Buku ini benar-benar sakti. bikin terpingkal-pingkal membacanya, bikin sakit kepala, bikin emosi, marah-marah, bikin sedih, bikin bahagia. tapi peringatan keras bagi pecinta tata bahasa baku bahasa indonesia, buku ini sama sekali tak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang selama ini kalian puja-puji itu. untuk pemuja bahasa indonesia baku, tak dianjurkan membeli buku ini
Judul: BAH! Kumpulan Renungan Singkat Unkonvensionil
Karya Tulis : Martin Siregar
Design Cover dan ilustrasi gambar : Yayak Yatmaka
Lay out : Pay Jarot Sujarwo
Tebal : xvi + 294 Halaman
Peresensi : Anggie Maharani
Pemerhati sastra Sanggau Kalbar
Ini adalah buku ketiga Martin Siregar. Buku pertama “Istriku” Kumpulan Cerpen Unkonvensionilm Jilid I (2003)”, langsung laris manis habis terjual. Buku terbit atas dukungan program kerjasama Ikatan Penerbit (IKAPI) Kalbar dengan Ford Foundation. Terbitnya buku ini mendorong Martin Siregar semakin mencintai kegiatan menulis. Sempat rutin menulis opini dan komentar pada surat kabar Suaka Pontianak tahun 2004. Dan selalu menulis makalah, refleksi, fiksi dan mencicil cerpen tuk diterbitkan. Sebenarnya naskah cerpen sudah tuntas naik cetak 2005. Tapi buku:”Kawan Kentalku Bason” Kumpulan Cerpen Unkonvensinil Jilid II, baru dapat diterbitkan tahun 2007 atas dukungan Members of The Camp Connection Medan. Buku kedua punya nasib yang sama dengan buku pertama. Laris manis laku terjual lewat gaya jual perkawanan model indi.Hadirnya facebook membuat Martin Siregar semakin terpacu, Sangat produkti menulis fiksi opini renungan yang disebarluaskan di kalangan perkawanan facebook. Naskah buku:”Kumpulan Renungan Singkat Unkonvensinil”. Sebenarnya sudah bisa diterbitkan tahun 2010. Kembali lagi Martin Siregar mengalami hambatan untuk menerbitkan buku ini. Dan, atas dukungan “gerombolan unkonvensinil” (**)buku ini terbit september 2012.
Diawali kata penghantar dari Pay Jarot Sujarwo Pontianak dan Jemie Simatupang Medan (keduanya perwakilan gerombolan unkonvensionil), buku langsung membahas Wacana Unkonvensionil yang sampai sekarang belum terformulasi dengan baik dan benar. Bab II Bertutur tentang:”Dunia Tulis Menulis”. Pada kesempatan ini Martin Siregar mengaku bahwa sejak zaman dahulu kala dihimbau untuk menulis. Tapi dia tidak memperdulikan dan baru bertobat mulai giat menulis ketika berumur 41 tahun, Nilai filosofi menulis, kegagalan membentuk kelompok, serta perdebatan hal ikwal unkonvensinil dipaparkan pada Bab II
Setelah itu Martin Siregar memberikan tinjauan kritis mengenai kehidupan ummat beragama. Kemunafikan, dan penyimpangan dogmatika/teologia agama ditelanjangi Martin Siregar pada ...Bab III:”Perspektif Teologia”. Buku ini mengalir lancar karena pada Bab IV”Aku dan Kehidupan” menceritakan konflik bathin maupun kisah manis sejarah linear kehidupannya menyusuri garis matahari. Banyak pesan yang bisa memandu pembaca menghadapi kehidupan yang pincang. Selanjutnya Bab V:”Kisah Tentang Kawan Kawan” Realitas kehidupan sehari hari, kepincangan sosial, sosok sahabat muda yang kerja untuk perubahan sosial, pergumulan dalam gerakan sosial, dikupas tuntas pada bab ini.
Buku diakhiri dengan Bab VI:”Lampiran”.Jemie Simatupang menceritakan pengalaman Martin Siregar mengorganeser kelompok anak pedesaan korban Tsunami di Meulaboh Aceh Barat. Selanjutnya, cerita tentang keunikan yang dirasakan Budi Rahman melihat karakter bohemian acuh tak acuh sahabat tuanya Martin Siregar. Muchin cerita soal gaya Martin Siregar desak dan terror orang agar selalu menulis dengan gaya hasut PKI. Iphiet Safitri Rayuni kawan muda Martin Siregar ikut menulis. Semula Iphit pikir orang gendut Martin Siregar adalah kaki tangan intelijen yang nyusup ke aksi mahasiswa (1998). Tapi pada akhirnya mereka berkawan akrab saling curhat walaupun berjauhan. Pada lampiran ada juga tulisan kawan lama Martin Siregar. Yayak Yatmaka (sekaligus ilutrator dan cover buku ini) kartunis dan buron orde baru yang sampai sekarang masih membandel Hua...ha...ha.., menuliskan kesan tentang kawan kentalnya Martin Siregar.
Yah,..Buku ini berenergi menuntun kita semakin tajam melihat realitas kehidupan, walau dengan bahasa yang ringan santai. Tapi, memberi pesan yang sangat mendalam.
(**) Gerombolan Unkonvensionil: Merupakan kelompok kecil yang terus menerus mempertebal kecintaan terhadap kegiatan menulis dan usaha menerbitkan buku. Tidak patuh terhadap tata bahasa baku bahasa Indonesia. Lebih tertarik mempergunakan bahasa yang gampang dimengerti daripada bahasa Indoensia yang baik dan benar. Selalu bertutur tentang hiruk pikuk kehidupan sehari hari sebagai sarana menjernihkan mata hati sidang pembaca. Dan, berharap dapat memberi konstribusi untuk perubahan sosial dalam arti sesungguhnya.
Harga Eceran: Rp.70.000 (belum termasuk ongkos kirim di luar pontianak)
Transfer No.Rekening :
Bank Mandiri Sanggau 146 – 00 – 0652365 – 3 atas nama Martin Siregar
atau
Bank BCA no rekening: 0291465781 atas nama PY. Djarot Sujarwo
bagi pemesan di luar pontianak, yang berminat membeli ongkos kirim 20.000 rupiah. dan jika sudah transfer, harap alamat pengiriman dikirim ke inbox Pay Jarot Sujarwo atau Martin Siregar, atau SMS ke 085750568003 atau 081256918507
0 komentar :
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Mohon tidak memberikan komentar bermuatan penghinaan atau spam, Kita semua menyukai muatan komentar yang positif dan baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.