BREAK
Loading...

Pokok-Pokok Filsafat Materialisme, Dialektika, Histori (8)

Das Capital, Marx

5. NEGARA DAN REVOLUSI

1. Negara

Negara adalah alat suatu klas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai klas yang lain untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan klas yang berkuasa.
 
Negara lahir dalam masyarakat berklas sesudah klas-klas itu sendiri lahir, dan sesudah terjadi pertentangan serta timbul perlawanan dan perjuangan klas. Negara lahir sebagai akibat dari adanya perlawanan dan perjuangan klas tertindas dan terhisap terhadap klas yang menindas dan menghisap, suatu perlawanan yang terus menerus dan tidak teratasi. Untuk bisa mematahkan dan menindas serta mengatasi setiap perlawanan yang timbul dari klas yang tertindas atau dari klas lain, dan untuk menjaga serta melindungi kepentingan dan kekuasaan, serta untuk bisa menegakkan dan mempertahankan kekuasaannya lebih lanjut, klas yang berkuasa memerlukan alat kekuasaan dan kekuatan, dan itu adalah negara.
Demikian negara lahir sebagai alat kekuasaan dan alat penindas dari klas yang berkuasa terhadap klas lain, dan bukan sebagai alat pendamai dalam pertentangan klas yang berdiri diatas semua klas yang saling bertentangan.
Negara sesuai dengan fungsinya, selalu berwatak dan bersifat diktatur dari klas yang berkuasa terhadap klas yang lain.
Aparat kekuasaan negara yang utama dan penting serta pokok adalah pemerintah, angkatan bersenjata dan penjara. Ketiga aparat kekuasaan negara itu adalah mutlak dan merupakan hakekat negara. Dan dari ketiganya itu yang paling penting adalah angkatan bersenjata.
Negara sebagai alat kekuasaan berarti alat pelaksana politik atau alat pelaksana ide klas yang berkuasa. Karena itu negara merupakan suatu faktor dari bangunan atas. Dan sebagai bangunan atas, negara lahir dan berdiri diatas basis serta yang melindungi basis itu. Maka watak suatu negara tidak bisa lepas dari watak basisnya atau watak dan kepentingan sistem ekonomi yangberlangsung. Watak dan fungsi tentu sesuai dengan watak dan kepentingan basis atau sistem ekonominya, dan sesuai denga watak serta kepentingan klas yang berkuasa. Tidak bisa lain.
Negara sesuai dengan sejarah lahir dan terbentuknya, tidak selamanya ada dan mutlak. Ada jaman yang masyarakatnya hidup berlangsung tanpa ada negara, yaitu masyarakat komunal primitif sebagai masyarakat yang tidak berklas karena klas-klas belum lahir atau belum ada dalam masyarakat itu. Karena itu negara pada akhirnya juga akan lenyap dari masyarakat. Akan datang masanya yang masyarakat hidup berlangsung tanpa negara., yaitu masyarakat komunisme sebagai masyarakat yang tidak berklas karena klas-klas sudah lenyap dari masyarakat itu.
Negara pada akhirnya akan lenyap dari masyarakat bersamaan dengan lenyapnya klas-klas dari masyarakat itu pula.

2. Revolusi

Revolusi adalah perebutan dan pergantian kekuasaan dari klas yang berkuasa kepada klas lain yang lebih maju. Dengan begitu pergantian kekuasaan kepada klas lain yang reaksioner adalah bukan revolusi, tapi kontra revolusi.
Revolusi mempunyai tiga sasaran utama, yaitu politik, ekonomi dan kebudayaan. Itu berarti revolusi yang pertama-tama ditujukan untuk merebut dan mengganti kekuasaan negara. Segera sesudah itu berhasil, harus segera merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi. Kemudian sesudah kekuasaan itu mantap dan terkonsolidasi kuat, lalu merombak kebudayaan lama dengan segala sisa-sisanya untuk memenangkan dan mendominasi kebudayaan baru, kebudayaan klas yang berevolusi.
Revolusi yang sudah berhasil merebut dan mengganti kekuasaan negara, tapi tidak diteruskan untuk merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi, akan berarti revolusi itu hanya dalam bentuk, dan tidak sampai pada isinya. Revolusi yang demikian, pada hakekatnya dan pada akhirnya adalah revolusi yang gagal. Sebab hakekat suatu revolusi adalah merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi untuk merombak sistem ekonomi yang lama dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi di lapangan politik berarti merebut dan mengganti kekuasaan negara, merombak aparatnya yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru sebagai aparat revolusi, yaitu aparat yang sesuai dan untuk melaksanakan tujuan revolusi. Dan tujuan revolusi berarti tujuan klas yang berevolusi, yaitu klas yang merebut dan mengganti kekuasaan.
Revolusi di lapangan ekonomi berarti merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi. Merombak hubungan produksi yang lama dan menggantinya dengan hubungan produksi yang baru dari klas yang berevolusi, yang berarti merombak sistem ekonomi yang lama dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi di lapangan kebudayaan berarti melawan dan merombak kebiasaan dan cara berfikir yang lama dan menggantinya dengan kebiasaan dan cara berfikir yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi di lapangan politik tanpa merombak aparat yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru, aparat revolusi dari klas yang berevolusi, akan menghambat dan bisa membelokkan jalannya revolusi dari arah tujuan revolusi.
Revolusi di lapangan ekonomi tanpa merombak hubungan produksi dan sistem ekonomi yang lama untuk menggantinya dengan hubungan produksi dan sistem ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi, akan tidak ada artinya bagi tujuan revolusi, yang berarti gagal.
Revolusi di lapangan politik dan ekonomi tanpa dilanjutkan atau tanpa revolusi di lapangan kebudayaan, akan bisa menyelewengkan jalannya revolusi dari arah dan tujuan revolusi itu.
Revolusi-revolusi yang sudah terjadi dalam sejarah, bisa dibagi dalam dua kategori pokok, yaitu revolusi proletar atau revolusi sosialis dan revolusi -revolusi sebelumnya. Dua kategori pokok revolusi itu mempunyai perbedaan besar dan prinsip pada watak dan sifat serta tujuannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis adalah revolusinya klas bukan pemilik alat produksi atau revolusinya klas yang tertindas dan terhisap, yaitu revolusinya klas buruh atau klas pekerja terhadap klas pemilik alat alat produksi atau klas penghisap. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya, revolusi - revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis adalah revolusinya klas -klas pemilik alat produksi atau klas penghisap terhadap klas lain, atau terhadap klas pemilik alat produksi atau klas penghisap yang lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis bertujuan untuk menghancurkan sistem ekonomi dan masyarakat penghisapan dan menggantinya dengan sistim ekonomi dan masyarakat sosialis, yaitu sistim ekonomi dan masyarakat kolektif tanpa penghisapan. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya bertujuan untuk mengganti sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang lama dengan sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang baru.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis betugas untuk membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang sama sekali baru, yang belum terkandung atau belum tumbuh dalam sistim ekonomi dan masyarakat yang lama yang digantinya. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya bertugas membangun atau menegakan sistim ekonomi yang sudah terkandung atu sudah tumbuh didalam sistim ekonomi dan masyarakat yang lama yang diganti. Dengan begitu, revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis berarti tidak membangun sistim ekonomi yang sama sekali baru.
Revolusi Proletar atau revolusi sosialis dan revolusi-revolusi sebelumnya yang watak, sifat dan tujuannya saling berbeda secara prinsip itu, berbeda pula praktek berlangsungnya, pelaksanaannya dan penegakannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis berlangsung sampai pada penumbangan sistim ekonomi dan masyarakat yang lama beserta akar-akarnya. Pelaksanaan dan penegakannya harus dengan aparat yang baru yang bersih dari watak dan sifat-sifat lama. Sedang revolusi-revolusi sebelumnya, berlangsung sampai berlaku dan berkuasanya sistim ekonomi dan masyarakat baru dengan masih bisa membiarkan atau meneruskan berlakukanya sisa-sisa sistim ekonomi dan masyarakat lama didalam sistim ekonomi dan masyarakat baru. Pelaksanaan dan penegakannya bisa pula menggunakan atau dengan aparat-aparat lama yang masih membawa watak dan sifat-sifat lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang sama sekali baru. Karena itu, didalamnya akan berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran-fikiran lama, atau antara ideologi baru dengan ideologi lama yang ditumbangkan, yang sisa-sisanya masih berusaha untuk berkuasa kembali. Watak dan fikiran atau ideologi yang baru dan yang lama itu tidak bisa saling berintegrasi atau tidak bisa diintegrasikan, dan kontradiksi atau pertentangannya tidak bisa dikompromikan. Sedang revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang tidak sama sekali baru. Karena itu didalamnya tidak akan berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran atau ideologi yang lama. Tapi kontradiksi atau pertentangan antara keduanya itu akan melunak dan bisa dikompromikan serta bisa saling berintegrasi.
Revolusi-revolusi itu menjadi matang dan berlangsung atau terjadi dengan melalui syarat-syarat dalam proses krisis revolusioner. Tanda-tanda atau ciri-ciri dari krisis revolusioner itu ialah :

• Massa rakyat sudah tidak puas dan tidak mau dengan keadaan yang lama yang sedang berlangsung.
• Massa rakyat sudah berani dan sudah bertindak menentang dan melawan keadaan itu, baik secara bersama atau terorganisasi maupun secara sendiri-sendiri yang "anarchis".
• Klas atau pemerintah yang berkuasa sudah tidak mampu mengatasi keadaan dan tidak mampu membuat jalan keluar.
• Klas yang baru sudah siap dan sudah mampu untuk menggangti kekuasaan lama, serta sudah siap tampil kedepan memimpin dan mampu melaksanakan kepemimpinan dalam perlawanan massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah lama.

Revolusi adalah perlawanan besar dan menyeluruh dari massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau pemerintah lama yang proses kematangannya dimulai dari perlawanan-perlawanan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Revolusi selalu berlangsung dengan perlawanan dan kekerasan. Tidak ada revolusi yang berlangsung secara damai.

6. PERANAN MASSA DAN PIMPINAN DALAM SEJARAH

1. Massa

Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat yang mempunyai ikatan atau persamaan kepentingan tertentu. Massa disini berarti massa pekerja atau rakyat pekerja.
Massa rakyat pekerja adalah pencipta sejarah. Massa rakyat pekerja adalah kaum produsen. Sejarah masyarakat adalah sejarah dari massa rakyat pekerja. Sejarah adalah sejarah dari kaum produsen, dan bukan sejarah dari para pimpinan.
Massa rakyat pekerja adalah juga pelaksana dan realisator ide-ide masyarakat. Tanpa massa rakyat pekerja tidak akan ada ide-ide masyarakat atau ide-ide sosial yang bisa dilaksanakan atau direalisasi.
Massa rakyat pekerja hidup dan menghidupi serta menentukan jalan hidup dan kehidupan mereka sendiri.
Massa dalam hidup dan kehidupannya memerlukan dan mempunyai pimpinan yang lahir dari antara mereka dan mereka tentukan sendiri. Massa melahirkan dan menentukan pimpinan, dan bukan sebaliknya. Massa bukan semacam domba yang hanya menurut kemana gembalanya.

2. Pimpinan

Pimpinan adalah orang yang menjadi poros dalam hidup dan kehidupan massa, Pimpinan menjadi pedoman dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan massa.
Pimpinan adalah satu dengan massa dan lahir dari antara massa itu sendiri. Pimpinan adalah juga massa, tapi massa yang paling menonjol diantara mereka dan mempunyai banyak kelebihan dari yang lain, baik dalam hidup dan kehidupan, maupun dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan itu, serta dalam mencapai kepentingan bersama.
Kemenonjolan dan kelebihan pimpinan ialah, bahwa pimpinan dalam hal itu memiliki syarat-syarat "serba paling", yaitu paling berpengaruh, paling jauh pandangannya, paling berani, dsb. Sesuai dengan dasar kebutuhan dan kepentingan massa yang bersangkutan.
Pimpinan merupakan peresan dari massa dan cermin dari hidup dan kehidupan massanya. Pimpinan merupakan wakil dan pembawa kepentingan, perasaan dan fikiran massa yang dipimpinnya. Pimpinan yang sudah menyeleweng dan sudah tidak mewakili atau sudah tidak membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya, akan ditinggalkan dan akan diganti dengan pimpinan yang baru oleh massanya.
Pimpinan lahir dari massa serta hidup dan besar dari massa. Pimpinan akan terus diikuti oleh massa selama dia mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya. Sebaliknya, pimpinan akan jatuh dan tenggelam ditengah-tengah massa serta ditentang oleh massa dan lenyap dari massa bila dia sudah tidak lagi mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya.
Pimpinan dan massa adalah satu. Tidak bisa dipisah-pisahkan. Massa memerlukan pimpinan dalam hidup dan kehidupannya, serta dalam menempuh jalan hidup dan kehidupannya itu, juga dalam mencapai kepentingannya. Sebaliknya, pimpinan tidak bisa lahir dan tidak bisa hidup tanpa massa. Pimpinan tanpa massa tidak akan bisa berbuat apa-apa, dan tidak ada artinya.
Pimpinan hidup satu dengan massa dan ditengah-tengah massa. Pimpinan mengerti kepentingan massa, mendengarkan suara massa, memperhatikan perasaan massa, mempelajari fikiran dan pendapat massa. Lalu menyimpulkan suara, perasaan, fikiran dan pendapat massa itu. Kemudian menjadikan kesimpulan itu sebagai garis pimpinan yang sesuai dengan kepentingan massa, dan untuk mencapai kepentingan massa. Selanjutnya mengembalikan garis pimpinan itu kepada massa untuk dilaksanakan dan direalisasi.
Kesimpulan dan garis pimpinan yang tepat sesuai dengan kepentingan massa dan sesuai dengan perasaan serta fikiran massa, akan mampu memobilisasi kekuatan massa untuk melaksanakan dan merealisasinya. Massa adalah inspirator dan realisator serta penguji dari ketepatan garis pimpinan. Dengan begitu, kesimpulan dan garis pimpinan adalah berasal dari massa, kembali kepada massa, dilaksanakan dan direalisasikan oleh massa, serta untuk kepentingan massa. Maka pada akhirnya masalah yang menentukan, dan bukan pimpinan.
Kepentingan, perasaan dan fikiran massa merupakan garis massa. Dan garis massa itu menentukan serta menjadi garis pimpinan, yang pada pelaksanaan dan realisasinya kembali berakhir kepada massa yang menentukannya.
Demikian peranan massa dan pimpinan dalam sejarah perkembangan masyarakat. Pimpinan yang menunjukkan arah dan jalannya, sedang massa yang menentukan.
Sebarkan Artikel Ini :
Sebar di FB Sebar di Tweet Sebar di GPlus

About Unknown

WEBSITE ini didedikasikan untuk ilmu pengetahuan dan HUMAN BEING, silahkan memberikan komentar, kritik dan masukan. Kami menerima artikel untuk dimuat dan dikirim ke kawanram@gmail.com. Selanjutnya silahkan menghubungi kami bila memerlukan informasi lebih lanjut. Salam PEMBEBASAN!
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.