Bagaikan cahaya di kegelapan malam yang menerangi jalan kedepan, pusat-pusat perjuangan kita menunjukkan kepada massa rakyat bagaimana masyarakat baru itu diciptakan. Ini berarti pusat perjuangan kita adalah agen yang dinamis untuk mengubah pemikiran rakyat dan kekuatan pendorong dalam memobilisasi hukum alam dan sumberdaya alam bagi peningkatan kesejahteraan hidup rakyat. Dalam proses mengubah manusia dan masyarakat, kita menghadapi banyak hambatan. Tugas kita adalah mengubah penduduk yang jumlahnya sangat banyak, kaya dengan keaneka-ragaman, dari Rovuma sampai Maputo, dari pelosok Tete vang paling jauh sampai Samudra India, yang menyusun Rakyat kita. Ada kaum tua yang masih diselimuti tradisi-tradisi kuno dan ada kaum muda yang dibentuk oleh nilai-nilai kolonialisme dan kapitalisme yang menyesatkan. Kaum perempuan kita selama berabad-abad ditindas oleh masyarakat, inisiatif mereka menjadi lumpuh. Para pengacara, ahli teknik, pakar sosiologi, ahli ekonomi dan intelektual yang sudah terindoktrinasi dengan pemikiran borjuis yang menganggap hina buruh-buruh kasar dan menganggap diri mereka sebagai kelas yang berkuasa yang tidak perlu belajar lagi, datang bergabung masuk perjuangan kita. Tetapi kita juga melihat banyak petani buta-huruf yang pengalamannya tentang dunia terbatas pada desa mereka, dan yang pada diri mereka kekuasaan kolonial telah menanamkan pemikiran bahwa mereka adalah orang yang bodoh yang tidak mampu untuk berpikir atau berinisiatif. Dari pabrik-pabrik dan pertambangan-pertambangan, kilang-kilang penggergajian kayu dan perkebunan-perkebunan, dari industri pengangkutan, kelas buruh yang sedang tumbuh bergabung dengan kita, dengan membawa kesadaran kelas yang rendah dan belum mampu mengambil peranan memimpin dalam proses transformasi masyarakat. Dari dinas-dinas pelayanan dan kantor-kantor pemerintahan, dari bisnis dan bank-bank bergabung pegawai-pegawai negeri dan pegawai-pegawai kantoran yang telah dihinggapi mentalitas borjuis kecil. Kota-kota dan desa-desa sepertinya mengirimi kita gelombang-gelombang manusia dengan ciri-ciri mereka sendiri. Biasanya kehidupan di daerah pedesaan itu tidak terorganisir, tidak mengenal perencanaan atau ketepatan waktu, sangat dikuasai oleh kebiasaan dan adat lama yang menghambat kemajuan dan mematikan prakarsa. Bagi kaum tani, kekuasaan berarti pemerintahan asing yang membuat kehadirannya terasa melalui kartu penduduk dan pajak yang dipaksakan, melalui kerja paksa dan harga rendah yang dibayarkan untuk hasil-hasil pertanian yang diproduksi dengan susah-payah, lengkap dengan pukulan palmatoria dan hinaan. Teror mematikan inisiatif. Manusia hidup dalam keadaan kontradiksi permanen dengan alam, yang tidak mereka kenal dan menakutkan mereka, dan dengan Negara yang menghisap, menindas, dan merendahkan kemanusiaan mereka. Hubungan sosial mereka tidak jauh melampaui desa tempat mereka tinggal, dan kebanyakan hanya meluas sebatas kelompok bahasa mereka sendiri. Di kota-kota kolonialis-kapitalis perjuangan untuk bertahan hidup itu sangat hebat, yang akhimya memaksa rakyat untuk bersikap mementingkan diri pribadi dan kompetitif. Sikap ambisius dan usaha mengeksploitasi orang lain semakin menghancurkan kepercayaan antar manusia, membuat satu sama lain memandang sesama sebagai saingan. Pegawai swasta dan negeri melakukan fitnah dan tipu-daya terhadap rekan-rekan sendiri supaya mendapatkan promosi. Atasan diutamakan, segala sesuatu dilakukan supaya disukai atasan, persekutuan dibuat untuk melawan orang lain dan manusia menjadi menghina diri sendiri untuk mempertahankan hidup setiap harinya. Budaya kolonialis-kapitalis mengembang-biakkan selera yang korup dan merendahkan kemanusiaan yang menempatkan manusia setingkat dengan binatang. Nafsu untuk berkuasa dan mendapatkan kemewahan yang ditegakkan di atas ekploitasi dan penghinaan terhadap sesama manusia secara terus-menerus ditanamkan pada setiap orang. Gelombang penindasan fasis-kolonial masih mendominasi penduduk desa-desa dan terutama kota-kota. Kegiatan-kegiatan PIDE jelas-jelas ditujukan untuk menciptakan suatu sistem teror permanen dalam masyarakat, untuk membuat mereka mau menerima eksploitasi dan dominasi sebagai nasib dan takdir. Perjuangan yang sedang kita lancarkan dan kemenangan-kemenangan yang kita dapatkan dengan nyata memperlihatkan bahwa nasib atau takdir seperti itu tidak ada dan bahwa kita manusia mampu untuk mengubah masyarakat dan menciptakan Kehidupan Baru. Inilah sebabnya mengapa semakin banyak orang mendukung FRELIMO. Semua orang membenci musuh, penindasan dan penghinaan, eksploitasi dan teror, walaupun pengertian mereka tentang siapa musuh itu bisa tidak jelas. Setiap orang merindukan kebebasan dan bersedia berkorban untuk itu, walaupun belum tahu apa isinya secara tepat. Setiap orang menginginkan sebuah dunia yang berbeda, walaupun mereka sendiri tidak bisa mengatakan seperti apa perbedaannya. Jadi, dengan ketidak-jelasan, penuh dengan keraguan dan ketidak-pastian, dengan keburukan dan kekurangan, adat-istiadat yang tidak lagi tepat dengan keadaan dan kebiasaan-kebiasaan yang hina, terperangkap sukuisme dan individualisme, dengan inisiatif yang dimatikan dan takut berpikir, dengan sikap rendah diri yang diwariskan dan dipaksakan, orang-orang mendatangi FRELIMO mencari jawaban yang pasti dan jalan yang tepat. Tugas kita adalah mengintegrasikan setiap orang dan mengubah mereka menjadi pelayan Rakyat, pejuang yang membela kepentingan massa yang terhisap, militan yang memperjuangkan pembebasan nasional. Tidak ada mujizat yang akan menolong kita dalam tugas berat ini. Proses perubahan itu dijalankan oleh manusia, oleh kita sendiri, yang secara terus-menerus berjuang melawan segala keterbatasan kita. Jika kita mau mengubah diri kita dan orang-orang yang setiap hari menggabungkan diri dengan kita, maka kita harus berorganisasi, yang berarti kita harus memiliki aparatus, yakni straktur-struktur yang diperlukan untuk menjalankan garis politik kita. Tanpa organisasi kita tidak mungkin mengubah diri kita, dan sebaliknya, kita akan menjadi tertahan oleh beban berat adat-kebiasaan dan selera yang berasal dari dalam wilayah musuh. Berorganisasi berarti pertama-tama harus memiliki struktur. Struktur-struktur ini adalah kehadiran FRELIMO di tengah-tengah kita. Mereka menunjukkan apa tugas-tugas kita, bagaimana tugas-tugas itu berhubungan dengan tugas lain, dan bagaimana dengan cara ini kita menjadi bagian dari tubuh FRELIMO. Tanpa struktur-straktur ini, yaitu tanpa integrasi ke dalam FRELIMO, kita hidup terisolasi, seperti kaki yang terlepas dari tubuh. Jelas bahwa setinggi apa pun pintarnya, sekeras apapun kerjanya, sedinamis apapun, dan sekuat apapun pengabdiannya, satu orang yang sendirian tidak mungkin bisa melakukan kerja suatu pusat dimana ia tinggal. Struktur menyediakan kita cara-cara untuk membagi tugas di antara kita. Struktur menyediakan sarana yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi dalam kerja dan kehidupan kita. Melalui struktur kita persoalan-persoalan kita didiskusikan dan ditemukan cara-cara menerapkan garis politik kita secara kreatif pada setiap keadaan konkret yang kita hadapi. Di dalam kerangka struktur kitalah kita membetulkan metode-metode kerja kita. Struktur adalah sarana untuk mendemokratiskan cara hidup, karena melibatkan setiap orang dalam penyelesaian persoalan secara terorganisasi dan kolektif. Ketika kita melibatkan semua orang dalam proses penyelesaian persoalan, ketika kita membuat setiap orang bertanggung-jawab untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi, kita mengkolektifkan kepemimpinan, mengkolektifkan kehidupan kita. Tetapi struktur tidak jatuh dari langit. Struktur adalah produk keadaan dan menjawab kebutuhan praktis. Dengan kata lain, struktur harus fungsional, menjawab kebutuhan-kebutuhan dan situasi-situasi khusus dari suatu pusat perjuangan kita. Struktur harus memungkinkan adanya pembagian dan koordinasi tugas pusat dan rnenjalankan tugas utama kita serta tugas-tugas revolusioner lainnya. Jelas kita tidak hidup dalam situasi yang tetap: perkembangan perjuangan dan tindakan musuh kita terus-menerus mengubah keadaan kita. Situasi yang berkembang dan kondisi yang berubah mengharuskan struktur untuk melakukan penyesuaian. Struktur harus disesuaikan dengan kehidupan; kehidupan jangan dijadikan obyek dari struktur. Ini berarti struktur harus luwes sehingga selalu dapat disesuaikan dengan keadaan nyata. Fungsi struktur adalah menjalankan kontinuitas dan pengembangan kerja, yakni membuat kita bisa menyelesaikan tugas-tugas secara benar dalam kondisi apapun. Dengan kata lain, struktur harus dinamis, mengalirkan energi yang membuat mesin bergerak. Tetapi struktur itu juga manusia, tanpa manusia struktur hanyalah gambar yang dibuat di atas kertas atau kanvas dengan berbagai tingkat keahlian. Kesalahan dan penyimpangan sering terjadi ketika revolusi berjalan, meskipun garisnya sudah jelas dan struktur-strukturnya memadai. Kesalahan dan penyimpangan ini penyebabnya adalah kelemahan kita. Perkembangan Revolusi kita, perluasan dan konsolidasi perjuangan bersenjata kita mengakibatkan munculnya kontradiksi baru. Setiap langkah maju selalu menimbulkan reaksi, Revolusi selalu dilawan oleh kontra-revolusi. Kontradiksi utama yang muncul di antara kita pada tahap sekarang ialah antara kebutuhan keadaan dengan kemampuan kerja kita. Perjuangan, penegakan kekuasaan rakyat, berkembang lebih cepat daripada kesadaran dan kemampuan kerja kader-kader kita, yang punya tugas untuk mengarahkan, menyalurkan, dan menanamkan dinamika (dinamizar) pada keseluruhan proses. Ciri utama kontradiksi ini adalah ketidakmampuan struktur-struktur di sebagian pusat perjuangan kita untuk menyelesaikan dengan tepat bermacam-macam masalah yang muncul, kesulitan yang mereka hadapi dalam mendefinisikan dan merencanakan tugas, dan kenyataan bahwa pusat-pusat perjuangan ini menghadapi kesulitan dalam menyatukan dan mengubah semakin banyak orang yang dipercayakan kepada mereka, yang berarti semakin banyaknya penduduk yang menjadi tanggung-jawab mereka. Tetapi kita semua punya garis pembimbing yang jelas, garis yang telah kukuh menghadapi ujian praktek, yakni garis FRELIMO, yang mencakup semua segi kehidupan kita dan semua sektor perjuangan kita. Dengan melakukan analisis yang kreatif terhadap garis politik kita, kita bisa mendapatkan pemecahan yang tepat untuk setiap keadaan konkret yang kita hadapi. Struktur-struktur kita berkembang sesuai dengan keadaan dan kita harus selalu mangorganisasikan diri kita. Massa rakyat bersama kita, kita punya struktur dan garis politik. Jadi di manakah letaknya kontradiksi itu? Bagaimana kita bisa menyelesaikan kontradiksi untuk rnemajukan perjuangan ke tahap yang lebih tinggi? Jawabannya terletak pada para responsavel, yang merupakan faktor penentu dalam penerapan garis politik dan aktivitas struktur-struktur kita. Kita bertanya-tanya mengapa para rcsponsavel veteran perjuangan itu, yang telah membuat kita menjadi seperti sekarang ini melalui banyak pengorbanan, membiarkan diri mereka terseret keadaan? Penyebab utama dari keadaan ini adalah semangat kemenangan dan rasa percaya diri yang berlebihan. Kemenangan-kemenangan besar yang telah kita raih, bukan hanya di medan perang tetapi juga dalam mengenyahkan kekuatan reaksioner dan menghancurkan penyusupan musuh, dan juga dalam rekonstruksi nasional, telah membuat sebagian kawan hanya melihat kemenangan terus-menerus, meremehkan kekuatan lawan dan menganggap setiap keadaan "normal" dan "baik," tidak pernah belajar dari kemunduran atau belajar bagaimana cara mengatasi keterbatasan-keterbatasan kita. Oleh karena itu kawan-kawan ini tidak lagi mempelajari garis politik kita, karena beranggapan bahwa mereka telah mengetahui segalanya, seperti yang dibuktikan oleh kemenangan-kemenangan itu. Akibatnya analisis garis politik ditinggalkan, kita menjadi kurang paham tentang kesalahan-kesalahan, penyimpangan-penyimpangan terhadap garis politik kita, dan dengan demikian menjadi tidak mampu mendeteksi dan kurang tajam memahami penyusupan ideologi, moral, dan fisik oleh musuh. Mareka mengabaikan studi ilmiah dengan pikiran bahwa mereka telah mengetahui segalanya, khususnya karena kemenangan telah membuktikannya. Tetapi kemajuan perang dan rekonstruksi nasional menuntut kita semua meningkatkan kemajuan pengetahuan ilmiah kita. Sikap mengabaikan ini akan menghambat kemajuan kita, padahal samua yang tidak bergerak maju akan membusuk. Mereka berhenti mempelajari kekuatan musuh karena yakin bahwa mereka telah mengetahuinya, seperti dibuktikan oleh kemenangan. Tetapi manuver musuh terus-menerus berubah, semakin mengalami kekalahan tindakan mereka menjadi semakin kriminal dan kejam. Jika tidak terus-menerus mempelajari musuh dan jika secara taktis kita meremehkan musuh, kita telah jatuh menjadi rutin dan karena itu menjadi terkejut jika, menghadapi rancangan dan kejahatan baru yang dibuat oleh musuh. Maka, sesungguhnya kita tidak lagi ofensif bukan lagi menghancurkan ular ketika masih berupa telur, tetapi kita melangkah mundur ke tindakan defensif menemukan ular ketika telah besar dengan kepalanya yang beracun yang membunuh kita. Sedikit demi sedikit perjuangan internal berkurang, karena kita telah cukup murni, garis pemisah antara kita dan musuh sudah jelas, karena kita tidak memiliki kontak fisik dengan mereka. Sedikit demi sedikit kehidupan lama, kehidupan dari zona lawan muncul kembali, liberalisme diperkenalkan, korupsi meningkat, kompromi mulai melumpuhkan kita, pikiran-pikiran yang keliru dan takhayul berkembang luas. Ini semua menciptakan atmosfir yang tidak jelas, ketidakpercayaan dan ketidakadilan muncul, perpecahan terjadi, dan musuh mulai menemukan lahan yang subur baginya untuk mulai beraksi. Semangat kamenangan adalah perwujudan dari oportunisme kiri: ia membuat kita meremehkan kekuatan musuh dan mengarahkan kita pada petualanganisme (adventurism). Cepat atau lambat semangat kemenangan akan meminta korban,membuat kita harus membayar mahal, dengan kekalahan besar, untuk kesalahan yang kita lakukan. Semangat kemenangan adalah saudara kembar dari semangat kegagalan dan kekalahan (defeatism); oportunisme kiri adalah sisi lain dari oportunisme kanan. Ketika ada kemunduran akibat dari kesalahan yang telah dilakukan karena semangat kemenangan, para petualang jatuh ke dalam defeatism karena secara strategis takut terhadap musuh, mulai menganalisis kegagalan saja dan tidak lagi melihat kemajuan perjuangan. Karena mereka percaya pada kemenangan yang cepat, sekarang bagi mereka perang tampak "tidak akan ada akhimya." Kemenangan-kemenangan yang telah dicapai mereka anggap kasus-kasus terpisah yang kebetulan. Dengan sikap ini mereka mulai menjalankan tugas-tugasnya dengan perhatian yang kurang, mengabaikan pandangan yang menyeluruh, dan hanya melihat kesalahan-kesalahan kerja kawan lain tetapi menolak untuk menyebutkan dan mendiskusikan kesalahan-kesalahan atau mengusulkan cara penyelesaian yang benar. Mereka lebih suka menfitnah daripada melakukan kritik dan otokritik, lebih suka tipu-daya daripada diskusi terbuka. Mereka mulai membentuk kelompok-kelompok kecil sendiri dengan sekutu-sekutunya. Hanya menganalisis kegagalan dan hanya melihat kesalahan menjadi cara membenarkan dan menyembunyikan tindakan mereka meninggalkan tugas-tugas revolusioner dan rendahnya kemauan kerja. Mereka menciptakan penyakit dan masalah khayalan, bertindak seakan-akan mereka disalah-pahami, dikejar-kejar, menjadi korban konspirasi dan musuh yang hanya ada dalam khayalan malas dan tidak sehat mereka. Badan mereka hidup di zona kita tetapi semangat mereka sudah tertanam dalam zona musuh, mengimpikan kenikmatan dan korupsi, yang sekarang mereka pandang sebagai hal yang hebat. Kelemahan lain yang berhubungan erat dengan sikap tersebut di atas adalah semangat "orang tua" atau veteran perang dan politik yang tahu akan segala hal, yang menganggap tidak ada lagi hal yang perlu dipelejari, khususnya dari generasi muda. Anggota-anggota generasi muda, pada umumnya penuh dengan dinamika dan bersemangat memperkenalkan gagasan-gagasan dan metode-metode baru, biasanya dipandang sebagai pesaing yang hendak menyingkirkan "veteran" dari kedudukan mereka. Para "veteran" ini, yang menjadi veteran hanya karena lamanya mereka berada dalam perjuangan dan bukan karena kayanya pengalaman yang mereka olah untuk disampaikan kepada generasi baru, adalah orang yang mentalnya tidak lagi berkembang. Mereka menjalankan tugas secara rutin, tidak pernah berpikir untuk memperkenalkan metode-metode baru yang dilahirkan dari pengalaman mereka. Dalam bidang kerja, mereka tidak pernah berpikir bagaimana menjalankannya secepat dan sebaik mungkin, dan mereka melakukan kesalahan-kesalahan yang mereka justifikasi dengan mengatakan bahwa tidak ada manusia yang bebas dari kesalahan. Mereka malu mengakui kebodohan mereka dan oleh karena itu menolak belajar, dengan selalu berpegang teguh pada cara lama yang tidak benar. Mereka selalu mambanggakan lamanya keikut-sertaan dalam perjuangan yang dijadikan alasan untuk menuntut hak istimewa, meminta prioritas pada persoalan pribadi mereka. Mereka meminta perlakuan khusus karena lama aktif dalam perjuangan, lupa bahwa dari para veteran itu kita membutukan teladan yang mengajarkan kita tentang Kehidupan Baru. Mereka menghalangi promosi responsavel baru dan kekuatan-kekuatan baru serta berusaha untuk menyebarkan ketidak-percayaan di antara mereka. Mereka berbuat demikian karena telah kehilangan wawasan menyeluruh dan semua kepekaan tentang semakin banyaknya kebutuhan yang diperlukan oleh perang dan rekonstruksi nasional. Perhatian mereka hanyalah pada jabatan bukan pada perjuangan; mereka ingin melindungi keistimewaan dan rutinitas yang membuat mereka bersikap kapitalis.
Manifetasi-manisfestasi ini mencerminkan kontradiksi yang selalu ada antara yang lama dan yang baru, antara kemajuan dan rutinitas, antara desakan maju dan konservatisme. Kontradiksi ini ada dalam semua revolusi dan cara yang benar untuk mengatasi masalah ini adalah mendidik semua responsavel dengan semangat kemajuan, melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dan melayani rakyat, memenangkan kaum muda untuk menjalankan kerja.
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.