BREAK
Loading...

Memetik Biji Kopi Harus Hati-Hati



Musim panen merupakan hari yang sangat dinanti para petani kopi. Mereka menyambangi perkebunan untuk memetik biji kopi yang sudah matang berwarna kemerahan. Memetiknya pun tidak sembarangan. Jangan sampai merusak ranting pohon induknya. Selain itu, pohon kopi tidak bisa dipetik setiap hari. Setelah pemetikan yang pertama, selang 12 hari kemudian barulah pemetikan boleh dilakukan kembali pada pohon yang sama.
Sekalipun tidak dimakan manusia, namun kulitbuah kopi yang berwarna merah matang juga berasa manis saat dicecap lidah. Sayangnya, setelah masuk proses pengupasan, kulit buah kopi ini kelak akan dibuang dan dijadikan kompos atau pupuk organik. Hanya bijinya saja yang diambil.
Biji kopi itu sendiri sebenarnya adalah benih kembar dengan dua sisinya yang datar dan terbalut oleh kulit dan daging buahnya. Untuk mendapatkan bijinya, kopi harus dipisahkan dari tiga lapis kulit dan selapis daging buahnya. Proses pengupasan ini memang memerlukan proses yang cukup kompleks dan proses tersebut nantinya juga akan menentukan penampilan, kualitas rasa dan harga biji kopinya.
Perkebunan kopi kecil umumnya menyukai pengupasan dengan sistem kering karena tidak membutuhkan pengadaan peralatan khusus yang harganya terbilang mahal. Caranya, setelah dipetik biji-biji kopi itu kemudian dijemur di bawah terik matahari persis seperti menjemur padi, selama sekitar 3 minggu. Kemudian, setelah kulit bagian luarnya terkelupas, biji kopi dijemur kembali atau dikeringkan dengan mesin, Sebaliknya, perkebunan kopi besar pada umumnya mengolah tiap biji kopi dengan cara basah karena terbilang lebih efektif. Caranya, buah kopi dicuci dalam sebuah tempat yang dialiri air terus menerus hingga biji kopi terpisah dari kulit buahnya.
Setelah melalui proses pengeringan dan penyortiran, biji kopi siap dikemas dalam karung goni untuk kemudian dijual ke tempat penyangraian. Uniknya, untuk menjaga kualitas kopi olahan mereka, ada sebagian pabrik kopi yang tidak langsung menyangrai biji kopi yang mereka beli dari petani. Pabrik Kopi Aroma di Bandung misalnya, dengan sengaja menyimpan biji kopinya selama 5-8 tahun lamanya. Mengapa mesti selama itu? Menurut pengelolanya, konon itulah waktu terbaik untuk menyimpan biji kopi. Lagi pula, semakin lama biji kopi disimpan, maka kadar kafeinnya akan semakin rendah dan baik bagi kesehatan.
Sebarkan Artikel Ini :
Sebar di FB Sebar di Tweet Sebar di GPlus

About Unknown

WEBSITE ini didedikasikan untuk ilmu pengetahuan dan HUMAN BEING, silahkan memberikan komentar, kritik dan masukan. Kami menerima artikel untuk dimuat dan dikirim ke kawanram@gmail.com. Selanjutnya silahkan menghubungi kami bila memerlukan informasi lebih lanjut. Salam PEMBEBASAN!
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.