Makin kencang interperpersonalku dengan kaum perempuan setahun ini. Di facebook berkawan sekaligus diskusi intens dengan beraneka ragam karakter perempuan. Mereka semua cantik jelita menawan hati. Mulai dari ibu/janda muda produktif nulis, serius menyempurnakan kepribadian, pencipta lagu, pejabat publik suka memasak, belum terpikir untuk kawin lagi, dan lain lain, dan lain lain. Ada cewek mengalami konflik bathin memilih agama formal, gejala lesbian, reporter, pecinta alam pemerhati sosial, marketing, ayah kandung telah pergi, dan lain lain dan lain lain. Jawa batak, melayu dayak, aceh,NTT sunda dan lain lain dan lain lain. Nampak mereka sayang, hormat samaku dan suka nulis suka baca terkesan ingin memahami semboyan:”Hidup adalah Perjuangan”.
Pada umumnya sudah kukirim file buku:”Kawan Kentalku Bason Kumpulan Cerpen Unkonvensinil Jilid II sebagai pertanda bahwa aku ingin membangun persahabatan yang didasari oleh”jujur dalam keterbukaan dan terbuka dalam kejujuran”. Respon mereka cukup membahagiakan. Akibatnya koleksi karya tulis mereka sudah hadir jadi file di lap topku yang sudah grepak peak (tua/mau hancur). Kadang aku kasih saran tentang pentingnya kalimat liar, sadistis ekstrim bernuansa unkonvensinil. Supaya memberi pesan kuat tuk mengenal kehidupan yang benar.
Yah,..Begitulah hubungan interpersonal yang berkembang melalui facebook.
Sudah lupa entah mulai kapan aku tertarik mengenal jiwa anak dan perempuan. Tapi inilah pijakan dasar aku berpengalaman membangun kelompok anak jalanan dan anak pedesaan, selama belasan tahun, Sekarang aku merasa sia sia, percuma dan tidak tahu perkembangan kelompok anak. Sedangkan program berkaitan dengan perempuan aku belum banyak pengalaman,
Negara akan sejahtra damai sentosa apabila memprioritaskan perhatian terhadap keberadaan anak dan perempuan. Tapi, sampai saat ini negara hanya sibuk melengkapi data statistik sesuai dengan standard yang ditentukan pihak asing*). Belum menyentuh kebutuhan anak agar terbiasa bekerja sama untuk memenuhi citarasanya. Sambil melatih anak memahami keharusan bergotongroyong, bersikap sabar tekun dan sistematis
Aku juga teringat kotbah gereja kristen tentang penting peran perempuan. Orang yang bertahan menemani Yesus Kristus menghembuskan nafas terakhir adalah Bunda Maria. Orang yang berziarah dan bicara dengan Yesus bangkit dari kubur adalah perempuan. Hal ini ditafsirkan bahwa perempuan sebagai poros menyebarkanluaskan kebenaran dimuka bumi ini.
Aku juga sudah baca”Sarinah”. Bung Karno marah besar melihat kapitalisme dan lembaga agama menyepelekan peran perempuan dalam kehidupan sehari hari.
Mungkin hal ini yang mendorong aku tuk membangun hubungan interpersonal dengan kaum perempuan lewat facebook.
Aku ngak ngerti buah apa yang dihasilkan dari proses interpersonal yang sedang berlangsung ini.
Sssttt....Mari, kita minta jawabannya dari mereka.
*) Baca Di Padepokan Pueblo Jilid II
Diambil dari catatannya fb martin siregar
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.