaum sensasionalis memandang pengetahuan rasionalis sebagai pengetahuan yang tidak objektif dan tidak benar, atau diragukan keobjektifan dan kebenarannya karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung berasal dari praktek. Dan karena rasio itu bisa salah dalam menyimpulkan, maka pengetahuan rasional sebagai pengetahuan hasil penyimpulan itupun bisa salah.

Sebaiknya, kaum rasionalis memandang pengetahuan rasionil sebagai pengetahuan yang objektif dan benar karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan lengkap. Dalam hal ini kaum rasionalis tidak memandang bahwa pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang berasal dari dan melalui proses pengetahuan sensasional. Dan karena itu, bisa salah. Sebab, rasio memang bisa salah. Maka pengetahuan rasional sebagai hasil penyimpulan rasiopun bisa salah. Sesui dengan pandangannya iu, kaum rasionalis memandang pengetahuan sensasional sebagai pengetahuan yang rendah dan remeh, tidak penting dan tidak berguna karena pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang sempit, sepotong, dm tidak lengkap.

Kedua pandangan itu adalah pandangan yang ekstrim dan salah karena hanya menganggungkan yang satu dan meremehkan yang lain. Adapun pandangan yang objektif dan benar mengenai kedua pengetahuan itu ialah, bahwa pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional adalah dua tingkat pengetahuan yang secara dialektis tidak bisa dipisah-pisahkan dan tidak bisa direndahkan atau diremehkan. Kedua-duanya selalu saling hubungan sangat erat dan mempunyai peranan yang penting. Pengetahuan sensasional adalah bagian dari pengetahuan rasional dan menyiapkan lahirnya pengetahuan rasional itu. Sedang pengetahuan rasional tidak akan bisa lahir tanpa melalui proses pengetahuan sensasional.

Pengetahuan sensasonal adalah pengetahuan yang objektif dan benar dalam artiian baru sepotong. Tapi dalam artian yang menyeluruh bagi sesuatu, pengetahuan sensasional menjadi belum lengkap. Karena itu pengetahuan sensasional menjadi belum sepenuhnya onjektif dan belum sepenuhnya benar. Sebaliknya, pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan lengkap. Tapi juga bisa belum sepenuhnya objektif dan belum sepenuhnya benar. Sebab, keobjektifan dan kebenarannya harus ditinjau dari keadaan praktek yang berlangsung, yang secara menyeluruh disalinghubungkan dan disimpulkan dari dan berdasarkan yang sepotong-sepotong. Sesuainya pengetahuan raional dengan praktek, baru bisa dinyatakan suatu pengetahuan rasional sebagai pengetahuan yang objektif dan benar.

2. BATAS DAN PERKEMBANGAN SERTA PERANAN PENGETAHUAN
1. Batas Pengetahuan

Pengetahuan yang berasal dari praktek bersifat terbatas dan tidak terbatas sekaligus, sesui dengan praktek itu sendiri. Pengetahuan manusia orang seorang itu terbatas karena praktek dan pengalaman sesorang juga terbatas. Tapi pengetahuan manusia bersama tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia bersama juga tidak terbatas. Pengetahuan manusia satu generasi juga terbatas. Tapi pengetahuan manusia seluruh generasi tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia seluruh generasi juga tidak terbatas.

Ketidakterbatasan pengetahuan manusia bersama dan manusia seluruh generasi terjadi melalui suatu proses akumulasi, yaitu pengumpulan dan penyatuan dari pengetahuan manusia orang seorang atau manusia satu generasi yang terbatas. Pengetahuan manusia orang seorang yang satu dengan yang lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan manusia bersama yang tidak terbatas. Begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang satu dengan yang lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan seluruh generasi yang tidak terbatas. Artinya, pengetahuan manusia seseorang yang terbatas, ditambah-tambah dan disatukan dengan pengetahuan-pengetahuan manusia-manusia seseorang lainnya yang juga terbatas, menjadi pengetahuan manusia bersama yang tidak terbatas. Begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang terbatas, ditambah-tambah atau disambung-sambung dan disatukan dengan pengetahuan manusia satu generasi yang lain yang juga terbatas, menjadi pengetahuan manusia seluruh generasi yang tidak terbatas.

Dengan begitu pengetahuan adalah terbatas pada manusia orang seorang, tapi tidak terbatas pada manusia bersama seluruhnya. Terbatas pada manusia satu generasi, tapi tidak terbatas pada manusia seluruh generasi. Terbatas pada satu waktu, tapi tidak terbatas pada seluruh waktu.

Maka semua yang ada secara objektif, yang tidak bisa diketahui oleh manusia orang seorang akan bisa diketahui oleh manusia orang seorang lainnya. Apa yang tidak bisa diketahui oleh manusia satu generasi akan bisa diketahui oleh manusia satu generasi lainnya. Yang tidak bisa diketahui pada satu waktu akan bisa diketahui pada satu waktu lainnya. Karena itu semua yang ada secara objektif pasti akan bisa diketahui. Soalnya adalah soal waktu. Jadi soalnya bukan tidak bisa diketahui, tapi belum bisa diketahui dan akan bisa diketahui sejalan dengan perkembangan praktek manusia orang seorang dan praktek manusia bersama serta sejalan dengan perkembangan praktek manusia satu generasi dan praktek manusia seluruh generasi.

2. Perkembangan Pengetahuan
Pengetahuan manusia tidak berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang kebatas yang lain sejalan dengan praktek manusia yang juga tidak akan berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang kebatas yang lain. Pengetahuan dan praktek manusia berkembang dan akan selalu berkembang terus sesuai dan sejalan dengan gerak materi yang juga terus menerus tanpa henti.

Pengetahuan manusia berkembang dan meluas. Itu berlangsung dan terjadi dari pengetahuan manusia orang-seorang dan manusia bersama sampai pengetahuan manusia satu generasi dan manusia seluruh generasi terkumpul dan tersambung dengan pengetahuan manusia-manusia orang seorang dan manusia generasi-generasi lainnya atau kelanjutannya. Semua pengetahuan itu dari pengetahuan yang satu kepengetahuan yang lain yang terus menerus bertambah, terus diakumulasi dan dikombinasi, disatukan dan saling hubungkan, diseleksi dan terus bersambung berkembang menuju dan menjadi pengetahuan yang luas dan makin luas serta tinggi dan makin tinggi.

Pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu akhirnya pasti akan bisa menggali dan mencapai semua yang ada secara objektif yang masih tersembunyi, yang belum tergali dan belum tercapai.

3. Peranan Pengetahuan
Pengetahuan (wetenschap) atau teori mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan praktek dan materi, bagi hidup dan kehidupan manusia. Pengetahuan berasal dan lahir dari praktek serta berkembang dan meluas sejalan dengan perkembangan praktek dan materi. Tapi pengetahuan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan praktek dan materi itu sendiri.

Pengetahuan mempunyai pandangan dan jangkauan jauh kedepan sebelum praktek dan materi itu berkembang. Pengetahuan merupakan sinar bagi praktek serta memimpin dan membawa arah perkembangan praktek dan materi. Praktek akan berjalan dalam gelap dan meraba-raba bila tidak disinari dan dipimpin oleh pengetahuan atau teori, sehingga akan terbentus-bentus dan tersesat.

Pengetahuan dan praktek tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain. Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya, pengetahuan menyinari dan memimpin praktek. Perkembangan praktek menimbulkan perkembangan pengetahuan, sedang sebaliknya, perkembangan pengetahuan kebenarannya diuji dalam praktek, yang selanjutnya menimbulkan perkembangan baru bagi praktek.

Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya, pengetahuan diuji dan kembali kepada praktek. Demikian berlangsung proses skematis: Praktek-Pengetahuan-Praktek.

Bersambung ke: Pokok-Pokok Filsafat Materialisme, Dialektika, Histori (6)
Sebarkan Artikel Ini :
Sebar di FB Sebar di Tweet Sebar di GPlus

About Unknown

WEBSITE ini didedikasikan untuk ilmu pengetahuan dan HUMAN BEING, silahkan memberikan komentar, kritik dan masukan. Kami menerima artikel untuk dimuat dan dikirim ke kawanram@gmail.com. Selanjutnya silahkan menghubungi kami bila memerlukan informasi lebih lanjut. Salam PEMBEBASAN!
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.