BREAK
Loading...

32 Tahun Kami Ngak Jumpa

Aku SMS Ageng:”Geng rabu 28 nov sampai senin 3 des aku di Pontianak”. Kalau bisa kita jumpalah. Gayung bersambut: Oke Martin, saya sedang di Jakarta sabtu sudah pulang. Terpikir sama aku undang Ageng tuk ikut serta di launching bukuku (baca status/notes:Aku Membuka Launching Buku).


Tapi kubatalkan undang Ageng karena takut mengganggu kesibukannya di kantor. Tapi, aku bertekad sekali ini harus jumpa dengan Ageng,

Ageng kawan sekelas sejak kelas 2 SD Immanuel Medan. Terkenal punya banyak prestasi diluar pelajaran sekolah. Jago gambar, atlit lari, jago gitar dan banyak kawan. Dikelas tidak begitu ribut tapi selalu mendapat perhatian dari kawan kawan cewek. Punya banyak koleksi komik Indonesia maupun pemain silat Cina. Dulu kami sering dikasih pinjam koleksi komiknya.

Dari Usdek aku tahu bahwa Ageng domisili di Pontianak. Dulu Aslan Lani pernah jumpa dengan Ageng di Pontianak. Dan, lewat chat aku bisa dapat no HPnya.

Tiga minggu yang lalu waktu ke Pontianak tidak punya kesempatan jumpa Ageng karena terlalu heboh jadi pedagang kaki lima jual bukuku. Sehingga Ageng tak sempat aku hubungi.

Hari Minggu siang aku SMS Ageng:”Apa sudah di Pontianak?”. Secepat kilat Ageng balas SMSku ”Sudah,..Tapi siang ini ada tamu. Nanti sehabis magrib aku kontak. Berdebar aku membaca SMS kawan SMA yang sudah 32 tahun tak jumpa. Pasti dia sebagai pejabat imigrasri Kalbar sudah sangat berbeda dengan kondisi waktu masa SMA di Medan. Iya...dulu kita mabok lagu lagu Harry Roesli,bikin vocal group, manggung perpisahan SMA.Hua...ha...ha...Aku dulu pernah bikin vocalgrup sama Singal Sidauruk, kata Ageng.

Aku yang biasanya pakai celana pendek bingung karena celana panjang (satu satunya) yang kubawa ke Pontianak sedang basah. Matilah aku ini, kalau si Ageng tak nyaman jalan dengan aku bercelana pendek. Gawat !!. Kucoba tenangkan diri sambil berharap aku diperkenankan Ageng bercelana pendek. Mandi bersih merokok sepukul duduk di teras depan kantor sekretariat kawanku tempat menginap. Hanya gang kecil sempit, pasti repot kalau mobil masuk. Makanya aku minta Ageng miscal, kalau sudah sampai ke mulut gang. Biar aku jalan kaki menjumpai Ageng di jalan besar.

Ageng miscal. Aku secepat kilat bergegas ke jalan besar. Kutengok Ageng sedang ditoko buah membeli jeruk. Kupeuk dia:”Kau awet muda masih belum berubah sampai sekarang”. Ageng juga rangkul aku sambil senyum:”Iya...Tin, aku rutin olahraga”. Dua anakku sudah raih S1 dan sudah dapat kerja di Jakarta. Hanya tinggal satu yang kuliah di Bandung. Mak !!!...Tak terasa 1-2 tahun lagi Ageng punya menantu. Sementara anakku masih kelas 1 SMA, masih sangat panjang perjalanan ini.

Makan bersama tak henti hentinya kami bicara mengenang suasana ketika SD, SMP, SMA. Waktu naik sepeda ke rumah Tety Hutabarat yang naksir Ageng Hua...ha...ha.. Bersama Ario dan Edwin Manalu. Kemudian acara pertemuan orang tua murid. Sore hari orang tua pulang dari sekolah banyak mendiskusikan kebandelan kita di kelas. Lantas kita dapat peringatan dari orang tua Hua...ha... Pertandingan antar sekolah swasta Medan dalam Immanuel Cup. Berhantam dengan kawan sekelas, belajar merokok di kantin si Oma. Nyontek waktu ujian, kenapa marah guru. Sok naksir cewek, hanya berpandangan mata dan senyum tersipu, malamnya payah tidur berangan angan memadu cinta sama si cewek idaman (kawan sekelas atau kelas sebelah). Hua...ha...ha..

Sudah itu bikin gangk Kick and Co, mencicil beli peralatan lampu diskotik dikordinir si Taufik. Kenal sama gangk T Rex anak muda Jl Batam (di belakang rumah sakit Herna). Sok ngebut di segi empat patung Ahmad Yani (Elizabeth, SMA Harapan), ditangkap polisi tabrakan Hua..ha..Sok preman Hua...ha..ha... Kadang kalau malam minggu jalan sama anak Camp Hua..ha...ha... Kebut kebutan sama anak Nenggekh Hua...ha...ha..

Tiba tiba Aslan telepon Ageng. Lantas, Ageng serahkan telepon ke aku: Iiii...Aslan nampak terkejut heran. Kok bisa pula kau jumpa sama si Ageng. Aslan terpingkel pingkel ketawa sehingga tak kuasa melanjutkan bicara.

Dulu si Hulman itu naksir si Tety Hutabarat kubilang sama Ageng. Kami tertawa:Tapi, si Tety itu naksir aku, kata Ageng. Yah,..Cinta monyet Hua...ha...ha...Kita dulu memang masih sangat kampungan Hua...ha...ha..Kembali lagi kami ketawa.

Dalam perjalanan pulang Sri Ita ditelepon Ageng. Hua...ha...ha..Tin, sudah puluhan tahun aku tak pernah dengar kata:”Pukimak”,gara gara bukumu aku jadi teringat. Hua...ha...ha..Aku baru terima bukumu dari Usdek waktu ada pesta keluarga.Belum siap kubaca tapi ketawa ketawa aku membacanya.”Oke..Tin, ada rencana reuni maret mendatang. Kita bisa sama sama berangkat dari Pontianak, kata Ageng. Yah,..Mudah mudahan rencana Ageng bisa terrealisir.Sudah rindu kali aku jumpa kalian.AKu suruh Ageng sebentar. Aku masuk ke rumah hanya ambil buku untuk serahkan ke Ageng.
Sebarkan Artikel Ini :
Sebar di FB Sebar di Tweet Sebar di GPlus

About Unknown

WEBSITE ini didedikasikan untuk ilmu pengetahuan dan HUMAN BEING, silahkan memberikan komentar, kritik dan masukan. Kami menerima artikel untuk dimuat dan dikirim ke kawanram@gmail.com. Selanjutnya silahkan menghubungi kami bila memerlukan informasi lebih lanjut. Salam PEMBEBASAN!
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.