Eka (tengah) menangis setelah melihat foto-foto suaminya, Ikno Riansyah dari ponsel warga. Ikno tewas ditembak Polisi Diraja Malaysia karena diduga terlibat perampokan, Ahad (13/10/2013). Foto: DALIL HARAHAP/RPG |
MERDEKAFILES, Kualalumpur - Artikel dari media ini dimuat tanggal 14 oktober 2013 dari media online Riau Pos sebagai catatan tindakan koboi Polisi Malaysia. Empat orang warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan meninggal akibat ditembak mati oleh polisi Malaysia. Keempat WNI tersebut diduga telah melakukan perampokan dan saat penyergapan melakukan perlawanan. Sehingga baku tembak pun tidak dapat dielakkan.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Konsuler KBRI Malaysia, Dino Wahyudin saat dihubungi, Ahad (13/10) petang. Ia menjelaskan, keempat BMI tersebut hingga kini masih diotopsi untuk mengetahui identitas dan luka tembakan yang telah menewaskan mereka.
Ia menegaskan, bahwa jika dari hasil otopsi tersebut terdapat bukti bahwa para polisi yang melakukan penembakan sengaja untuk menembak mati, maka pihak KBRI akan melakukan pengajuan pengadilan inquest. Pengadilan tersebut akan mengadili tindakan dan prosedur yang dilakukan oleh seorang polisi dalam bertugas jika memang mereka dinilai salah.
”Mereka memang diizinkan untuk membela diri jika memang terdesak, namun jika hasil otopsi ditemukan kejanggalan maka harus dilakukan penegakan hukum,” ujarnya. Keempat WNI yang ditembak mati tersebut atas nama Hafat,dengan nomor paspor Indonesia A0649848, kelahiran 8 Juni 1969; Iknoriansya, nomor paspor U450798, kelahiran 7 Mei 1988; Hery Setiawan, nomor paspor A4208167, kelahiran 25 November 1980 dan Wahyudi, nomor paspor A2640273. Namun dari keseluruhan paspor tersebut, menurutnya, masih belum dapat dipastikan apakah benar keempat korban sesuai dengan paspor yang ditemukan di lokasi penyergapan.
”Besok (hari ini, red) pukul 11.00 WIB, kami diberi kesempatan oleh pihak kepolisian untuk melihat dan mencocokkan paspor yang ditemukan dengan para korban,” ungkap Dino.
Ia menjelaskan, menurut keterangan polisi yang ia dapatkan, keempat WNI tersebut diduga melakukan perampokan di salah satu rumah warga. Perampokan terjadi pada Jumat dini hari. Selanjutnya, dilakukan pengejaran dan mereka ditemukan sedang bersembunyi di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.
Penyergapan dilakukan pada Jumat siang pukul 11.00 waktu setempat. Para tersangka mengeluarkan tembakan ke arah para polisi. Dari penyergapan tersebut, lanjut Dino, ditemukan beberapa barang yang diduga merupakan hasil rampokan. Yakni iPad, beberapa jam dan handphone merk terkemuka, dan sejumlah uang ringgit, serta senjata jenis revolver.
Dua hari sebelumnya, kasus serupa juga terjadi pada tiga WNI di sana. Mereka juga ditembak mati oleh polisi Malaysia atas dugaan perampokan nasabah bank. Jenazah ketiganya telah dipulangkan, Sabtu (12/10). ”Keluarga korban juga meminta jenazah mereka dipulangkan. Hal itu akan kami usahakan setelah seluruh proses selesai digelar,” tutup Dino.(jpnn)
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Konsuler KBRI Malaysia, Dino Wahyudin saat dihubungi, Ahad (13/10) petang. Ia menjelaskan, keempat BMI tersebut hingga kini masih diotopsi untuk mengetahui identitas dan luka tembakan yang telah menewaskan mereka.
Ia menegaskan, bahwa jika dari hasil otopsi tersebut terdapat bukti bahwa para polisi yang melakukan penembakan sengaja untuk menembak mati, maka pihak KBRI akan melakukan pengajuan pengadilan inquest. Pengadilan tersebut akan mengadili tindakan dan prosedur yang dilakukan oleh seorang polisi dalam bertugas jika memang mereka dinilai salah.
”Mereka memang diizinkan untuk membela diri jika memang terdesak, namun jika hasil otopsi ditemukan kejanggalan maka harus dilakukan penegakan hukum,” ujarnya. Keempat WNI yang ditembak mati tersebut atas nama Hafat,dengan nomor paspor Indonesia A0649848, kelahiran 8 Juni 1969; Iknoriansya, nomor paspor U450798, kelahiran 7 Mei 1988; Hery Setiawan, nomor paspor A4208167, kelahiran 25 November 1980 dan Wahyudi, nomor paspor A2640273. Namun dari keseluruhan paspor tersebut, menurutnya, masih belum dapat dipastikan apakah benar keempat korban sesuai dengan paspor yang ditemukan di lokasi penyergapan.
”Besok (hari ini, red) pukul 11.00 WIB, kami diberi kesempatan oleh pihak kepolisian untuk melihat dan mencocokkan paspor yang ditemukan dengan para korban,” ungkap Dino.
Ia menjelaskan, menurut keterangan polisi yang ia dapatkan, keempat WNI tersebut diduga melakukan perampokan di salah satu rumah warga. Perampokan terjadi pada Jumat dini hari. Selanjutnya, dilakukan pengejaran dan mereka ditemukan sedang bersembunyi di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.
Penyergapan dilakukan pada Jumat siang pukul 11.00 waktu setempat. Para tersangka mengeluarkan tembakan ke arah para polisi. Dari penyergapan tersebut, lanjut Dino, ditemukan beberapa barang yang diduga merupakan hasil rampokan. Yakni iPad, beberapa jam dan handphone merk terkemuka, dan sejumlah uang ringgit, serta senjata jenis revolver.
Dua hari sebelumnya, kasus serupa juga terjadi pada tiga WNI di sana. Mereka juga ditembak mati oleh polisi Malaysia atas dugaan perampokan nasabah bank. Jenazah ketiganya telah dipulangkan, Sabtu (12/10). ”Keluarga korban juga meminta jenazah mereka dipulangkan. Hal itu akan kami usahakan setelah seluruh proses selesai digelar,” tutup Dino.(jpnn)
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.