Anda mungkin punya banyak pengetahuan, tapi sayang pengetahuan itu tersimpan di komputer Anda, di flash disk, atau di external harddisk. Orang lain tidak bisa mengakses pengetahuan tersebut dan memanfaatkannya, sehingga pengetahuan Anda tidak produktif. Bahkan, untuk Anda sendiri pun mungkin hanya sebagian kecil yang termanfaatkan. Padahal, untuk mendapatkannya, Anda membutuhkan waktu bertahun-tahun. Pengetahuan ini merupakan hasil konstruksi dari pengalaman yang Anda himpun selama belajar dan bekerja, namun kemanfaatannya terbatas.
Banyak organisasi dan perusahaan menghadapi persoalan seperti itu. Banyak perusahaan tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka ketahui. Banyak organisasi tidak memahami bahwa pengalaman yang diperoleh dan keahlian yang diterapkan di satu bagian organisasi dapat mendongkrak kinerja di bagian lain. Pengetahuan dan pengalaman disimpan di masing-masing bagian sehingga bagian lain tidak bisa mengaksesnya, apa lagi merasakan manfaatnya.
Bagi organisasi, aktivitas berbagi sebenarnya dimaksudkan untuk menjadikan pengetahuan tersebut lebih produktif. Pengalaman bagian tertentu dalam memecahkan suatu persoalan berpotensi membantu bagian lain yang tengah menghadapi persoalan serupa. Berbagi pengetahuan, dengan demikian, akan membantu organisasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan-tujuan bisnisnya.
Jadi, berbagi pengetahuan itu bukanlah semata-mata demi berbagi. Sama pentingnya dengan berbagi pengetahuan, atau boleh dibilang bahkan lebih penting, ialah belajar menjadikan pengetahuan itu lebih produktif. Lebih produktif memiliki arti bahwa orang-orang di dalam organisasi, dari bagian manapun, dapat memanfaatkan pengetahuan tersebut secara praktis. Menyimpan pengetahuan di dalam server tertentu tanpa ada yang memanfaatkannya untuk memecahkan suatu persoalan sama saja dengan menimbun pengetahuan yang manfaatnya tidak terpakai sepenuhnya.
Menjadi tugas bersama untuk memikirkan bagaimana kemestian itu diwujudkan. Bila orang memahami manfaat berbagi pengetahuan untuk tujuan produktif, niscaya langkahnya tidak terlampau sukar. Secara bersama-sama, orang di dalam organisasi perlu menyadari bahwa banyak manfaat yang bisa diperoleh dari berbagi pengetahuan, di antaranya membantu mereka mengerjakan tugas lebih efektif, membuat mereka bisa mempertahankan pekerjaan, membantu memajukan karier, mendatangkan penghargaan dan pengakuan, serta menghindari terulangnya kembali kesalahan serupa. Kesadaran inilah yang bisa mendorong aktivitas berbagi pengetahuan menjadi kenyataan. Bilamana hal itu terwujud, berarti sudah terjadi pergeseran pemahaman dari ‘knowledge is power’ menjadi ‘sharing knowledge is power’.
Kita dapat membayangkan bahwa berbagi pengetahuan itu merupakan proses sinergetis. Apabila saya berbagi gagasan dengan orang lain mengenai suatu produk atau cara mengerjakan sesuatu, langkah ini akan membantu saya dalam memperbaiki gagasan itu. Mengapa begitu? Sebab, ketika kita berbagi, orang lain akan terdorong untuk memberikan masukan dan saran sehingga gagasan tersebut berpotensi menjadi lebih baik. Bersikap terbuka terhadap orang lain, berbagi bersama, akan membantu kita meraih tujuan individu maupun tujuan bersama.
Orang terkadang tidak menyadari betapa bermanfaatnya pengetahuan tertentu bagi orang lain. Seseorang mungkin memiliki pengetahuan dan menggunakannya dalam situasi tertentu, tapi ia tidak menyadari bahwa orang lain pada waktu dan tempat yang berbeda dapat memanfaatkan pengetahuan yang sama untuk memecahkan persoalan lain. Pengetahuan untuk kebutuhan tertentu mungkin berguna untuk konteks yang sama sekali berbeda, atau pengetahuan itu menjadi pemicu bagi lahirnya suatu inovasi. Ketika orang enggan berbagi pengetahuan, mungkin dikarenakan ia tidak mengetahui apa tujuannya. Menyadari bahwa berbagi pengetahuan akan produktif bagi tercapainya tujuan organisasi niscaya bisa mendorong seseorang untuk bersedia berbagi. Ia tidak akan merasa cemas orang lain menjadi semakin pintar, sebab dirinya pun bertambah pintar
Banyak organisasi dan perusahaan menghadapi persoalan seperti itu. Banyak perusahaan tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka ketahui. Banyak organisasi tidak memahami bahwa pengalaman yang diperoleh dan keahlian yang diterapkan di satu bagian organisasi dapat mendongkrak kinerja di bagian lain. Pengetahuan dan pengalaman disimpan di masing-masing bagian sehingga bagian lain tidak bisa mengaksesnya, apa lagi merasakan manfaatnya.
Bagi organisasi, aktivitas berbagi sebenarnya dimaksudkan untuk menjadikan pengetahuan tersebut lebih produktif. Pengalaman bagian tertentu dalam memecahkan suatu persoalan berpotensi membantu bagian lain yang tengah menghadapi persoalan serupa. Berbagi pengetahuan, dengan demikian, akan membantu organisasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan-tujuan bisnisnya.
Jadi, berbagi pengetahuan itu bukanlah semata-mata demi berbagi. Sama pentingnya dengan berbagi pengetahuan, atau boleh dibilang bahkan lebih penting, ialah belajar menjadikan pengetahuan itu lebih produktif. Lebih produktif memiliki arti bahwa orang-orang di dalam organisasi, dari bagian manapun, dapat memanfaatkan pengetahuan tersebut secara praktis. Menyimpan pengetahuan di dalam server tertentu tanpa ada yang memanfaatkannya untuk memecahkan suatu persoalan sama saja dengan menimbun pengetahuan yang manfaatnya tidak terpakai sepenuhnya.
Menjadi tugas bersama untuk memikirkan bagaimana kemestian itu diwujudkan. Bila orang memahami manfaat berbagi pengetahuan untuk tujuan produktif, niscaya langkahnya tidak terlampau sukar. Secara bersama-sama, orang di dalam organisasi perlu menyadari bahwa banyak manfaat yang bisa diperoleh dari berbagi pengetahuan, di antaranya membantu mereka mengerjakan tugas lebih efektif, membuat mereka bisa mempertahankan pekerjaan, membantu memajukan karier, mendatangkan penghargaan dan pengakuan, serta menghindari terulangnya kembali kesalahan serupa. Kesadaran inilah yang bisa mendorong aktivitas berbagi pengetahuan menjadi kenyataan. Bilamana hal itu terwujud, berarti sudah terjadi pergeseran pemahaman dari ‘knowledge is power’ menjadi ‘sharing knowledge is power’.
Kita dapat membayangkan bahwa berbagi pengetahuan itu merupakan proses sinergetis. Apabila saya berbagi gagasan dengan orang lain mengenai suatu produk atau cara mengerjakan sesuatu, langkah ini akan membantu saya dalam memperbaiki gagasan itu. Mengapa begitu? Sebab, ketika kita berbagi, orang lain akan terdorong untuk memberikan masukan dan saran sehingga gagasan tersebut berpotensi menjadi lebih baik. Bersikap terbuka terhadap orang lain, berbagi bersama, akan membantu kita meraih tujuan individu maupun tujuan bersama.
Orang terkadang tidak menyadari betapa bermanfaatnya pengetahuan tertentu bagi orang lain. Seseorang mungkin memiliki pengetahuan dan menggunakannya dalam situasi tertentu, tapi ia tidak menyadari bahwa orang lain pada waktu dan tempat yang berbeda dapat memanfaatkan pengetahuan yang sama untuk memecahkan persoalan lain. Pengetahuan untuk kebutuhan tertentu mungkin berguna untuk konteks yang sama sekali berbeda, atau pengetahuan itu menjadi pemicu bagi lahirnya suatu inovasi. Ketika orang enggan berbagi pengetahuan, mungkin dikarenakan ia tidak mengetahui apa tujuannya. Menyadari bahwa berbagi pengetahuan akan produktif bagi tercapainya tujuan organisasi niscaya bisa mendorong seseorang untuk bersedia berbagi. Ia tidak akan merasa cemas orang lain menjadi semakin pintar, sebab dirinya pun bertambah pintar
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.