BREAK
Loading...

Kondisi Kelas Pekerja Inggris: Embrio Sosialisme Ilmiah

 
Friederich Engels lahir di Barmen, provinsi Rhine, kerajaan Prussia (jadi, di provinsi yang sama dengan tempat kelahiran Karl Marx, sekarang Wuppertal, Rhine, Westphalia Utara, Jerman) pada tanggal 28 November 1820. Provinsi Rhine sendiri adalah pusat dari industri kain dan wol pada zaman itu, sehingga tak berapa lama lagi menjadi pusat ilmu teknik dan teknologi modern.

Sebagai salah satu pendiri sosialisme modern atau sosialisme ilmiah di balik nama besar Karl Marx, Engels menguraikan hasil penelitiannya dalam buku pertamanya The Condition of the Working Class in England yang disadur ke haribaan pembaca Indonesia. Selama menulis buku ini, dia tetap terlibat dalam jurnalisme radikal dan politik. Dia mengadakan pertemuan dengan beberapa anggota organisasi buruh dan Chartist serta menulis untuk beberapa jurnal di Inggris, seperti The Northern Star (harian Chartist), New Moral World milik Robert Owen dan surat kabar Democratic Review.

Marx sangat tertarik dengan kecemerlangan dan semangat dari karya ini, berikut luasnya bukti-bukti yang dipaparkan berkaitan dengan kekejian kapitalisme. Dalam Das Kapital, Jilid I, Marx mencatat, “Selama menyangkut periode awal dari industri skala besar di Inggris sampai tahun 1845, saya hanya membahasnya sekilas dan menyarankan pembaca untuk mengacu secara lebih rinci pada karya Friedrich Engels, The Condition of the Working Class in England.”

Buku Engels ini lebih dari sekadar katalog dampak-dampak kapitalisme yang mengerikan. Dengan kematangan intelektual yang sangat mengesankan, pada usia 24 tahun, Engels sudah menggunakan konsep keterasingan manusia yang sudah dipahaminya dari wacana Hegelian Muda. Konsep ini diterapkan untuk menyaksikan realitas material pada zaman Victorian Inggris. Dengan demikian, buku ini adalah rancangan ideologis dari Sosialisme Ilmiah.

Metode penelitian ilmiah Engels ternyata mendahului participatory observation (pengamatan terlibat) atau Participatory Action Research (PAR, live in dalam istilah aktivis) yang berkembang sejak dekade 1940an sampai saat ini dalam penelitian ilmiah formal. Jauh sebelum Kurt Lewin yang pertama kali memakai istilah ini dan Paulo Freire yang melakukan metode serupa, Engels sudah memulainya pada dasawarsa 1840an.

Sosialisme modern berupaya mengajukan suatu panduan sebagai antitesis di dalam kapitalisme itu sendiri, terutama bertolak dari pengalaman perjuangan kelas pekerja sebagai bagian masyarakat sipil yang mendirikan dan menjalankan peradabannya. Dalam upaya ini, Sosialisme modern dari Engels dan Marx sudah mengungkapkan hukum-hukum perkembangan masyarakat (internal laws), bukan sekadar teori ilmu sosial. Jadi, kalau hukum-hukum Kapitalisme itu ternyata anti kemanusiaan dan anti alam, lalu bagaimana sikap para pejuang revolusioner saat ini? Dalam kerangka permasalahan seperti inilah buku saduran ini hadir.

Penerbit : Penerbit Nusantara

Penulis : Friederich Engels, saduran Hidayat Purnama

Edisi : softcover

ISBN : 978-602-99186-7-0

Tgl/bln/thn terbit : September 2012

Bahasa : Indonesia

Halaman : 182 halaman

Dimensi : 14×21 cm

Kertas : cover glossy, isi bookpaper

Berat : 0,3 gr

harga : Rp 39.000,00
Sebarkan Artikel Ini :
Sebar di FB Sebar di Tweet Sebar di GPlus

About Unknown

WEBSITE ini didedikasikan untuk ilmu pengetahuan dan HUMAN BEING, silahkan memberikan komentar, kritik dan masukan. Kami menerima artikel untuk dimuat dan dikirim ke kawanram@gmail.com. Selanjutnya silahkan menghubungi kami bila memerlukan informasi lebih lanjut. Salam PEMBEBASAN!
    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar :

  1. coba test lagi supaya kelihatan ada hasilnya.......................

    ReplyDelete

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.