Das Capital, Marx |
5. NEGARA DAN REVOLUSI
1. Negara
Negara adalah alat suatu klas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai klas yang lain untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan klas yang berkuasa.
Negara
lahir dalam masyarakat berklas sesudah klas-klas itu sendiri lahir, dan
sesudah terjadi pertentangan serta timbul perlawanan dan perjuangan
klas. Negara lahir sebagai akibat dari adanya perlawanan dan perjuangan
klas tertindas dan terhisap terhadap klas yang menindas dan menghisap,
suatu perlawanan yang terus menerus dan tidak teratasi. Untuk bisa
mematahkan dan menindas serta mengatasi setiap perlawanan yang timbul
dari klas yang tertindas atau dari klas lain, dan untuk menjaga serta
melindungi kepentingan dan kekuasaan, serta untuk bisa menegakkan dan
mempertahankan kekuasaannya lebih lanjut, klas yang berkuasa memerlukan
alat kekuasaan dan kekuatan, dan itu adalah negara.
Demikian
negara lahir sebagai alat kekuasaan dan alat penindas dari klas yang
berkuasa terhadap klas lain, dan bukan sebagai alat pendamai dalam
pertentangan klas yang berdiri diatas semua klas yang saling
bertentangan.
Negara sesuai dengan fungsinya, selalu berwatak dan bersifat diktatur dari klas yang berkuasa terhadap klas yang lain.
Negara sesuai dengan fungsinya, selalu berwatak dan bersifat diktatur dari klas yang berkuasa terhadap klas yang lain.
Aparat
kekuasaan negara yang utama dan penting serta pokok adalah pemerintah,
angkatan bersenjata dan penjara. Ketiga aparat kekuasaan negara itu
adalah mutlak dan merupakan hakekat negara. Dan dari ketiganya itu yang
paling penting adalah angkatan bersenjata.
Negara
sebagai alat kekuasaan berarti alat pelaksana politik atau alat
pelaksana ide klas yang berkuasa. Karena itu negara merupakan suatu
faktor dari bangunan atas. Dan sebagai bangunan atas, negara lahir dan
berdiri diatas basis serta yang melindungi basis itu. Maka watak suatu
negara tidak bisa lepas dari watak basisnya atau watak dan kepentingan
sistem ekonomi yangberlangsung. Watak dan fungsi tentu sesuai dengan
watak dan kepentingan basis atau sistem ekonominya, dan sesuai denga
watak serta kepentingan klas yang berkuasa. Tidak bisa lain.
Negara
sesuai dengan sejarah lahir dan terbentuknya, tidak selamanya ada dan
mutlak. Ada jaman yang masyarakatnya hidup berlangsung tanpa ada negara,
yaitu masyarakat komunal primitif sebagai masyarakat yang tidak berklas
karena klas-klas belum lahir atau belum ada dalam masyarakat itu.
Karena itu negara pada akhirnya juga akan lenyap dari masyarakat. Akan
datang masanya yang masyarakat hidup berlangsung tanpa negara., yaitu
masyarakat komunisme sebagai masyarakat yang tidak berklas karena
klas-klas sudah lenyap dari masyarakat itu.
Negara pada akhirnya akan lenyap dari masyarakat bersamaan dengan lenyapnya klas-klas dari masyarakat itu pula.
2. Revolusi
Revolusi adalah perebutan dan pergantian kekuasaan dari klas yang berkuasa kepada klas lain yang lebih maju. Dengan begitu pergantian kekuasaan kepada klas lain yang reaksioner adalah bukan revolusi, tapi kontra revolusi.
Revolusi
mempunyai tiga sasaran utama, yaitu politik, ekonomi dan kebudayaan.
Itu berarti revolusi yang pertama-tama ditujukan untuk merebut dan
mengganti kekuasaan negara. Segera sesudah itu berhasil, harus segera
merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi. Kemudian sesudah
kekuasaan itu mantap dan terkonsolidasi kuat, lalu merombak kebudayaan
lama dengan segala sisa-sisanya untuk memenangkan dan mendominasi
kebudayaan baru, kebudayaan klas yang berevolusi.
Revolusi
yang sudah berhasil merebut dan mengganti kekuasaan negara, tapi tidak
diteruskan untuk merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi, akan
berarti revolusi itu hanya dalam bentuk, dan tidak sampai pada isinya.
Revolusi yang demikian, pada hakekatnya dan pada akhirnya adalah
revolusi yang gagal. Sebab hakekat suatu revolusi adalah merebut dan
mengoper kekuasaan atas alat produksi untuk merombak sistem ekonomi yang
lama dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang baru dari klas yang
berevolusi.
Revolusi
di lapangan politik berarti merebut dan mengganti kekuasaan negara,
merombak aparatnya yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru
sebagai aparat revolusi, yaitu aparat yang sesuai dan untuk melaksanakan
tujuan revolusi. Dan tujuan revolusi berarti tujuan klas yang
berevolusi, yaitu klas yang merebut dan mengganti kekuasaan.
Revolusi
di lapangan ekonomi berarti merebut dan mengoper kekuasaan atas alat
produksi. Merombak hubungan produksi yang lama dan menggantinya dengan
hubungan produksi yang baru dari klas yang berevolusi, yang berarti
merombak sistem ekonomi yang lama dan menggantinya dengan sistem ekonomi
yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi
di lapangan kebudayaan berarti melawan dan merombak kebiasaan dan cara
berfikir yang lama dan menggantinya dengan kebiasaan dan cara berfikir
yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi
di lapangan politik tanpa merombak aparat yang lama dan menggantinya
dengan aparat yang baru, aparat revolusi dari klas yang berevolusi, akan
menghambat dan bisa membelokkan jalannya revolusi dari arah tujuan
revolusi.
Revolusi
di lapangan ekonomi tanpa merombak hubungan produksi dan sistem ekonomi
yang lama untuk menggantinya dengan hubungan produksi dan sistem
ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi, akan tidak ada artinya bagi
tujuan revolusi, yang berarti gagal.
Revolusi
di lapangan politik dan ekonomi tanpa dilanjutkan atau tanpa revolusi
di lapangan kebudayaan, akan bisa menyelewengkan jalannya revolusi dari
arah dan tujuan revolusi itu.
Revolusi-revolusi
yang sudah terjadi dalam sejarah, bisa dibagi dalam dua kategori pokok,
yaitu revolusi proletar atau revolusi sosialis dan revolusi -revolusi
sebelumnya. Dua kategori pokok revolusi itu mempunyai perbedaan besar
dan prinsip pada watak dan sifat serta tujuannya.
Revolusi
proletar atau revolusi sosialis adalah revolusinya klas bukan pemilik
alat produksi atau revolusinya klas yang tertindas dan terhisap, yaitu
revolusinya klas buruh atau klas pekerja terhadap klas pemilik alat alat
produksi atau klas penghisap. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya,
revolusi - revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi
sosialis adalah revolusinya klas -klas pemilik alat produksi atau klas
penghisap terhadap klas lain, atau terhadap klas pemilik alat produksi
atau klas penghisap yang lama.
Revolusi
proletar atau revolusi sosialis bertujuan untuk menghancurkan sistem
ekonomi dan masyarakat penghisapan dan menggantinya dengan sistim
ekonomi dan masyarakat sosialis, yaitu sistim ekonomi dan masyarakat
kolektif tanpa penghisapan. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya
bertujuan untuk mengganti sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang
lama dengan sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang baru.
Revolusi
proletar atau revolusi sosialis betugas untuk membangun sistim ekonomi
dan masyarakat yang sama sekali baru, yang belum terkandung atau belum
tumbuh dalam sistim ekonomi dan masyarakat yang lama yang digantinya.
Sedang revolusi - revolusi sebelumnya bertugas membangun atau menegakan
sistim ekonomi yang sudah terkandung atu sudah tumbuh didalam sistim
ekonomi dan masyarakat yang lama yang diganti. Dengan begitu,
revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi
sosialis berarti tidak membangun sistim ekonomi yang sama sekali baru.
Revolusi
Proletar atau revolusi sosialis dan revolusi-revolusi sebelumnya yang
watak, sifat dan tujuannya saling berbeda secara prinsip itu, berbeda
pula praktek berlangsungnya, pelaksanaannya dan penegakannya.
Revolusi
proletar atau revolusi sosialis berlangsung sampai pada penumbangan
sistim ekonomi dan masyarakat yang lama beserta akar-akarnya.
Pelaksanaan dan penegakannya harus dengan aparat yang baru yang bersih
dari watak dan sifat-sifat lama. Sedang revolusi-revolusi sebelumnya,
berlangsung sampai berlaku dan berkuasanya sistim ekonomi dan masyarakat
baru dengan masih bisa membiarkan atau meneruskan berlakukanya
sisa-sisa sistim ekonomi dan masyarakat lama didalam sistim ekonomi dan
masyarakat baru. Pelaksanaan dan penegakannya bisa pula menggunakan atau
dengan aparat-aparat lama yang masih membawa watak dan sifat-sifat
lama.
Revolusi
proletar atau revolusi sosialis membangun sistim ekonomi dan masyarakat
yang sama sekali baru. Karena itu, didalamnya akan berlangsung
kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan
fikiran-fikiran lama, atau antara ideologi baru dengan ideologi lama
yang ditumbangkan, yang sisa-sisanya masih berusaha untuk berkuasa
kembali. Watak dan fikiran atau ideologi yang baru dan yang lama itu
tidak bisa saling berintegrasi atau tidak bisa diintegrasikan, dan
kontradiksi atau pertentangannya tidak bisa dikompromikan. Sedang
revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi
sosialis membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang tidak sama sekali
baru. Karena itu didalamnya tidak akan berlangsung kontradiksi atau
pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran atau ideologi
yang lama. Tapi kontradiksi atau pertentangan antara keduanya itu akan
melunak dan bisa dikompromikan serta bisa saling berintegrasi.
Revolusi-revolusi
itu menjadi matang dan berlangsung atau terjadi dengan melalui
syarat-syarat dalam proses krisis revolusioner. Tanda-tanda atau
ciri-ciri dari krisis revolusioner itu ialah :
• Massa rakyat sudah tidak puas dan tidak mau dengan keadaan yang lama yang sedang berlangsung.
• Massa rakyat sudah berani dan sudah bertindak menentang dan melawan keadaan itu, baik secara bersama atau terorganisasi maupun secara sendiri-sendiri yang "anarchis".
• Klas atau pemerintah yang berkuasa sudah tidak mampu mengatasi keadaan dan tidak mampu membuat jalan keluar.
• Klas yang baru sudah siap dan sudah mampu untuk menggangti kekuasaan lama, serta sudah siap tampil kedepan memimpin dan mampu melaksanakan kepemimpinan dalam perlawanan massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah lama.
Revolusi adalah perlawanan besar dan menyeluruh dari massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau pemerintah lama yang proses kematangannya dimulai dari perlawanan-perlawanan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Revolusi selalu berlangsung dengan perlawanan dan kekerasan. Tidak ada revolusi yang berlangsung secara damai.
• Massa rakyat sudah tidak puas dan tidak mau dengan keadaan yang lama yang sedang berlangsung.
• Massa rakyat sudah berani dan sudah bertindak menentang dan melawan keadaan itu, baik secara bersama atau terorganisasi maupun secara sendiri-sendiri yang "anarchis".
• Klas atau pemerintah yang berkuasa sudah tidak mampu mengatasi keadaan dan tidak mampu membuat jalan keluar.
• Klas yang baru sudah siap dan sudah mampu untuk menggangti kekuasaan lama, serta sudah siap tampil kedepan memimpin dan mampu melaksanakan kepemimpinan dalam perlawanan massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah lama.
Revolusi adalah perlawanan besar dan menyeluruh dari massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau pemerintah lama yang proses kematangannya dimulai dari perlawanan-perlawanan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Revolusi selalu berlangsung dengan perlawanan dan kekerasan. Tidak ada revolusi yang berlangsung secara damai.
6. PERANAN MASSA DAN PIMPINAN DALAM SEJARAH
1. Massa
Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat yang mempunyai ikatan atau persamaan kepentingan tertentu. Massa disini berarti massa pekerja atau rakyat pekerja.
Massa
rakyat pekerja adalah pencipta sejarah. Massa rakyat pekerja adalah
kaum produsen. Sejarah masyarakat adalah sejarah dari massa rakyat
pekerja. Sejarah adalah sejarah dari kaum produsen, dan bukan sejarah
dari para pimpinan.
Massa
rakyat pekerja adalah juga pelaksana dan realisator ide-ide masyarakat.
Tanpa massa rakyat pekerja tidak akan ada ide-ide masyarakat atau
ide-ide sosial yang bisa dilaksanakan atau direalisasi.
Massa rakyat pekerja hidup dan menghidupi serta menentukan jalan hidup dan kehidupan mereka sendiri.
Massa
dalam hidup dan kehidupannya memerlukan dan mempunyai pimpinan yang
lahir dari antara mereka dan mereka tentukan sendiri. Massa melahirkan
dan menentukan pimpinan, dan bukan sebaliknya. Massa bukan semacam domba
yang hanya menurut kemana gembalanya.
2. Pimpinan
Pimpinan adalah orang yang menjadi poros dalam hidup dan kehidupan massa, Pimpinan menjadi pedoman dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan massa.
Pimpinan
adalah satu dengan massa dan lahir dari antara massa itu sendiri.
Pimpinan adalah juga massa, tapi massa yang paling menonjol diantara
mereka dan mempunyai banyak kelebihan dari yang lain, baik dalam hidup
dan kehidupan, maupun dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan itu,
serta dalam mencapai kepentingan bersama.
Kemenonjolan
dan kelebihan pimpinan ialah, bahwa pimpinan dalam hal itu memiliki
syarat-syarat "serba paling", yaitu paling berpengaruh, paling jauh
pandangannya, paling berani, dsb. Sesuai dengan dasar kebutuhan dan
kepentingan massa yang bersangkutan.
Pimpinan
merupakan peresan dari massa dan cermin dari hidup dan kehidupan
massanya. Pimpinan merupakan wakil dan pembawa kepentingan, perasaan dan
fikiran massa yang dipimpinnya. Pimpinan yang sudah menyeleweng dan
sudah tidak mewakili atau sudah tidak membawa kepentingan, perasaan dan
fikiran massanya, akan ditinggalkan dan akan diganti dengan pimpinan
yang baru oleh massanya.
Pimpinan
lahir dari massa serta hidup dan besar dari massa. Pimpinan akan terus
diikuti oleh massa selama dia mewakili dan membawa kepentingan, perasaan
dan fikiran massanya. Sebaliknya, pimpinan akan jatuh dan tenggelam
ditengah-tengah massa serta ditentang oleh massa dan lenyap dari massa
bila dia sudah tidak lagi mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan
fikiran massanya.
Pimpinan
dan massa adalah satu. Tidak bisa dipisah-pisahkan. Massa memerlukan
pimpinan dalam hidup dan kehidupannya, serta dalam menempuh jalan hidup
dan kehidupannya itu, juga dalam mencapai kepentingannya. Sebaliknya,
pimpinan tidak bisa lahir dan tidak bisa hidup tanpa massa. Pimpinan
tanpa massa tidak akan bisa berbuat apa-apa, dan tidak ada artinya.
Pimpinan
hidup satu dengan massa dan ditengah-tengah massa. Pimpinan mengerti
kepentingan massa, mendengarkan suara massa, memperhatikan perasaan
massa, mempelajari fikiran dan pendapat massa. Lalu menyimpulkan suara,
perasaan, fikiran dan pendapat massa itu. Kemudian menjadikan kesimpulan
itu sebagai garis pimpinan yang sesuai dengan kepentingan massa, dan
untuk mencapai kepentingan massa. Selanjutnya mengembalikan garis
pimpinan itu kepada massa untuk dilaksanakan dan direalisasi.
Kesimpulan
dan garis pimpinan yang tepat sesuai dengan kepentingan massa dan
sesuai dengan perasaan serta fikiran massa, akan mampu memobilisasi
kekuatan massa untuk melaksanakan dan merealisasinya. Massa adalah
inspirator dan realisator serta penguji dari ketepatan garis pimpinan.
Dengan begitu, kesimpulan dan garis pimpinan adalah berasal dari massa,
kembali kepada massa, dilaksanakan dan direalisasikan oleh massa, serta
untuk kepentingan massa. Maka pada akhirnya masalah yang menentukan, dan
bukan pimpinan.
Kepentingan,
perasaan dan fikiran massa merupakan garis massa. Dan garis massa itu
menentukan serta menjadi garis pimpinan, yang pada pelaksanaan dan
realisasinya kembali berakhir kepada massa yang menentukannya.
Demikian peranan massa dan pimpinan dalam sejarah perkembangan masyarakat. Pimpinan yang menunjukkan arah dan jalannya, sedang massa yang menentukan.
Demikian peranan massa dan pimpinan dalam sejarah perkembangan masyarakat. Pimpinan yang menunjukkan arah dan jalannya, sedang massa yang menentukan.
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.